jpnn.com - BADUNG - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar telah usai. Setya Novanto sudah sah terpilih sebagai ketua umum partai beringin rindang kuning itu.
Fakta-fakta yang tidak diketahui publik pun mulai terungkap. Salah satunya soal dukungan para bakal calon ketua umum kepada Setya Novanto.
BACA JUGA: Kemenhub Bekukan Izin Lion Group di Bandara Soetta
Di saat pengumuman hasil suara yang mengeluarkan Novanto dan Ade Komarudin sebagai caketum, Syahrul Yasin Limpo seketika naik ke atas panggung dan meminta agar Novanto ditetapkan saja secara aklamasi mengingat perolehan suara di antara keduanya terlampau jauh.
Nyatanya, langkah Syahrul itu merupakan hasil perundingan di antara enam bakal caketum dengan Akom.
BACA JUGA: Indentitas Dua Anggota Santoso yang Tewas Masih...
"Akhirnya kita bertujuh sepakat tidak menuntut diadakannya pemilihan ulang. Nyatakan saja secara aklamasi," ujar bakal calon ketum bernomor urut 4, Mahyudin saat berbincang dengan JawaPos.com di Jimbaran, Bali, Rabu (18/5).
Pernyataan mengejutkan kembali dilontarkan Mahyudin. Ia mengaku menjadi cadangan bagi keberadaan Novanto. Sejak awal, Mahyudin menyatakan akan maju dalam pemilihan andaikata Novanto tidak maju.
BACA JUGA: Kepala PPATK: Perlu Inpres agar Penegak Hukum...
Nyatanya, Novanto berjuang hingga waktu terakhir.
Alasan mengapa ia hanyalah cadangan Novanto, lantaran ada sejumlah kasus yang melekat dengan mantan ketua DPR itu. Semula ditakutkan, dengan adanya kasus itu, membuat pemilik hak suara enggan memilih Novanto.
Namun nyatanya, geriliya Novanto cukup gigih. Karena itu, sejak mengetahui Novanto tidak akan mundur, Mahyudin tidak bergerak sedikitpun untuk menggalang suara bahkan mendekati para pemilik suara.
"Saya sebenarnya back up, sebagai cadangan. Kalau tiba-tiba Novanto bermasalah, saya yang jadi kompetitor utama. Ternyata Novanto maju, itu yang buat kita grogi. Jadi tidak heran cuma dapat dua suara. Di Bali kita tidak menemui para voters," bebernya dengan gamblang.
Selain itu, Mahyudin mengungkapkan adanya rumor di DPD I dan II bahwasannya dia bagian dari Novanto. Bahkan ada yang menyebut, yang memilih Novanto sama saja dengan memilih Mayudin.
"Itu yang mengakibatkan orang Kalimantan tanya ke saya, antara Pak Novanto dan Mahyudin ada deal-dealan, padahal tertulisnya nggak ada," tutur wakil ketua MPR itu.
Jauh sebelum itu, antara Mahyudin dengan Novanto nyatanya memiliki hubungan dekat. Ia sudah menganggap Novanto sebagai kakak, begitupula sebaliknya, Novanto menganggap Mahyudin sebagai adik.
Karenanya, ia bersyukur Novanto terpilih menjadi ketua umum Golkar. "Walaupun saya dapat suara kecil, tetapi tidak berkecil hati. Kita tidak dalam kapasitas fight dengan Novanto.(dna/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Beda Pemimpin Beda Pula kebijakan
Redaktur : Tim Redaksi