Mendikbud: Dosa Besar Saya Bila Membunuh Madrasah Diniyah

Selasa, 13 Juni 2017 – 18:58 WIB
Mendikbud, Muhadjir Effendy. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Penolakan berbagai pihak ‎terhadap kebijakan sekolah lima hari membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy sedih.

Di hadapan pimpinan dan anggota Komisi X DPR RI, Muhadjir mengatakan, kebijakan sekolah lima hari merupakan salah satu implementasi dari misi presiden bahwa perlu ada penguatan pendidikan karakter.

BACA JUGA: Mendikbud: Dosa Besar Saya Bila Membunuh Madrasah Diniyah

‎"Dosa besar bila saya harus membunuh Madrasah Diniyah dengan kebijakan sekolah lima hari. Tidak ada niat saya seperti itu," kata Muhadjir dalam raker Komisi X DPR RI, Selasa (13/6).

Dia menjelaskan, mengapa harus dilakukan kebijakan tersebut karena presiden meminta agar pendidikan karakter di SD sampai SMP harus diperbanyak yaitu 70 persen.

BACA JUGA: Sekolah Lima Hari, Pendidikan Agama Bakal Dihapus di Kelas

Sebagai pembantu presiden, Muhadjir mengaku harus melaksanakannya.

"Tapi saya tidak mau juga bersandar kepada presiden. Kalau kebijakan saya ini tidak sesuai dengan misi presiden, itu jadi tanggung jawab pribadi," terangnya.

BACA JUGA: Mendikbud Tegaskan Sekolah Lima Hari Tidak Wajib

Muhadjir menjamin, Madrasah Diniyah tidak akan dikorbankan. Bahkan akan diperkuat posisinya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Lima Hari, Bukan Berarti Siswa 8 Jam di Kelas, tapi...


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler