Mendag Resmikan Fasilitas Baru JICT

Rabu, 27 Mei 2009 – 14:18 WIB
JAKARTA- Dengan tekad memberikan kualitas pelayanan berkelas dunia, pemerintah telah meresmikan pengoperasian fasilitas terbaru di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Rabu (27/5)Fasilitas baru yang diresmikan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, di antaranya pengoperasian ruang control tower serta peralatan baru berupa dua unit Quayside Cranes (QC) dan  enam unit Ruber Tyred Gantry Cranes (RTGC).

Penambahan fasilitas baru tersebut, menurut Mendag, akan mempercepat arus bongkar muat barang di pelabuhan

BACA JUGA: 2009, Ekspor Anjlok 26 Persen

Hal ini diharapkan meningkatkan efesiensi perdagangan internasional, ekspor-impor, melalui pelabuhan terbesar Indonesia.

”Ini salah satu upaya nyata JICT untuk mengembangkan sarana pendukung, baik fasilitas maupun kualitas teknologi kegiatan operasionalnya guna meningkatkan kapasitas dan produktivitas pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan,” kata Mendag. 

Dikatakan, tahun 2008 lalu PT JICT telah menangani bongkar muat kontainer ekspor dan impor sebesar 1,9 juta teu’s
Untuk mengantisipasi pertumbuhan ekspor dan impor, PT JICT berencana meningkatkan kapasitas penumpukan bongkar muat kontainer ekspor dan impor sampai dengan tahun 2011 sebesar 3,5 juta teu’s.  

“Upaya yang telah dilakukan oleh PT JICT diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih optimal pada semua pihak terkait, khususnya penyedia jasa dan pengguna jasa pelabuhan dan kami berharap mudah-mudahan krisis global saat ini dapat segera teratasi,” lanjut Mendag

BACA JUGA: Bank Indover Bangkrut, Bukan Tanggung Jawab Indonesia



Mendag menerangkan, krisis global yang tengah terjadi telah membawa sektor keuangan di negara maju mengalami keruntuhan dan berdampak pada melemahnya pertumbuhan perekonomian dunia.

“Namun Indonesia cukup beruntung karena fundamental perekonomian yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap positif,” papar Mendag.

Disebutkan, menurut data BPS menunjukkan, kuartal I 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,4 persen, jauh di atas negara-negara tetangga yang mengalami kontraksi  atau pertumbuhan negatif seperti Singapura. 

“Meski demikian, kita tetap perlu menyiapkan tindakan antisipatif terhadap berbagai persoalan yang muncul dari krisis global yang kemungkinan masih akan terus berlanjut dalam jangka waktu yang relatif lama,” imbuhnya
(cha/JPNN)

BACA JUGA: Kapasitas Produksi Bioethanol Minim

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aprobi Minta Bahan Bakar Nabati Disubsidi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler