Maskapai Hapus Tiket Promosi

Kamis, 31 Maret 2011 – 02:52 WIB

JAKARTA - Turbulensi krisis geopolitik di Timur Tengah mendorong harga minyak merangkak naikBisnis moda transportasi udara pun mulai terkena imbasnya.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, naiknya harga minyak membuat beban biaya fuel atau bahan bakar ikut naik

BACA JUGA: BEI Kurung Emiten Delisting

"Karena itu, kami sesuaikan harga tiket
Salah satunya, dengan memangkas tiket promosi," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN kemarin (30/3).

Menurut Emirsyah, program-program tiket promosi berharga murah yang selama ini diberlakukan untuk rute domestik, kini tidak bisa lagi diberikan mengingat tingginya harga avtur atau bahan bakar pesawat

BACA JUGA: Pendapatan Turun, Laba Bersih KS Melesat 114 persen

"Jadi, untuk sub classes (tiket dedngan harga terbawah, Red) kami naikkan sekitar 5 hingga 10 persen," katanya.

Emirsyah menerangkan, setiap maskapai penerbangan mengelompokkan harga tiket melalui mekanisme kelas-kelas, dari mulai kelas dengan harga tiket termurah, sedang, hingga kelas dengan harga tiket termahal
"Nah, di Garuda, tiket promosi untuk sub classes itu porsinya sekitar 10 hingga 15 persen dari total tiket yang dijual

BACA JUGA: 3 BUMN Bakal Terima SLA Rp 9,6 T

Jadi, tiket itulah yang harganya dinaikkan," jelasnya.

Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia Arif Wibowo menambahkan, alasan kenaikan harga tiket sub classes dikarenakan beban biaya avtur sudah tidak bisa di-cover dengan harga lama"Dengan harga minyak di atas USD 100 per barel, kontribusi avtur terhadap biaya operasi sudah lebih dari 30 persenPadahal, kalau harga minyak di bawah USD 100 per barel, kontribusinya hanya sekitar 20 persenKarena itu, untuk rute luar negeri, fuel surcharge sudah kami naikkan," terangnya.

Strategi memangkas tiket promosi juga diterapkan oleh maskapai lainSecara terpisah, Juru Bicara Sriwijaya Air Agus Soedjono mengatakan, maskapai kini memang dihadapkan pada pilihan sulit"Biaya terus meningkat seiring tingginya harga avtur, tapi sulit juga kalau harus menaikkan harga tiket karena bakal memberatkan konsumenKarena itu, solusinya, tiket promosi untuk beberapa rute tertentu kita kurangi," ujarnya.

Adapun Manajer Humas Batavia Air Eddy Haryanto mengatakan, untuk menyiasati tingginya harga avtur, saat ini pihaknya tidak lagi menjual tiket dengan kelas harga termurah yang biasanya diberikan kepada instansi tertentu yang sudah menjalin kerja sama"Saat ini, penjualan tiket termurah sementara kami hentikan," katanya.

Sementara itu, terkait usulan revisi atau kenaikan batas atas harga tiket pesawat, Emirsyah Satar yang juga merupakan Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Niaga Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) mengatakan, usulan kenaikan harga tiket merupakan langkah maskapai untuk berjaga-jaga jika harga minyak terus melambung

"Begitu nanti harga avtur tembus Rp 10 ribu per liter, kami bersama pemerintah akan membahas revisi harga tiket," ujarnya.

Sebelumnya, melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 26/2010, pemerintah telah menghapus beban biaya bahan bakar yang dikenakan pada penumpang atau fuel surchargeKeputusan tersebut bisa direvisi jika harga avtur menembus Rp 10.000 per literSaat ini, harga avtur masih ada di kisaran Rp 8.481 per liter(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indorama Group Investasi USD 5 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler