JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melirik potensi yang dimiliki oleh Universitas Terbuka (UT)Perguruan tinggi yang menerapkan sistem belajar jarak jauh (distance learning)
BACA JUGA: Beli Buku, Komite Sekolah Dilibatkan
Jumlah dan kualitas UT bakal ditingkatkan untuk menggenjot angka partisipasi kasar (APK) mahasiswaMendiknas M
BACA JUGA: Kemdiknas Gagas RUU Perbukuan
Nuh menjelaskan, dirinya memang sedang membidik UTBACA JUGA: Keberangkatan Mahasiswa ke Mesir Dihentikan Sementara
Dengan adanya UT tersebut, bisa mengatasi persoalan pembangunan perguruan tinggi konvensionalDi mana dalam jenis konvensional tersebut, dosen dan mahasiswa harus bertemu dalam satu tempatSelama ini, jajaran Kemendiknas kualahan meningkatkan jumlah perguruan tinggi karena terbentur biaya pengadaan fisik bangunan"Jika dengan optimalisasi UT biaya bisa ditekan," kata dia.
Mantan rektor ITS itu menjelaskan, program Kemendiknas untuk pendidikan tinggi adalah meningkatkan angka partisipasi kasar (APK)Tahun 2010 lalu, Kemendiknas mencatat APK mahasiswa dengan usia 19-23 tahun masih 23 persenKemendiknas memasang target, pada periode 2014-2015 nanti, APK tersebut bisa naik menjadi 30 persen"Kita masih kurang tujuh persen," jelas Nuh
Dalam hitungan Kemendiknas, tiap satu persen setara dengan 400 ribu mahasiswaOptimalisasi UT ini merupakan wujud dari kerjasama pendidikan dengan IndiaNuh menerangkan, di tengah jumlah manusia yang cukup besar, India bisa menjalankan program pendidikan jarak jauhNah, di Indonesia jumlah penduduk juga terhitung besarSehingga, cara di India itu bisa dijadikan untuk mengatasi persoalan pemerataan pendidikan tinggi.
Untuk mengoptimalkan peran UT tersebut, Kemendiknas sudah menyiapkan pematangan program Electronic Learning (E-Learning)Menggunakan media elektronik di dalam pendidikan jarak jauh, cukup menunjangSehingga, proses transfer ilmu dari dosen ke mahasiswa bisa tersampaikan dengan optimal.
Cara lain untuk menggenjot jumlah mahasiswa yang belajar di UT adalah, menambah lagi titik-titik penyelenggaran UTMenurut Nuh, saat ini sebaran UT masih belum merataMeskipun begitu, dia mencatat mahasiswa UT sudah mencapai 600 ribu mahasiswa lebih"Jumlah tersebut cukup besar," kata dia.
Nuh lantas membeber, ganjalan yang selama ini dihadapi UTGanjalan yang paling besar adalah dari penilaian masyarakatMenurut mantan menteri Komunikasi dan Informasi tersebut, masyarakat masih menilai jika kuliah itu harus ada pertemuan tatap muka langsung antara mahasiswa dengan dosen dalam kelas"Harus juga menenteng tas dan buku," terang dia
Pandangan masyarakat tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan sistem belajar yang di terapkan UTMahasiswa yang belajar di UT, tidak harus bertemu dengan dosen dalam kelas"Mahasiswa juga tidak menenteng tas kemana-manaBelajarnya kan dirumah," tutur NuhPersoalan persepsi masyarakat ini, tidak gampang untuk diluruskanNamun, Kemendiknas tetap berupaya untuk mensosialisasikan keberadaan UT tersebut(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Ribu Beasiswa bagi Calon Mahasiswa Kurang Mampu
Redaktur : Tim Redaksi