Melihat Nasib Pegawai PSSI Setelah Disanksi FIFA dan Dibekukan Negara

Kamis, 09 Juli 2015 – 07:47 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - PSSI telah disanksi oleh FIFA, kegiatannya pun dinonaktifkan oleh pemerintah. Bagaimana kegiatan pegawai mereka?

 

BACA JUGA: Angkut 1.525 Bambu via Kapal Laut hingga ke Hamburg

MUHAMMAD AMJAD, Jakarta

-------------------------------------------

BACA JUGA: Mengikuti Upacara Tradisi Petekan, Tes Kehamilan ala Suku Tengger, di Desa Ngadas, Malang

Sabtu (3/7) siang, aktifitas di kantor PSSI tetap terlihat seperti biasa meski sedang masuk hari libur. Satpam dan bagian yang mengurus rumah tangga PSSI, terlihat tetap berjaga.

Tapi, kondisinya memang tak seramai saat hari aktif kerja. Mereka lebih bisa bersantai karena tak banyak kegiatan harus mereka lakukan. Satpam senior dan paling tua, Suhri menyebut kegiatan di hari libur memang hanya memantau sesekali.

BACA JUGA: Seperti Inilah Hari-hari Pertama Martunis di Sporting Lisbon

"Tak perlu bertanya siapa yang datang, menjaga di depan. Pantau-pantau saja," katanya.

Saat disinggung kegiatan pegawai-pegawai PSSI saat kondisi organisasi tempat mereka bekerja disanksi, Suhri menyebut tak ada perbedaan. Semua masih bekerja sesuai tugasnya masing-masing.

Melihat kesibukan kantor, Suhri mengakui tak lagi sama dengan saat masih aktif dan belum disanksi.

"Kalau ramai tetap ramai, tapi ramai sama wartawan. Kalau yang biasa datang pengurus, kayaknya nggak kaya dulu. Tapi kalau yang kerja, masih kelihatan seliweran," tuturnya lantas tertawa.

Pegawai yang kulitnya sudah tampak berkeriput disana-sini itu, mengakui belum ada instruksi untuk mengubah jam kerja. Meski sudah satu bulan lebih pasca pembekuan, pegawai PSSI tetap beraktifitas normal.

Dia berharap, untuk pegawai tetap seperti ini kondisinya, tak terpengaruh apapun yang terjadi dengan pengurus. Menurut Suhri, kondisi ini juga terjadi saat beberapa kali pergantian kekuasaan terjadi.

"Dari dulu memang kalau pengurus ganti, yang jadi pegawai seperti saya dan juga yang mgurusi di dalam, tetap nggak ada ganti-ganti. Posisinya aman," ucap lelaki yang sudah bekerja di PSSI sejak era Ketum PSSI Agum Gumelar, dari 1999- 2003.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Sain Abdul Azis. Pegawai yang biasa mengurusi bagian dapur PSSI ini menyebut kegiatannya di hari aktif tetap seperti biasa. Namun, dia mengakui ada pengurus yang biasanya datang setiap hari, kini tidak.

Dia bisa tahu karena setiap hari dialah yang membuat minuman untuk pengurus-pengurus PSSI tersebut.

"Sekarang belum ada omongan apa-apa. Semuanya masih normal. Mudah-mudahan ya nggak ada apa-apa. Mau Lebaran ini," katanya, Jumat (3/7) lalu.

Lelaki yang akrab disapa Sain ini menyebut, kegiatan tetap berjalan. Hanya, dia menyayangkan PSSI tak bisa lagi menggelar kegiatan. Sebab, selama ini dia senang karena kalau ada pertandingan, dia dan bagian rumah tangga juga dilibatkan menjadi panitia mengurusi pertandingan.

Biasanya, dia mendapat duit tambahan dari menjadi panitia kegiatan, jam kerjanya pun lebih fleksibel jika ada kegiatan.

"Biasanya dapat sedikit-sedikit, ya kalau kaya sekarang, sepi," tutur lelaki 35 tahun tersebut.

Tak Mungkin Nunggak Gaji

Dari pengalaman Suhri dan Sain, pada masa-masa ribut kisruh seperti saat ini,  PSSI akan sangat berhati-hati soal urusan gaji pegawainya. Saat mengalami kisruh di era Nurdin Halid, kemudian ke kisruh dualisme PSSI-KPSI, dia tak pernah merasakan masalah pembayaran gaji.

Hanya, dia mengakui sempat ada perubahan kontrak dan rasionalisasi pasca Nyalla masuk kembali ke PSSI, melalui Sekjen Joko Driyono.

"Kalau gaji masih lancar. Biasanya memang lancar. Cuma memang sempat terlambat 2 hari bulan ini. Tapi, terlambat 1-2 hari itu biasa, asal tidak 1-2 bulan," terang Suhri.

Menurut Sain, kalau sedang kisruh PSSI tak berani bermasalah soal gaji pegawai. Sebab, kondisi bisa ramai dan menjadi pembicaraan banyak orang nantinya.

"Kalau nunggak insyaAllah tidak. Kalau sampai nunggak, lagi kisruh kaya gini ya bisa ramai nanti. Makin ramai masalahnya banyak," ucapnya.

Sementara itu, juru bicara PSSI Tommy Welly, menyebut memang ada rencana rasionalisasi kontrak pegawai PSSI. Bukan hanya level bawah, sampai Pieter Huistra yang menjadi direktur teknis pembinaan sepak bola, juga akan dibicarakan rasionalisasinya.

Namun, Tommy tak bisa memberikan kepastian apakah ada pengurangan nilai kontrak, atau pemutusan kontrak. Alasannya, itu menjadi wilayah Executive Committee (Exco) PSSI.

"Itu wilayah exco yang memutuskan. Soal Huistra juga mau terus atau bagaimana, itu tergantung Exco," terangnya.

Menurut lelaki yang akrab disapa Towel tersebut, rapat Exco akan digelar setelah lebaran. Dari rapat tersebut, akan jelas terlihat bagaimana nasib pegawai PSSI. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuli Yanika, Sudah Biasa Ngebut saat Membawa Jenazah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler