BACA JUGA: Tunisia Berkabung Tiga Hari
Mengapa? Jawabannya, Washington tidak mau kehilangan sekutu dekat dan kepentingan politik serta ekonomi di Semenanjung Arab"Para pejabat AS sangat berhati-hati dalam mengomentari Revolusi Melati (istilah media untuk menyebut revolusi di Tunisia)
BACA JUGA: Banjir-Longsor Brazil Tewaskan Lebih dari 1.000
Sejauh ini Gedung Putih hanya merilis pernyataan yang berisi kecaman terhadap penggunaan senjata dan kekerasan serta memuji keberanian para pengunjuk rasa," kritik Shaun Waterman, jurnalis senior The Washington Times, Kamis lalu (20/1)Selama sepekan terakhir, mulai aksi bakar diri Mohammed Bouazizi sampai hengkangnya Zine El Abidine Ben Ali dan Leila Trabelsi dari Tunisia, Obama dan Hillary sama sekali tidak buka suara
BACA JUGA: Lee Kuan Yew Berwasiat untuk Hancurkan Rumahnya
Episode demi episode revolusi itu tidak menggugah sisi kemanusiaan atau ideologi demokrasi dua tokoh penting Negeri Paman Sam itu"Secara pribadi pun, mereka yang biasanya kritis terhadap fenomena politik dan sosial tidak berkomentar," sesal Waterman.Reaksi pertama Washington soal kericuhan di Kota Tunis dan sekitarnya itu baru muncul Kamis waktu setempatDepartemen Luar Negeri lewat jubirnya, P.JCrowley, merilis pernyataan tertulis lewat e-mail"AS siap memberikan bantuan dan dukungan teknis kepada Tunisia dalam mempersiapkan pemilu yang akan datangKami juga akan terus memantau segala macam perkembangan yang terjadi di sana," ungkapnya dalam surat elektronik tersebut.
Crowley menambahkan bahwa Washington mendukung setiap langkah yang diambil pemerintahan sementara Tunisia menuju perbaikan"Kami yakin, setiap kebijakan yang diambil pemerintahan transisi akan membawa Tunisia ke arah yang lebih baikKami siap membantuTapi, perubahan itu harus berasal dari dalam negeri (Tunisia)," tegasnya.
Komentar Washington yang sangat datar itu jelas memantik protesSalah satunya berasal dari Steven ACookPengamat senior urusan Timur Tengah pada Dewan Hubungan Internasional itu bahkan menyebut Hillary plinplanSebab, bertepatan dengan pergolakan awal Tunisia pekan lalu, mantan ibu negara AS tersebut mengimbau para pemimpin Arab untuk melakukan reformasi dalam pemerintahan masing-masing.
"Sehari sebelum Ben Ali kabur dari Tunisia, dia menegaskan bahwa pemimpin-pemimpin Arab yang bertahan pada status quo hanya mampu meredam krisis politik untuk sementara waktuJika ingin negaranya menjadi lebih baik, para pemimpin Arab harus melakukan perombakan," kata Cook yang mengutip perkataan HillarySayang, lanjut dia, kata-kata Hillary itu kosong belakaSaat Tunisia berevolusi, jatuh dalam krisis dan kini mulai kehilangan arah, Washington mematung(hep/c10/dos/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FBI Ringkus 127 Gangster
Redaktur : Tim Redaksi