Mata Hatinya Buta kalau Sebut Jokowi ke Papua Itu Sia-sia

Senin, 24 Oktober 2016 – 09:21 WIB
Edo Kondologit mengisi acara Pekan Panutan Pembayaran PBB P2, di halaman Kantor Dispenda Mimika. Foto: Selviani Bu'tu/Radar Timika

jpnn.com - TIMIKA - Salah seorang artis asal Papua, Edo Kondologit geram dengan munculnya tanggapan bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo ke Bumi Cenderawasih sia-sia.

Pemilik nama lengkap Ehud Edward Kondologit ini menilai, kepala negara yang akrab disapa Jokowi itu punya perhatian khusus kepada Papua dan Papua Barat. 

BACA JUGA: NGERI! Guru TK Tewas Terseret Mobil

"Dalam dua tahun terakhir, terhitung sudah lima kali Pak Jokowi menginjakkan kaki di berbagai kabupaten di Papua, baik yang berada di wilayah pesisir hingga pedalaman pegunungan," ujar Edo usai mengisi acara Pekan Panutan Pembayaran PBB P2, di halaman Kantor Dispenda Mimika, Sabtu (22/10) kemarin.

Kepada Radar Timika, pria yang kini juga politikus PDI Perjuangan itu mengaku sempat marah dengan tanggapan miring seputar kedatangan Jokowi ke Papua. 

BACA JUGA: Pemkab Raja Ampat Gandeng Telkomsel untuk Go Digital

"Ada beberapa teman mengatakan bahwa kunjungan Presiden ke Papua sama sekali sia-sia, dan saya marah. Pihak yang mengatakan bahwa kunjungan Presiden ke Papua itu sia-sia adalah orang paling tidak masuk akal dan sudah buta mata hatinya," tandas Edo.

Buat Edo, kunjungan Presiden Jokowi sangat bermanfaat. Sebut saja, dalam kunjungan terakhirnya belum lama ini Presiden Jokowi mewujudkan hal yang sebenarnya sangat sulit menjadi mungkin, yakni harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yang harganya sama dengan daerah lain di Indonesia. 

BACA JUGA: KPK Gelar OTT, Pejabat Pemda dan DPRD Ganti Nomor HP

Selama ini masyarakat di pedalaman Papua membeli BBM, yang harganya puluhan ribu hingga ratusan ribu per liter kini hanya Rp 6.500 per liter. 

“Orang di Jawa harga BBM naik Rp 1.000 mereka protes demo ke jalan-jalan. Di Papua terbiasa dengan harga BBM di pedalaman sampai puluhan ribu dan ratusan ribu. Itu orang Papua terima karena kami tahu tidak mungkin, tapi Presiden Jokowi bikin itu jadi mungkin,” tuturnya. 

Kebijakan Presiden dengan memerintahkan Pertamina untuk melaksanakan satu harga BBM di seluruh Indonesia, menurut pria kelahiran Sorong, 5 Agustus 1967 itu merupakan implementasi Pancasila, sila kelima yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Terlepas dari itu, Edo juga mengatakan harus pula diakui bahwa kinerja Presiden dan Wakil Presiden masih perlu dikoreksi, terutama dalam hal penegakan hukum yang belum memuaskan, terutama soal penegakan HAM yang jujur dia katakan belum cukup memuaskan. (selviani bu'tu/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dor..Dor! Anggota TNI Terluka dalam Kontak Senjata dengan KKB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler