Mau Bayar Jasa Pengiriman Cargo Nggak Pakai Mahal? Unduh Dulu Aplikasi Ini

Sabtu, 29 Oktober 2016 – 20:12 WIB
Rudiantara. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Tingginya biaya logistik di Indonesia tidak hanya dikeluhkan para pengusaha cargo dan jasa pengiriman, tapi juga masyarakat. 

Pasalnya, biaya yang cenderung tinggi ikut berdampak naiknya jasa pengiriman logistik.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Harga Cabai Meroket

Namun, masalah itu kini bisa diatasi dengan adanya aplikasi platform carso centrals. 

Melalui aplikasi ini menurut salah satu pendiri yang juga Chief Operating Officer Cargo Centrals Ferry Noorsuardi, masyarakat bisa melihat secara langsung harga airline dan memilih sendiri airline pengiriman barang.

BACA JUGA: Tuding UU Migas jadi Biang Keladi

"Aplikasi platform cargo centrals saat ini diharapkan bisa memenuhi layanan logistik bagi semua kalangan di masyarakat. Selain itu bisa menekan biaya logistik hingga 20 persen," kata Ferry dalam keterangan resminya.

Untuk saat ini, menurut dia, ada 10 bandara dari target 34 provinsi yang telah digunakan untuk pengiriman barang.

BACA JUGA: BSN Angkat Standar Tempe dalam Pameran Hari Pangan Sedunia

Di antaranya Bandara Soekarno Hatta (Cengkareng), Husein Sastranegara (Bandung), Kuala Namu (Medan), dan Sultan Aji Muhammad (Balikpapan).

Selanjutnya bandara Sultan Hasanuddin (Makassar), Sam Ratulangi (Manado), Ngurah Rai (Bali), Sentani (Papua), dan Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru). 

Langkah ini mendapatkan apresiasi Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia terus mendorong pengembangan aplikasi untuk logistik guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi ekonomi biaya tinggi.

"L‎ogistik saat ini menjadi salah satu isu ekonomi biaya tinggi (high cost economy).‎ Apalagi proporsi biaya logistik di Indonesia mencapai 25 persen dari GDP Indonesia, jadinya mahal banget," kata Rudiantara.

Angka tersebut, lanjutnya, jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju, bahkan negara tetangga Malaysia yang kini berada di angka belasan persen. Hal ini menunjukkan logistik masih belum efisien.

"Kalau negara-negara yang baik itu, tidak lebih dari 15 persen, antara 11 sampai 15 persen. Untuk mengatasi ini harus dibuat aplikasi agar ekonomi biaya tinggi bisa ditekan," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SKK Migas Dorong Genjot Eksplorasi Gas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler