Mantan Presiden Ben Ali Koma

Sabtu, 19 Februari 2011 – 14:21 WIB
TUNIS - Bukan hanya Hosni Mubarak yang mengalami kemunduran fisik setelah lengser akibat revolusiZine El Abidine Ben Ali, Presiden Tunisia yang tumbang gara-gara Revolusi Melati pada 14 Januari lalu pun mengalaminya

BACA JUGA: Oposisi Rebut Kota di Timur Libya

Kemarin (18/2), tokoh 74 tahun itu dilaporkan terbaring koma di rumah sakit Kota Jeddah, Arab Saudi.

"Beliau terserang stroke dan berada dalam kondisi yang sangat serius," kata salah seorang kerabat dekat keluarga mantan penguasa Tunisia tersebut, seperti dilansir Agence France-Presse
Menurut dia, Ben Ali sudah berada dalam kondisi koma sejak Selasa lalu (15/2)

BACA JUGA: Bajak Laut Somalia Dihukum 33 Tahun

Tapi, sebelumnya, suami Leila Trabelsi itu memang sudah dirawat di rumah sakit karena stroke.

Sayangnya, pemerintahan sementara Tunisia yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Mohamed Ghannouchi tidak memberikan keterangan resmi
Mereka tidak membantah atau membenarkan kabar komanya Ben Ali

BACA JUGA: Naoto Kan Dilawan Internal Partai

Sebelumnya, dalam wawancara dengan harian Le Quotidien, jubir pemerintah Taieb Baccouch hanya mengatakan bahwa mantan presiden yang sudah menjabat selama 23 tahun itu terserang stroke.

"Pemerintahan transisi akan membahas kondisi kesehatan Ben Ali dalam rapat kabinet hari ini (kemarin)," kata Baccouch sebelum menghadiri rapatSelain membahas kondisi fisik Ben Ali, kabinet transisi juga akan merumuskan langkah lanjutan untuk memproses serangkaian kasus penyelewengan sang mantan kepala negara dan keluarga besarnyaTerutama yang berkaitan dengan dugaan korupsi.

Awal pekan ini, Mustapha Kamel Nabli melaporkan bahwa sejumlah bank di Tunisia mendanai bisnis keluarga besar Ben Ali sampai sekitar USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 15,9 triliunKepala Bank Sentral Tunisia itu berjanji akan menyelidiki aliran dana tersebut sampai tuntasSebab, sekitar 30 persen diantaranya, dipastikan tidak akan kembali ke kas perbankan.

Sementara itu, tokoh-tokoh oposisi Tunisia menanggapi dingin kabar buruk soal kesehatan Ben Ali tersebutSalah satunya adalah jurnalis senior Touafik Ben Brik yang hampir selalu mengkritik sang diktator dalam tulisan-tulisan jurnalistiknya"Saya nyaris berdukaSaya tidak akan pernah bisa melupakan kepemimpinannyaDia masih dan akan terus menjadi bagian dari sejarah bangsa ini," paparnya.

Berbeda dengan Brik, pengacara Yadh Ben Achour menganggap stroke yang menyerang Ben Ali sebagai salah satu bentuk keadilan"Fakta dia kini terbaring lemah di rumah sakit merupakan bukti bahwa keadilan benar-benar ada di bumi ini," ungkap ahli hukum yang belum lama ini ditetapkan sebagai pimpinan Komisi Nasional untuk Reformasi Politik Tunisia tersebut.

Komentar sinis justru dilontarkan para penduduk Kota TunisWarga ibu kota Tunisia itu, tampaknya sudah kehilangan simpati mereka terhadap Ben Ali"Jika dia mati, artinya kita kehilangan seorang diktatorDan, menurut saya, itu hal yang baik," kata Adel, pria 50 tahun yang berprofesi sebagai guru di TunisPendapat yang sama disampaikan beberapa pelajar kota tersebut(hep/cak/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gudang Amunisi Meledak, 20 Warga Tanzania Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler