Meski begitu, Gus Choi - sapaan akrab Effendi Choirie - yakin bahwa masyarakat Indonesia tetap akan memahami langkah Amien Rais itu sebagai manuver politik yang hanya untuk kepentingan pribadi, serta sangat bertolak belakang dengan buku yang ditulisnya (Amien) sendiri, berjudul "Selamatkan Indonesia", yang mengkritik habis pemerintahan SBY
BACA JUGA: Ginanjar: Golkar Tak Perlu Munaslub
"Ini agak aneh saja jika sekarang dia membela SBY," kata Gus Choi.Sebuah buku, lanjutnya, berbeda dengan manuver politik
BACA JUGA: Suara Ahmad Dg Sere Dianggap Sah
"Amien dalam bukunya mengkritik SBY dari segala aspekBACA JUGA: Bawaslu mulai Pesimis Kinerja KPU
Sekarang, kok menyodorkan kadernya mendampingi orang yang dinilai neo-liberal itu?" tanya Gus Choi.Di tempat terpisah, pengamat politik dari Universitas Paramadina, Bima Arya Sugiarto, menilai langkah Amien Rais tersebut sebagai upaya untuk membangun akses dan ikatan baru ke pemerintahan, agar PAN bisa menjadi lebih besar pada Pemilu 2014 mendatang.
"Jika Hatta menjadi wapres, maka ikatan dan akes ke pemerintahan kan tetap adaIni penting agar PAN tetap bisa eksis, atau bahkan menjadi lebih besar pada Pemilu 2014 nantiJadi, apa yang dilakukan Amien ini adalah agar PAN tetap memiliki momentum sajaKalau PAN berada di luar pemerintahan, maka akan sulit bagi posisi PAN nantinya," ujar Bima.
Dijelaskan Bima, untuk mendukung PDIP misalnya, Amien tidak mungkin melakukannya karena PDIP akan menggandeng Prabowo sebagai wapres"Dari tujuan semula, PAN itu mengklaim dirinya reformis dan anti Orde BaruBisa jadi Pak Amien Rais memahami PDIP dan Prabowo Subianto bagian dari Orba," tegasnya.
Begitu juga halnya, lanjut Bima, dengan JK dan GolkarJK telah menggandeng Wiranto yang merupakan bagian dari yang dia (Amien) kritik pada era Orde Baru"Jadi, jika dibandingkan dengan memilih Prabowo dan Wiranto di dua kubu lainnya, maka saya rasa Amien akan lebih memilih SBY yang sekarang dipersepsi olehnya tidak kontroversial," ujarnya.
"Jika benar hipotesa politik Amien Rais itu, di satu sisi tidak salahTapi masyarakat, bahkan internal PAN sendiri, tentu punya persepsi yang boleh jadi akan berbeda dengan pemahaman Amien Rais itu," imbuh Bima.
Sementara pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, menilai manuver Amien itu tidak baik bagi PAN sendiri"Mendorong-dorong Hatta sebagai cawapres yang hanya diusung Amien, justru menunjukkan PAN pecah," katanya.
Ditegaskan Arbi, mengambil Hatta Radjasa sebagai wapres, sangat berpotensi merongrong presiden di masa datangTerutama menyangkut kebijakan luar negeri pemerintah terhadap berbagai persoalan di Timur Tengah, seperti konflik Palestina di mana Amien Rais secara tegas mendukung Hamas.
"Sikap Amin Rais tentu akan memaksa Hatta untuk juga mendukung Hamas dalam penyelesaian masalah PalestinaPadahal pemerintah tidak bersikap demikianJika ini yang terjadi, maka pemerintahan kembali bisa terpecahWapres bisa saja lebih mengutamakan kepentingan partai dan bukan negara," tegasnya.
Adapun melihat konflik internal partai yang dipicu oleh rebutan posisi cawapres saat ini, Arbi Sanit justru menyarankan agar incumbent SBY lebih baik mencoret salah satu syaratnya, seperti soal dukungan partai"Yang terbaik, SBY memilih orang non-partai atau dari profesionalUntuk apa ambil orang partai, jika akhirnya akan mengganggu presiden dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusinya nanti," tandasnya(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Terdaftar di DCS, Lolos ke Senayan
Redaktur : Tim Redaksi