Tiga tahun setelah menjadi tamu kehormatan warga Portugal pada 2005, Martunis masih aktif kontak dengan Cristiano Ronaldo, salah seorang pemain pilar tim Selecao yang kini merumput di Manchester United, InggrisApa kegiatan ’’bocah ajaib’’ korban bencana tsunami Aceh itu sekarang?
BAHARI, Banda Aceh
NAMA Martunis di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, cukup kondang
BACA JUGA: Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London
Begitu Jawa Pos menanyakan rumahnya, seorang pemuda langsung bersemangat membantuBACA JUGA: Mengantar J-Rocks Masuk Dapur Rekaman Abbey Road Studio, London (1)
Melewati jalan perkampungan yang banyak rumah yang kini masih berupa petak-petak kosong akibat disapu tsunami, kendaraan yang ditumpangi Jawa Pos menyusuri jalanan berdebu, lalu memasuki areal pertambakan
BACA JUGA: Dua Anaknya Dinamai Seperti Nama Pesawat
’’Itu rumah Martunis,’’ kata pemuda tersebut sambil menunjuk.Tak lama setelah pintu diketuk, keluarlah Sarbini, bapak Martunis’’Oh, adaSilakan masukMartunis, ada tamu!’’ ujar Sarbini memanggil
Seorang bocah berwajah tampan bertelanjang dada lalu melongok ke ruang tamuDia buru-buru mengenakan kaus, lalu duduk di samping bapaknya’’Saya baik-baik,’’ ujar sang bocah dengan lirih nyaris tak terdengarSang bocah itu adalah Martunis yang kini duduk di kelas I SMP 8 Banda Aceh
Sorot mata Martunis terus menatap Jawa Pos’’Ini dari wartawan ingin wawancara,’’ ungkap bapaknya.
Apa aktivitas Martunis sekarang? ’’Main bola (sepak bola),’’ jawabnya pendekApakah masih berhubungan dengan Cristiano Ronaldo? Martunis hanya mengangguk’’Dia (Martunis) baru kirim surat ke Ronaldo kemarin,’’ jelas SarbiniSaat ditanya apa isinya, Martunis tak segera menjawab’’Ya, hanya tanya kabarnya,’’ ujar Sarbini mewakili sang anak
Cristiano Ronaldo memang bintang pujaan MartunisBahkan, gaya rambut pemain berumur 23 tahun yang bernama lengkap Cristiano Ronaldo Mesias Dos Santos Aveiro tersebut ditiru Martunis.
Saat ditanya kenangan paling berkesan selama diundang ke Portugal? Martunis masuk ke kamarnya, lalu keluar membawa kostum timnas Portugal bernomor 1Selain ditandatangani Ronaldo, pemain Portugal lainnya ikut membubuhkan tanda tangan’’Ini hadiah dari RonaldoSampai sekarang saya simpan,’’ ungkap Martunis.
Dia dengan bangga menunjukkan beberapa foto dirinya mejeng bersama pemain, pelatih, mantan pemain, serta orang-orang yang berkecimpung dalam sepak bola selama berada di Portugal’’Kami senang saat berada di PortugalApalagi naik pesawat,’’ ujar bocah itu bangga.
Mendadak empat anak seusia Martunis membawa sepeda angin mendatangi rumah Sarbini’’Martunis..Martunis,’’ teriak mereka sambil lalu lalang di depan rumahMartunis mulai tidak tenangDuduknya terus digeserDia tampak gelisah’’Main ya Pak,’’ pinta Martunis kepada bapaknya’’Anak-anak sudah menunggu,’’ tambah Martunis dalam bahasa Aceh
Sarbini mencoba menahan, tapi Martunis terus merengek’’Ya sudah, main,’’ kata SarbiniSetelah menyalami Jawa Pos, Martunis pun pergi bersama temannya menonton balapan sepeda motor’’Nggak enak ditahan, merengek terusNamanya anak-anak,’’ ujar Sarbini setelah Martunis dan teman-temannya menjauh.
Selain bersekolah, aktivitas Martunis lainnya tiap sore adalah main sepak bola di lapangan kampung bersama rekannyaJuga, les bahasa Inggris serta pelajaran lain’’Anaknya rajinPokoknya, apa pun maunya, kalau untuk kemajuan dirinya, kami orang tua hanya menuruti,’’ tegasnya.
