Masuki FTA, Stop Pungutan Liar

Sabtu, 09 Januari 2010 – 12:03 WIB

JAKARTA -- Pemerintah akan lebih giat mengkampanyekan 'Cinta Produk Dalam Negeri' untuk memasuki pemberlakuan Free Trade Agreement (FTA) Asean-ChinaMenurut Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementrian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, bila masyarakat lebih menyukai produk dalam negeri, maka hal itu sangat membantu bangsa ini memasuki era FTA tersebut.

Wayan memberi contoh di Korea

BACA JUGA: Tekstil dan Garmen Paling Terancam

Dikatakan, di saat mobil produk Jepang mampu menguasai pangsa pasar di sejumlah negara, namun tidak demikian di Korea
"Warga Korea sangat sedikit yang menggunakan mobil produk Jepang

BACA JUGA: Produk Makanan-Minuman Paling Siap

Mereka lebih suka menggunakan mobil produksi dalam negeri, meski tahu produk Korea lebih buruk," ujar I Wayan Dipta dalam diskusi di Waroeng Daun, Pakubuwono, Jakarta, Sabtu (9/1).

Selain itu, pemerintah juga akan mengeluarkan sejumlah regulasi yang bisa mendukung daya saing produksi dalam negeri
Fasilitas dan insentif juga akan ditambah untuk menopang perkembangan UKM, termasuk dana bergulir untuk koperasi dan UKM

BACA JUGA: Optimis PLTU Kelar Sebelum PON XXI

Kredit Usaha Rakyat (KUR) ditingkatkan, dengan target Rp20 triliun per tahunnya

Wayan menjelaskan, peran pemerintah daerah juga sangat penting dalam mendukung persaingan di era FTADaerah diharapkan tidak hanya mengeluarkan perda yang menggenjot pendapatan asli daerah (PAD), tapi mengabaikan industri kecil dan menengahPerda-perda berisi beragam pungutan harus dibatalkan"Bayangkan saja, jeruk Medan itu untuk sampai ke Jakarta mengalami tujuh kali pungutan resmi dan liarIni hasil penelitian resmi," ujar Wayan(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Cukai Tembakau Raup Rp 819 Juta


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler