jpnn.com - TULANGBAWANG – Ratusan massa yang menduduki lahan PT Bangun Nusa Indah Lampung (BNIL) masih memblokir jalan lintas timur (Jalintim) Sumatera, Tulang Bawang, Bengkulu hingga pukul 22.15 tadi malam.
Beberapa titik di Jalintim, mulai dari Desa Bujukagung, Kecamatan Banjarmargo hingga perbatasan Kabupaten Tulang Bawang dan Mesuji masih ditutup warga. Akibatnya, salah satu jalur yang menghubungkan Lampung dengan Sumatera Selatan itu lumpuh total.
BACA JUGA: Serem, Penyebaran HIV/AIDS di Daerah Ini Bikin Khawatir
Sejumlah petinggi Polri terpaksa turun ke lokasi untuk menghalau warga yang memblokir jalan. Diantaranya Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Ari Dono Sukamto, Wakabaharkam Polri Irjen Hadi Sutedjo, Wakakorbrimob Polri Brigjen Pol Anang Revandoko, Karodalops Polri Brigjen Firli dan Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin serta para pejabat utama Polda Lampung.
Kedatangan para pejabat Mabes Polri itu ke Lampung untuk memantau konflik massa yang pecah pada Sabtu (1/10) lalu. Kala itu, konflik massa pecah di kampung Bujukagung, Banjarmargo Tulangbawang. Tepatnya di lokasi kebun tebu Blok 7 dan 8 PT BNIL.
BACA JUGA: Istri Gugat Cerai Suami Tinggi Sekali di Daerah Ini
Konflik itu diduga melibatkan massa Serikat Tani Korban Gusuran PT BNIL (SKTB) dan petugas keamanan PT BNIL. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi pukul 09.00 itu. Namun, sedikitnya 54 sepeda motor rusak dan hangus dibakar. Satu unit traktor plus 15 tenda turut hangus. Satu unit juga tak luput dari sasaran amuk massa.
Sementara, sekitar pukul 15.45 Minggu (2/10), rombongan pejabat Mabes Polri dan Polda Lampung serta TNI AD mendatangi lahan tebu yang diduduki massa.
BACA JUGA: Cinta Terlarang Kakak Ipar dan Ibu Kandung Terbongkar di Sidang Warisan
Saat itu, Kapolda Brigjen Ike Edwin mengimbau massa yang menduduki lahan tebu untuk meninggalkan lokasi tersebut. Para pejabat Mabes Polri juga terlihat berdialog dengan warga yang menduduki lahan tersebut sejak tanggal 8 September.
”Saya tidak akan memerintahkan anggota saya untuk berbuat kasar, karena kalian termasuk keluarga saya, saya putra asli Lampung, saya tidak akan menggunakan kekerasan selama kalian masih bisa diajak kerja sama,” ucapnya di depan ribuan warga Seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini (3/10).
Kapolda berjanji pihaknya segera membentuk tim untuk menyelesaikan sengketa lahan tersebut. ”Saya akan membentuk satgas penyelesaian kasus ini, anggotanya saya dan perwakilan warga,” janjinya.
Kapolda lantas memberikan deadline selama 30 menit untuk warga meninggalkan lokasi tersebut. ”Silakan bereskan barang-barang yang berharga dan segera meninggalkan tempat ini, saya berjanji tidak akan menggunakan kekerasan, karena kita semua keluarga,” imbaunya.
Sekitar pukul 16.30, warga yang mendapat imbauan kapolda akhirnya meninggalkan lokasi lahan tebu yang tadinya diduduki mereka. Kala itu, Kapolda dan personil polisi mengantar warga hingga ke Kampung Bujukagung. Sementara, Kabareskrim beserta rombongan pejabat Mabes Polri berada di lokasi lahan tebu PT BNIL.
Setelah mengantarkan warga, kapolda beserta rombongan polisi kembali ke lahan tebu. Namun, baru beberapa meter beranjak dari Kampung Bujukagung, terdengar suara ledakan dari arah jalintim yang berjarak sekira satu kilo dari lokasi lahan tebu.
Kapolda pun langsung berjalan ke arah suara tersebut. Dan saat tiba di asal suara, terlihat massa memblokir jalan dengan membakar ban di tengah jalan, dan beberapa massa menebangi pohon yang ada di pinggir Jalintim menggunakan gergaji mesin.
Melihat Kapolda dan rombongan datang medekati mereka, massa kian beringas. Mereka tidak menghiraukan kapolda yang mengimbau dengan pengeras suara agar massa menghentikan aksinya.
”Saya kapolda, saya imbau untuk meninggalkan lokasi dan berhenti untuk memblokir jalan, ayo sama-sama kita jaga nama baik Lampung. Jangan anarkis!” imbaunya.
Namun, imbauan tersebut malah dibalas massa dengan melempari kapolda dan rombongan serta para wartawan yang berada di belakang kapolda dengan melempari pakai batu.
Seakan tidak mengenal takut, mantan Kapolwiltabes Surabaya tersebut tetap maju mendekati massa yang bertambah beringas. Karena tak bisa diperingati, akhirnya kapolda meminta personilnya untuk menembakkan gas air mata ke massa.
Tak lama kemudian, pasukan tambahan yang berjumlah sekitar seribu personil gabungan dari Polres Tulangbawang TNI AD dan Brimob memukul mundur massa.
Tetapi, massa yang berasal dari Kampung Bujukagung tersebut kembali memblokir beberapa titik jalintim hingga perbatasan Kabupaten Mesuji.
Selain menebangi pohon, massa juga membajak truk fuso yang melintas. Truk tersebut diparkir melintang di tengah jalan. Hingga tadi malam, polisi masih kewalahan mengatasi aksi beringas massa.
Kabareskrim dan para pejabat Mabes Polri serta kapolda masih hilir mudik di jalintim yang macet lebih dari 10 kilometer hingga tadi malam.(cw7/whk/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rudi Hartono Ditangkap Polisi Karena Narkoba!
Redaktur : Tim Redaksi