Mendengar Solusi-Solusi Kreatif Birokrasi

Selasa, 22 Maret 2011 – 00:52 WIB

BIROKRAT adalah pengendali kebijakan, sekaligus regulator yang menjalankan tugastugas administratifBourree istilah Prancis yang berarti meja

BACA JUGA: Dari Petinju Mike Tyson sampai Basketballpreneurship

Atau Bureau yang dibaca biro, artinya kantor
Tiga birokrat kami undang juga untuk berbicara dari hati ke hati di Forum Pemred Jawa Pos Group.KATA-kata ”birokrat” itu sendiri sudah membuat wajah kita ikut kotakkotak

BACA JUGA: Wikileaks Pun Tak Boleh Menyadap

Problem berbelit-belit, dari meja ke meja, panjang, lama, tidak tuntas, menghambat, dan tidak nyaman.

Itulah bayangan orang saat mendeskripsikan istilah birokrat di negeri ini
Di forum ini tidak sedang mencari persepsi buruk dan image negatif lain

BACA JUGA: Pahami Background, Bersikap Proporsional

Bisa lebih panjang ceritanyaKami ingin menemukan solusi-solusi kreatifProses yang canggih, pintar dan menciptakan kebalikan dari ”mimpi buruk” di atasCepat, tepat, akuntabel, banyak terobosan, kreatif dan bisa diterima publik dengan baik pula.

Tidak gampang memang, tetapi juga bukan hal yang mustahilPertama, Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II, Prof Dr Ir M Nuh DEA yang juga mantan Menkominfo di KIB IDua periode berturut-turut dipercaya Presiden SBY menduduki jabatan strategisMantan Rektor ITS Surabaya 2003-2006 yang hobi sate kambing ini dikenal cerdik merangkai istilah-istilah yang sensasional.

:TERKAIT Hampir di setiap pidatonya, selalu saja diselingi humor-humor gres yang berkelasDia profesor bidang Ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa BiomedikaDi usia 42 tahun, dia sudah menjadi rektor dan tercatat sebagai rekor rektor termuda di ITSDia pun menulis buku berjudul Strategi dan Arah Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang disingkat Indonesia-SAKTI.

Problem dunia pendidikan kita tak kunjung usai, seperti mengurai benang kusut sajaSaling kait mengkait, saling ikat mengikatIsu-isu yang dari waktu ke waktu senantiasa mencuat di permukaan adalah Ujian Nasional atau UN, SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), RSBI, kebocoran anggaran, kurikulum, infrastruktur, kualitas dan standar kompetensi guru, dan masih banyak lagi.

Apa solusi-solusi kreatif yang ditawarkan? Darimana memulainya? Anggaran sektor pendidikan sudah terbesar, 20 persen dari APBN, seperti apa implementasinya? Bagaimana mencetak lulusan yang siap pakai? Lulusan yang bermental entrepreneur? Dan masih banyak problematika lain yang bisa memberi gambaran di seluruh IndonesiaTokoh kedua adalah Menteri Agama, Suryadharma Ali.

Belakangan, kasus Ahmadiyah betul-betul merepotkanSampai-sampai beberapa daerah membuat regulasi sendiri soal aliran yang memiliki nabi baru ituAhmadiyah itu sekalipun sekarang mereda, masih menyimpan baraMasih berpotensi anarkhisme lagiApa yang sedang digagas Menteri Agama soal yang satu ini? Masalah toleransi antar beragama? Soal SKB (surat keputusan bersama, red)? Soal haji juga, seperti masalah laten sajaTiap tahun mengirimkan sekitar 200 ribu orang ke Arab Saudi, tapi hampir setiap tahun menemukan problem baru.

Apanya yang salah? Darimana memperbaikinya? Menteri yang juga Ketua DPP PPP ini akan membeberkan problematika regili di Indonesia agar lebih terang benderangSedang tokoh birokrat ketiga adalah Alex Noerdin, Gubenur Sumatera Selatan (Sumsel)Palembang, ibukota provinsi akan menjadi salah satu tuan rumah Sea Games 2011, yang akan dihelat bulan September bersama provinsi DKI Jakarta.

Kalau DKI sudah sejak lama di setiap Sea Games, selalu menjadi tuan rumahFasilitas fisik, infrastruktur, hotel, resto, dll sudah lengkapNamanya juga ibukotaKalau dibilang birokrat, Alex Noerdin yang lahir di Palembang, 9 September 1950 ini sudah cukup kenyangDia adalah Gubernur Sumatera Selatan sejak 7 November 2008Sebelumnya ia menjabat Bupati Musi Banyuasin selama 2 periode berturut-turut (2001- 2006 dan 2007-2012)Dan, 14 Juni 2008, dalam periode kedua masa jabatannya, ia mengundurkan diri terkait dengan pencalonan dirinya sebagai Gubernur Sumsel dalam Pilkada Sumatera Selatan periode 2008-2013.

Bagaimana dengan Sumsel? Seperti apa kesiapan infrastruktur di Palembang dan sekitarnya? Banyak pihak meragukan kesiapan itu? Sampai di mana? Bagaimana dunia usaha menyambut dan mamanfaatkan momentum ini? Bagaimana perhotelan, bisnis transportasi, makanan mulai memperbaiki dan menata diri? Bagaimana pemerintah daerah memamerkan potensi investasi lokal? Tentu itu hal-hal yang bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain yang menjadi home base media Jawa Pos Group(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Off The Record, Bukan untuk Dikutip


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler