Mengaku Punya Ilmu Kebal, Polisi Gadungan Sodomi 7 Remaja

Selasa, 19 Agustus 2014 – 08:28 WIB

jpnn.com - CIREBON - Kasus pelecehan seksual (sodomi) dengan korban enam bocah usia TK di Kabupaten Cirebon pada Mei 2014 lalu, sempat menggemparkan warga Cirebon. Kini kasus serupa kembali terjadi. Tujuh anak usia SMP dan SMA menjadi korban sodomi yang dilakukan pria yang mengaku anggota kepolisian.

Data yang berhasil dihimpun Radar Cirebon (Grup JPNN), peristiwa ini pertama kali terbongkar dan diketahui ketika seorang pengasuh pondok pesantren terapi Qolbu Bumi Darrusalam Cirebon, Ustadz Iwan Adi Sucipto yang juga guru ngaji di Kecamatan Lewahwungkuk, heran pada kondisi beberapa anak yang usai salat isya menangis. Dia pun mendekati anak tersebut dan mencoba menggali keterangan dari sang anak.

BACA JUGA: Mantan TKW Terlibat Sindikat Narkoba Internasional

Setelah dibujuk dan dijamin keamanannya, para siswa tersebut akhirnya buka suara dan menceritakan kepada sang ustadz bahwa ia baru saja menjadi korban sodomi dari seorang pria yang baru dikenalnya di Komplek Stadion Bima.

Mereka cerita dibawa ke kos-kosan pelaku di Kp Persil Raya RT 01 RW 06. Korban seperti dihipnotis sampai tidak sadar, sehingga pelaku bebas menyalurkan nafsu bejatnya.

BACA JUGA: Curi Motor di Ratusan TKP, Luthfi dan Tomy Dibekuk Polisi

Rupanya perkenalan dengan korban itu, membuat pelaku mengenal korban-korban lainnya. Bahkan ada satu korban yang menjadi pelampiasan nafsu menyimpang pelaku hingga tiga kali disodomi.

Menurut Ustadz Iwan, rata-rata anak-anak ini bingung dan tak tahu harus mengadu ke siapa. Apalagi oleh pelaku anak-anak tersebut diancam dan disantet jarak jauh oleh pelaku. “Pelaku ini dengan modus mengintimidasi korban dengan mengaku sebagai anggota polisi dan mempunyai ilmu kebal serta ilmu kebatinan yang lain,” ujarnya.

BACA JUGA: Usai Nonton Film Dewasa, Paman Garap Keponakan

Lebih jauh Ustadz Iwan mengatakan, hingga saat ini sudah empat korban yang melapor ke Unit PPA Polres Cirebon Kota. Menurutnya, para korban lainnya masih butuh pendekatan khusus dan pengertian dari pihak orangtua bahwa anak-anak ini adalah korban dan mesti mendapatkan support serta dukungan dari pihak keluarga. “Sampai saat ini, baru empat yang lapor dan tiga yang visum,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang korban yang enggan namanya disebut mengaku dirinya disodomi pelaku sebanyak tiga kali dan terakhir kali pada Kamis (14/8) lalu.

Kedekatannya dengan pelaku berawal dari teman-temannya dahulu yang sebelumnya menjadi korban pelaku. Ia mengaku antara dirinya dan korban lain tidak pernah ada yang bercerita dan sama-sama tidak mengetahui peristiwa sodomi tersebut.

“Awalnya saya menceritakan ke ustadz dan oleh ustadz diberikan motivasi. Akhirnya saya ceritakan semua yang saya alami, lalu teman-teman yang saat itu ada di situ ternyata cerita juga kalau jadi korban pelaku,” ungkapnya.

Dari pantauan Radar, nampak beberapa orang tua korban mendatangi Polres Cirebon Kota untuk melaporkan kasus tersebut. Setelah melapor, anak-anak yang menjadi korban dibawa oleh Unit Buser untuk menunjukkan letak kos-kosan pelaku di daerah Majasem, namun unit Buser harus gigit jari pasalnya pelaku ternyata sudah kabur lebih dahulu.

Terpisah, Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum saat dihubungi Radar melalui Blackberry Messenger-nya mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan kepada para korban.

Namun demikian, pihaknya belum bersedia untuk menjelaskan secara detail jumlah korban dan pelaku yang sampai saat ini belum tertangkap. Dia juga membantah pelakunya itu anggota kepolisian. Dia menduga pelaku hanya polisi gadungan.

“Yang jelas, saat ini masih kita lakukan pemeriksaan pada korban, sementara pelaku masih dalam pengejaran Unit Buser,” pungkasnya. (dri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beberapa Pejabat Jadi Pelanggan Setia Ekspos Prostitusi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler