jpnn.com, TANGERANG - Universitas Katolik Atma Jaya meluncurkan dua produk digital yang diberi nama Sahabat Virtual Atma (Savira) dan AtmaZeds dalam open house di kampus 3 BSD, Tangerang, Jawa Barat.
Savira dan AtmaZeds merupakan jembatan bagi generasi milenial yang digital native hingga para orang tua, dewasa muda, dan profesional.
BACA JUGA: Go Digital, Atma Jaya Andalkan 4 Software Sistem Pendidikan
Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, Gen C atau the connected generation bukanlah kaum muda saja.
“Gen C melintas batas usia dan membentuk komunitas yang terhubung satu sama lain melalui pada umumnya media digital,” tutur Prasetyantoko, Minggu (28/10).
BACA JUGA: Unika Atma Jaya Hadirkan Peraih Nobel Bidang Kedokteran
Dia menambahkan, peluncuran Savira dan AtmaZeds menunjukkan Unika Atma Jaya melintas zaman.
Dalam usianya yang tidak muda lagi, Atma Jaya yang berdiri pada 1 Juni 1960 terus menunjukkan komitmen keterlibatan dengan komunitasnya.
BACA JUGA: Prodi Komunikasi Unika Atma Jaya Terapkan Digital Learning
Menurut dia, hal itu sejalan dengan penetapan kampus 3 BSD sebagai center for human development.
“Hal itu sebagai komitmen kami untuk menyumbang sumber daya manusia Indonesia yang bukan hanya siap berkompetisi di era digital, tetapi yang paling penting mewarnai era digital dengan nilai-nilai keindonesiaan dan kepedulian sosial,” kata Prasetyantoko
Savira adalah chat bot bagi pelanggan, calon mahasiswa, orang tua, dan mahasiswa Unika Atma Jaya.
Savira melintas batas usia, memenuhi kebutuhan untuk kurasi, keterhubungan, dan kreasi bagi Gen C.
Savira diciptakan dengan semangat untuk melayani kebutuhan informasi terkait pendaftaran mahasiswa baru maupun pertanyaan mengenai proses administrasi akademik bagi pelanggannya.
Savira sebagai chat bot didesain menggunakan artificial intelligent dengan natural language processing (NLP) sehingga diharapkan dapat menyapa secara ramah dan cerdas para penggunanya yang Gen C.
Savira sebagai produk digital terus dilatih oleh tim di balik sistem chat bot ini agar semakin natural dan pandai.
Rekam jejak Savira akan mendorong kreasi baru terus menerus sehingga memenuhi kebutuhan Gen C.
Pada masa mendatang, dengan kemampuan kurasi Savira, Unika Atma Jaya berharap dapat terus meningkatkan mutu layanan dan mutu pendidikan.
Sementara itu, AtmaZeds adalah kursus daring yang terbuka untuk umum dan saat ini telah berisi enam modul dari beragam bidang dan dapat diakses secara bebas pada tautan https://atmazeds.atmajaya.ac.id.
Enam pilihan modul tersebut yaitu basic psychometrics for non-psychometricians (Fakultas Psikologi), dan understanding special needs children (Fakultas Psikologi), dan Elderly care and people with dementia at home (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan).
Ada pula R Software for Financial Data Analysis (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Computational Thinking (Fakultas Teknik) dan Communicating Science through the Art of Blogging (Fakultas Teknobiologi).
Seluruh kursus tersebut bersifat gratis dan hanya dikenakan biaya pengganti bagi peserta yang membutuhkan sertifikasi.
Sertifikasi ini menjadi penting karena peserta berarti mendapatkan umpan balik dan penilaian mengenai pemahaman terhadap materi ajar.
Keenam modul pengisi pertama AtmaZeds ini adalah pemenang Hibah Pembelajaran Online Learning (HiPOLi) tahun 2018 yang diadakan oleh Unika Atma Jaya.
Melalui hibah ini, Unika Atma Jaya berpikir ke depan untuk memberikan layanan bagi Gen C.
Wakil Rektor Unika Atma Jaya Elisabeth Rukmini mengatakan, kehadiran AtmaZeds sebagai massive open and online course (MOOC) merupakan satu respons penting Unika Atma Jaya bagi kebutuhan belajar para Gen C yang lebih fleksibel, dapat dijangkau dari mana saja dan oleh siapa saja.
“Perhatian dan dedikasi Unika Atma Jaya bagi mahasiswa, komunitas, para Gen C, terus menjadi daya dorong tak berujung untuk berkreasi. Semoga Savira dan AtmaZeds menjadi teman bermakna bagi kita semua,” ujar Elisabeth. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Unika Atma Jaya Siap Go Global dan Go Digital
Redaktur & Reporter : Ragil