jpnn.com, MADIUN - Tiga stasiun kereta api (KA) di Kabupaten Madiun, Jatim dipastikan segera tutup rel.
Yakni, Stasiun Babadan, Stasiun Caruban, dan Stasiun Saradan.
BACA JUGA: Kok Bisa, Puluhan Petani Tolak Pembangunan Gedung Sekolah
Penggusuran ketiganya merupakan imbas dari megaproyek double track kereta api Jombang-Madiun yang ditarget kelar pada 2019 mendatang.
Manajer Humas PT KAI Supriyanto menjelaskan, penggusuran tiga stasiun tersebut merupakan sebuah keniscayaan.
BACA JUGA: Ahok Minta Pemilih Tak Percaya Omongan Anies
Sebab, jalur KA yang masuk proyek jalur ganda itu memerlukan sayap dengan jarak sekitar 4 meter dari jalur utama.
''Berkas penghapusan asetnya sudah kami ajukan ke pusat di Bandung Maret lalu,'' katanya.
BACA JUGA: Makam Bekas Wali Kota Surabaya Turut Terancam
Menurut Supriyanto, proses penghapusan aset tidaklah mudah.
PT KAI Pusat di Bandung, Jawa Barat, masih harus memproses penghapusan aset itu hingga Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Pihak Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjen KA) telah mengajukan penghapusan aset yang bakal tergusur tersebut.
Namun, untuk penguatan penghapusan aset, PT KAI perlu melaporkannya ke Kemenhub, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta Kementerian BUMN.
''Sudah diinventarisasi. Tapi, sebelum dihapus, harus diidentifikasi dan diukur lebih dulu,'' paparnya.
Meski begitu, hingga kini belum ada kegiatan pembangunan double track KA Jombang-Madiun di lingkup tiga stasiun terdampak.
Sebab, pembangunan double track baru menapaki tahap penguatan atau pembuatan tubuh ban untuk fondasi jalur KA.
Lahan yang sudah keras itu bakal diuruk dengan batu kricak. Setelah itu, barulah memasuki tahap pemasangan bantalan dan rel.
''Karena rawan ambles, sebelum digunakan bakal diuji,'' imbuhnya.
Supriyanto mengungkapkan, hingga kini tiga stasiun terdampak masih berfungsi seperti biasa.
Padahal, Stasiun Babadan dan Saradan tidak lagi melayani ticketing sejak 2015 karena memang tidak difungsikan untuk melayani naik turun penumpang.
Dua stasiun tersebut hanya difungsikan untuk persilangan dan penyusulan.
''Nantinya dipindah. Mungkin hanya sebagai penempatan alat dan pengamanan perjalanan perkeretaapian,'' terangnya.
Sementara itu, hingga kini Stasiun Caruban masih berfungsi. Stasiun tersebut juga melayani naik turun penumpang.
Karena itu, lanjut Supriyanto, sudah selayaknya Stasiun Caruban dibangun ulang selepas dibongkar nanti.
Bahkan, standar Stasiun Caruban dimungkinkan diperbesar, dari stasiun kelas II menjadi kelas I seperti Stasiun Kota Madiun.
Perubahan tersebut dilakukan seiring perpindahan pusat pemerintahan (puspem) dari wilayah administrasi Kota Madiun ke Mejayan.
''Peningkatan kelas ini juga dihitung dari pendapatan dan frekuensi perjalanan KA,'' ujarnya. (bel/fin/c17/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Ingin Selamatkan Warga Jakarta dari Penggusuran
Redaktur & Reporter : Natalia