Mau Polisi, KPK, Bahkan FBI Nggak Bakal Selesai

Rabu, 17 Juni 2015 – 09:30 WIB
Aji Santoso. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - TIMNAS U-23 gagal total di SEA Games 2015 Singapura. Tak hanya itu, Evan Dimas cs tiga kali menelan kekalahan telak selama gelaran olahraga terakbar se-Asia Tenggara. Kini, senter berita bahwa laga Garuda Muda telah diatur oleh bandar judi.

Pelatih Timnas U-23 Aji Santoso pun panas mendengar tudingan itu. Dia menantang pihak yang menuduh timnya mengatur pertandingan, untuk membongkar semuanya. Kepada wartawan JPNN.com, MUHAMMAD AMJADAji meyakinkan bahwa pemain, pelatih, dan ofisial tim tak ada yang terlibat.

BACA JUGA: Tak Ada Dana Seleksi CPNS

Sudah mendengar kabar yang menyebut pertandingan Timnas diatur bandar judi?

Saya tahu, saya kaget. Saya buka media online, sudah ramai soal match fixing Timnas. Katanya skor diatur, katanya ada yang terlibat di dalam tim. Terus yang gembar-gembor ini punya rekamannya.

BACA JUGA: Warrior Tidak Berebutan

Ya sudah, kan enak, kalau memang ada rekaman dengan pemain. Serahkan ke polisi, laporkan terus telusuri, bongkar semuanya kalau memang iya.

Kalau terbongkar memang ada bagaimana?

BACA JUGA: Margareith Ikut Mencubit

Saya jamin nggak akan selesai soal masalah pengaturan skor Timnas U-23 di SEA Games ini, karena memang nggak ada. Mau pakai Polisi, KPK, FBI, pakai siapapun, nggak akan selesai.

Yakin sekali tak ada yang terlibat di Timnas, bahkan coach Aji sendiri tidak?

Tentu saja, saya yakin seribu persen bahkan sejuta persen tidak ada namanya match fixing.

Kalau ofisial atau pemain yang lain bagaimana coach?

Mas, kan sudah saya jamin. Kami mana mungkin main-main. Pelatih lain, wong kami setiap hari kemana-mana selalu bareng-bareng. Sama pelatih, sama pak Gede (Widiade, manajer Timnas), selalu rame-rame berlima. Kami tahu satu sama lain. Kami tidak pernah macam-macam dengan yang namanya match fixing.

Pernah dikontak atau dirayu bandar judi?

Tidak pernah, tidak ada kayak gitu. Yang lain, juga tidak. Kami kan selalu bareng, jadi pasti tahu kalau ada yang aneh-aneh begitu.

Kalau pemain?

Apalagi mereka. Mereka ini berjuang total untuk negara. Mereka tidak mungkin main-main, mentalnya tidak seperti itu. Saya pernah juga merasakan jadi pemain, saya yakin mereka tidak mau mengorbankan harga diri bangsa. Jangan tambahi beban mereka, sudah disanksi FIFA, sepak bola tidak tahu kapan kondusifnya, sudah gagal di SEA Games ditambah pemberitaan kayak gini.

Orang yang menuduh adanya match fixing Timnas berarti telah berbohong?

Saya yakin dia tidak tahu apa-apa. Itu dia hanya cari sensasi saja. Dia kepingin ngetop di atas keringat anak-anak (pemain Timnas U-23).

Terus kalau begini bagaimana?

Ya, yang ngomong dan katanya sudah lapor ke polisi ini ya harus tanggung jawab. Kasus yang dilaporkan harus selesai, orang ini harus dikejar terus.

Jadi kita murni kalah kualitas di SEA Games, kalah dari tim kemarin sore Myanmar telak 2-4, dari Thailand 0-5, eh Vietnam juga 0-5, pantas dong orang curiga diatur?

Faktornya jelas, alasan kalah kami itu ya karena persiapan kami yang cuma 20 hari. Kalau yang lain kan sudah berbulan-bulan. Wajar kalau kami kalah siap, ditambah pemain kelelahan. Tak ada kompetisi

Bukanya negara lain juga pemainnya jarang kompetisi?

Ya kami memang persiapan kurang. Dapatnya waktu pendek, ya kami kan bisa bikin jadwal, tapi eksekusi tergantung PSSI-nya bagaimana. Ditambah mental pemain down. Setiap kalah, kami selalu evaluasi. Persiapan kami kalah dengan yang lain, itu saja.

Mau nuntut balik nggak?

Ya kalau soal itu nanti tak bicarakan dengan manajer dulu. Bagaimana maunya, wong yang ngomong ini belum jelas orangnya.

Selama menangani Timnas sering kalah besar, ini kenapa?

Ya memang kami buruk koordinasi pertahanannya. Sering bikin salah sendiri. Ini faktor mental dan persiapan yang kurang. Bukan karena yang lain. Sering lupa pertahanan kalau menyerang. Saya sudah ingatkan, tapi karena pemain kelelahan konsentrasinya kurang

Setelah ini mau kemana?

Saya mau kembali ke Malang dulu, fokus kesana, ke akademi saya, Asifa.

Nggak takut kepengaruh akademinya, atas prestasi Anda yang kalah besar terus di SEA Games?

Nggak lah, nggak ada kaitannya itu. Beda levelnya, yang Asifa kan pembinaan, yang Timnas fokusnya bersaing dengan yang lain. Kalau di Asifa kan dasarnya, membentuk individunya dulu. Sekarang saya ada 200 lebih murid, ini masih ada yang mau daftar lagi. Ya, saya yakin nggak akan terpengaruh.

Kalau ada tawaran dari klub, mungkin di luar ada yang suka ngelatih model kayak coach Aji?

Wooo, ini tanya atau apa? ya nggak mau mikir itulah. Nanti soal mau melatih apa tidak. Sekarang saya mau istirahat dulu sambil siapkan LPJ (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Mau Digoda, Tangkis Semua Intervensi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler