jpnn.com - Drakula ternyata punya rumah di Rumania. Yakni, di Bran Castle atau Kastil Bran di Perbukitan Brasov, 2,5 jam perjalanan darat dari Bucharest, ibu kota bekas negeri komunis itu. Berikut cerita wartawan Jawa Pos GUNAWAN SUTANTO yang pekan lalu mengunjungi ”rumah” drakula tersebut.
Laporan Gunawan Sutanto, Brasov
BACA JUGA: Pengalaman Baru Tim Ekspedisi NKRI 2015
BANGUNAN setinggi 60 meter di atas perbukitan itu dari jauh sudah menampakkan keangkeran. Sentuhan arsitektur gotik pada bangunan di sekitar hutan yang masih asri itu membuat pengunjung seolah hidup pada abad ke-15 di Eropa Timur.
Salju yang turun siang itu (24/4) makin menambah mistis Kastil Bran. Bangunan tersebut selama ini identik dengan cerita horor makhluk pengisap darah, drakula, gubahan novelis Bram Stoker.
BACA JUGA: Mayo Romandho, Pencinta Musik Penggagas Record Store Day di Indonesia
Dalam novelnya, Bram menggambarkan sosok drakula berasal dari istana yang berdiri di atas bukit Transylvania dengan sungai mengalir di bawahnya. Di antara sejumlah kastil di Rumania, Bran Castle dinilai paling pas dengan imajinasi Bram soal setting cerita tentang sosok bergigi tajam itu.
Untuk menuju bangunan utama, pengunjung harus menapaki puluhan anak tangga terlebih dahulu. Begitu sampai, pengunjung ”disambut” prasasti berbentuk salib yang biasa dicitrakan untuk membunuh vampir.
BACA JUGA: Markoem, Si Perajin Biola Handmade
Ketika saya sedang membayangkan tokoh menakutkan itu seperti apa, tiba-tiba seorang perempuan berbicara dari belakang. ’’Tenang, di sini sudah tidak ada drakula. Tapi, Anda nanti saya antar ke ruangan drakula,’’ kata perempuan bernama Cojanu Alexandra, pemandu wisata kami.
Kedatangan saya ke Bran Castle bersama rombongan anggota DPR yang dipimpin Wakil Ketua Taufik Kurniawan merupakan bagian dari kunjungan muhibah ke Rumania. Salah satu agenda kerja delegasi itu adalah menjalin kerja sama di bidang pariwisata.
Setelah bercerita tentang detail bangunan Kastil Bran, Cojanu mengajak rombongan menelusuri ruang demi ruang yang atapnya sangat tinggi itu. Bangunan yang berangka batu dan kayu tersebut terdiri atas empat lantai (termasuk ground) dengan puluhan ruangan.
Kini mayoritas ruangan di Bran Castle yang dibangun sekitar 1388 itu disulap menjadi museum. Beberapa ruangan dilengkapi properti yang mencerminkan fungsi istana di era Queen Marie. Ratu Marie merupakan pemimpin Kerajaan Rumania Raya sebelum jatuh ke tangan rezim komunis.
Queen Marie mendapatkan Bran Castle setelah Transylvania menjadi bagian Kerajaan Rumania pada 1920. Setelah Rumania dikuasai pemerintah komunis, ahli waris Ratu Ileana (anak Ratu Marie) kembali mendapatkan hak kepemilikan Bran Castle. Karena itu, tak heran jika sebagian ruangan diisi berbagai barang berharga dinasti Ratu Marie.
Beberapa ruang di Bran Castle boleh dimasuki pengunjung, namun ada juga yang hanya bisa dilihat dari luar pintu. Cojanu memulai tur dari lantai 1. Di situ, antara lain, terdapat big salon. Ada juga beberapa barang di ruang tempat sang ratu bersantai tersebut. Ada buku-buku pustaka yang tertata rapi, alat permainan tradisional, alat musik, dan perabot rumah.
’’Anda juga saya ajak ke ruang paling spesial, secret stairs,’’ tambah Cojanu.
Sesuai namanya, ruang yang ditunjukkan Cojanu itu merupakan tangga rahasia. Tangga tersebut menghubungkan ruang pribadi Ratu Marie di lantai 1 ke lantai 3. Anak tangga secret stairs cukup curam, gelap, dan sempit.
Menurut Cojanu, tangga itu sudah ada sebelum Bran Castle diserahkan ke Dinasti Ratu Marie. ’’Fungsinya, memantau keadaan luar dari menara yang ada di sisi timur,’’ ujarnya.
Merujuk sejarah, sebelum menjadi milik Ratu Marie, Bran Castle memang kerap berganti peruntukan. Kastil pernah menjadi benteng karena lokasinya yang strategis di perbatasan Transylvania dan Wallachia.
Setelah meniti secret stairs yang cukup menanjak, Cojanu mengajak rombongan ngaso di balkon lantai 3. Di tempat itulah para pengunjung menyempatkan untuk berfoto bersama dengan latar pemandangan alam sekitar Bran Castle yang begitu indah.
Siang itu terlihat pemandangan alam begitu kontras. Puncak Pegunungan Carpathian masih terlihat tertutup salju, namun di bagian kaki gunung tumbuhan mulai bersemi karena memang mulai masuk musim panas.
’’Oke, sekarang saatnya kita ketemu drakula,’’ kata Cojanu yang membuat rombongan kami makin penasaran.
Setelah turun melalui tangga kayu, sampailah kami di lantai 2. Di situ ada ruangan berukuran 4 x 4 meter. Di ruangan tersebut, terpajang sejumlah poster berisi tulisan berbahasa Rumania dan Inggris. Gambar Vlad the Impaler atau Vlad Tepes dan Bram Stoker mendominasi.
Nah, Vlad itulah yang cocok dengan imajinasi sosok drakula dalam novel Bram Stoker. ’’Vlad ini hidup pada abad ke-14, sedangkan Bram menulis novel pada akhir abad ke-18. Jadi, bisa dibayangkan betapa jauh jarak waktunya,’’ terang dia.
Hubungan Vlad dan Bran Castle sebenarnya juga tak begitu kental. Vlad merupakan penguasa Wallachia pada 1456–1462 dan 1476. Dia disebut sempat sebentar bermarkas di Bran Castle. Mungkin Vlad dikaitkan dengan sosok drakula karena beberapa hal. Pertama, dia anak Vlad II Dracul. Kata dracul berasal dari kata dragon.
Kedua, Vlad the Impaler dikenal kejam saat berkuasa. Dia kerap menghukum mati musuhnya dengan cara keji, yakni menusuk musuhnya dari bagian bawah sampai atas tubuh tanpa mengenai organ tubuh. Musuhnya dibiarkan mati dalam kondisi tertusuk sampai darahnya habis. ’’Tapi, tidak ada penelitian yang menyebutkan darah itu diminum Vlad,’’ terang Cojanu.
Cojanu juga bingung bagaimana Bram Stoker bisa berimajinasi dengan menggambarkan istana drakula persis seperti Bran Castle. Padahal, Bram tidak pernah datang ke Bran Castle. ’’Ya, apa pun itu, Bran Castle saat ini sudah telanjur terkenal sebagai istana drakula,’’ kelakarnya.
Citra tersebut memang telanjur melekat di Bran Castle. Bahkan, suvenir yang dijual di sekitar kastil itu pun serbadrakula. Malah bukan yang bergambar Ratu Marie dan keturunannya yang menjadi pemilik resmi Bran Castle.
Namun, image Bran Castle sebagai istana drakula sangat menguntungkan Rumania. Buktinya, meski tak ada jejak Vlad ataupun drakula yang tersisa di Bran Castle, tempat tersebut selalu ramai dikunjungi wisatawan.
’’Setiap tahun sekitar 500 ribu orang ke sini, mayoritas dari luar Rumania,’’ kata Cojanu.
Dubes RI untuk Rumania dan Moldova Diar Nurbiantoro menambahkan, setiap tamu yang datang ke Rumania juga selalu minta diantar ke Bran Castle. ’’Hampir setiap bulan saya ke sini. Selalu ada saja yang ingin diantar melihat istana ini,’’ ujar pria yang baru setahun bertugas di Rumania itu.
Delegasi DPR datang ke Bran Castle juga dalam rangka melihat ’’jualan’’ pariwisata Rumania. Dari sisi pariwisata, negeri legenda sepak bola George Hagi itu memang bisa menjadi contoh. Sejak bergabung di Uni Eropa, angka kunjungan wisata ke negeri tersebut terus meningkat.
Sebelum mengakhiri tur, Cojanu mengajak rombongan melewati sumur di tengah-tengah bangunan istana. ’’Silakan lemparkan koin ke dalam sumur, lalu make a wish. Siapa tahu Anda benar-benar ingin bertemu drakula,’’ candanya. (*/c10/ari/bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentang sebuah Pondok Pesantren yang Serius Kembangkan Kerajinan Batu Akik
Redaktur : Tim Redaksi