JAKARTA - Dalam waktu dekat ini, sistim kelistrikan Jawa-Bali akan semakin tangguh dengan segera beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten unit 8 dengan kapasitas terpasang 1 x 625 MWPLTU yang masuk dalam proyek 10.000 MW Tahap I tersebut diperkirakan siap beroperasi pada Maret tahun ini.
"Hingga Januari tahun ini, pembangunan fisik PLTU 1 Suralaya telah mencatatkan progress penyelesaian sekitar 95 persen. Diperkirakan pada Maret tahun ini sudah dapat dioperasikan," kata Manajer Komunikasi Korporat, Bambang Dwiyanto, Kamis (27/1).
Bambang menjelaskan bahwa kebutuhan batubara untuk pembangkit yang bertetangga dekat dengan PLTU Suralaya Unit 1–7 ini diperkirakan mencapai sekitar 8.000 ton per hari, atau kurang lebih tiga juta ton per tahunnya dengan spesifikasi batubara yang berkalori rendah (low rank coal dengan kadar kalori 4000 – 4500 kcal)
BACA JUGA: Industri Baja Perlu SNI
Dengan segera beroperasi PLTU Suralaya dan beberapa PLTU lainnya, maka kapasitas terpasang sistim kelistrikan Jawa Bali akan meningkat pesat."Di samping itu juga akan meningkatkan sekuriti, kualitas dan keandalan pasokan listriknya
BACA JUGA: Gaet Konsumen, LG Perkuat After Sales
Kondisi yang demikian diharapkan mampu menumbuhkan iklim pertumbuhan usaha yang lebih baik, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya.Lebih lanjut dikatakan, saat ini kondisi beban puncak sistim kelistrikan Jawa Bali berada pada kisaran 17.800 MW hingga 18.000 MW
Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban maka selain PLTU Banten Suralaya, pada tahun ini beberapa PLTU baru yang merupakan bagian dari proyek 10.000 MW direncanakan sudah dapat beroperasi
BACA JUGA: 548 Perusahaan Kosmetika Go International
Di antaranya PLTU Lontar 3 x 315 MW, PLTU Indramayu Unit 2 dan 3 dengan kapasitas 2 x 330 MW, PLTU Pelabuhan Ratu 2 x 350 MW dan PLTU Rembang 2 x 315 MW.Bambang menambahkan, penandatanganan kontrak pembangunan PLTU Banten Suralaya ini dilakukan pada 12 Maret 2007Kontraktor pelaksana pembangunannya adalah Konsorsium China National Technical Import dan Export Corporation (CNTIC) dengan menggandeng PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor lokalNilai kontrak yang disepakati sebesar USD 334.457.346 yang berasal dai pinjaman CEXIM Bank dan Rp865.161.793.753 yang bersumber dari pinjaman Bank Mega.
Seperti diketahui, PLTU yang menggunakan energi primer batubara ini dibangun di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon, Provinsi BantenPLTU itu menempati areal seluas 34 hektarDi sebelah utara, letak pembangkit ini berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Desa Salira dan di sebelah barat dengan PLTU Suralaya Unit 1–7(yud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Infrastruktur Hancur, Harga Properti Babak Belur
Redaktur : Tim Redaksi