JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh menjamin tiak akan ada gap antar siswa jika siswa yang menjadi korban letusan gunung merapi ditampung di sekolah-sekolah yang aman dan tidak terkena dampak Merapi.
Pernyataan tersebut diungkapkan terkait adanya penolakan dari pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mengungkapkan bahwa dengan penggabungan siswa korban Merapi dengan siswa yang tidak terkena dampak merapi akan menimbulkan gap.
Menurutnya, hal tersebut dapat dihindari jika ada komunikasi dan pendekatan yang baik antar siswa dan guru atau tenaga pendidik di sekolah tersebut. “Dijamin tidak akan ada gap antar siswa korban merapi dan siswa yang bukan korban merapiLagipula, tidak selamanya anak-anak korban merapi yang digabung dengan siswa lainnya akan menimbulkan keributan sepanjang ada komunikasi yang baik antar guru dan siswa,” ungkap Mendiknas di Jakarta, Sabtu (20/11).
Mendiknas menjelaskan, para siswa dari sekolah-sekolah yang terkena dampak merapi tersebut tidak semuanya ditampung di sekolah-sekolah yang aman
BACA JUGA: Masa Transisi, Sekolah Penampung Tak Terapkan Disiplin
Tetapi, lanjut dia, pemerintah juga menyarankan beberapa alternative lainnya"Untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) melakukan kegiatan belajar mengajar di barak pengungsian dengan memanfaatkan ruang kosong dan tenda
BACA JUGA: RI-China Dirikan Pusat Bahasa Mandarin
Mereka dibantu oleh Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI), Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) dan relawan," papar Mendiknas.Selanjutnya, mantan Menkominfo ini juga menerangkan, untuk jenjang SD, SMP, SMA dan SMK dilaksanakan di sekolah terdekat dari barak pengungsian untuk jumlah siswa sedikit maka dilakukan penggabungan dengan siswa regular
BACA JUGA: Jumlah Mahasiswa RI di LN Merosot
(cha/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru RSBI Berkualitas Rendah Harus Diganti
Redaktur : Tim Redaksi