Menurut Sarbini, selain pernah diundang PSSI-nya Portugal selama 15 hari, dua tahun lalu penyanyi Madonna juga mengundang Martunis dan Sarbini ke London, Inggris, tempat sang diva tinggal bersama keluarganyaSelama di sana, Martunis yang didampingi bapaknya diajak berkeliling tempat rekreasi terkenal serta kota-kota di Inggris’’Kami tidak tahu apa namanya,’’ ungkap Sarbini.
Bukan hanya itu, Martunis juga pernah datang ke Jakarta atas permintaan raja sinetron Raam PunjabiRaam ingin menjadikan Martunis yang menjadi ikon baru Aceh pascatsunami sebagai pemain sinetronNamun, belakangan niat tersebut akhirnya tidak terlaksanaSalah satunya karena bahasa Indonesia Martunis kurang lancar’’Sekolah Martunis di kampung, sehingga bahasa Indonesia-nya juga kurang lancar,’’ jelasnya.
Dua bulan menjelang peringatan empat tahun bencana tsunami Aceh, Sarbini bersyukur bisa melihat anaknya (Martunis) selamat dari bencana dahsyat ituDia bahkan tumbuh normal seperti anak-anak sebayanya
Sarbini mengenang, sebelum bencana tersebut datang, Minggu pagi 26 Desember 2004 itu, Martunis berencana bermain bola bersama temannya di lapangan sepak bola kampungDia bahkan sudah memakai kostum nasional Portugal (bajakan) yang dibeli di Kota Banda Aceh
Tiba-tiba datang gelombang tsunamiMartunis yang saat itu baru duduk di kelas III SD bersama ibunya, Salwa; kakak laki-laki, Nurul A’la, 12; dan Annisa, 2, berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang pikap tetangga’’Saat itu saya sedang bekerja di tambak,’’ kata Sarbini.
Saat digulung ombak tsunami, pikap pun tenggelamMartunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama truk yang ditumpangiMungkin sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa, entah bagaimana ceritanya, Martunis terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air.
Sebelum terpisah dari kakak dan adik serta bundanya, Martunis mengaku sempat menarik lengan adiknya yang minta tolongNamun, apa daya, tangan mungilnya kalah oleh arus tsunamiSeperti ibu dan kakak laki-lakinya, sang adik pun hilang diseret arus, sehingga berpisah selamanya.
Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu mengapung-apungKemudian, dia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnyaNahas, kasur kapuk itu pun tenggelamMartunis lalu memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidupDia selamat setelah terseret arus tsunami yang balik ke laut dan terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Tengku Syiah Kuala
Setelah 19 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005Warga menyerahkan dia kepada awak televisi Inggris yang kebetulan meliput di wilayah ituDalam sekejap gambar dan kisah Martunis –yang masih mengenakan kaus timnas Portugal– beredar di stasiun televisi Eropa
Bocah kurus berkulit hitam itu pun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola PortugalAkhirnya, PSSI Portugal mengundang resmi Martunis ke negaranya
Pada Juni 2005, Martunis didampingi ayahnya, Sarbini, dan dokter yang mendampingi, Teuku Taharuddin, berkunjung ke negeri di Semenanjung Iberia tersebutDi sana dia mendapat hibah uang EUR 40 ribu atau lebih dari Rp 500 juta
Sebetulnya, Martunis juga mendapat tawaran untuk tinggal di PortugalDia sudah bersedia, asalkan bapaknya boleh ikut serta tinggal di sana’’Saya menolakKami memilih pulang ke Aceh,’’ tegas Sarbini.
Dia tidak menyesal atas pilihannya tersebutSetelah bencana besar itu, perdamaian pemerintah-GAM ditandatangani, sehingga kekerasan di Provinsi Serambi Makkah itu diakhiriDia berharap Martunis bisa menjadi orang, membangun Aceh, dan menemaninya pada hari tua(el)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbang setelah Delapan Tahun Gantung Ijazah di Kamar
Redaktur : Tim Redaksi