Sejak Selasa lalu (15/3) hingga kemarin (19/3), Jakarta dan sekitarnya digempur kabar paket bomAda yang benar-benar bom
BACA JUGA: Peter Gontha yang Sukses Datangkan Ribuan Artis ke Java Jazz
Tetapi, ada juga yang awu-awu--------------------------------------
M
BACA JUGA: Horst Henry Geerken, Ungkap Kedekatannya dengan Soekarno lewat Buku A Magic Gecko
HILMI SETIAWAN, Jakarta-------------------------------------
PELATARAN markas Detasemen Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya di Petamburan, Slipi, Jakarta Barat, kemarin (19/3) terlihat tenang
BACA JUGA: Ke Komunitas Utan Kayu, sehari Setelah Ledakan Bom Buku
Di dalam markas, hanya terlihat beberapa motor dan satu unit mobil barakuda.Markas tersebut sepi karena 50 anggotanya disebar ke lima mapolres di JakartaYaitu, Mapolres Jakarta Pusat, Mapolres Jakarta Timur, Mapolres Jakarta Selatan, Mapolres Jakarta Barat, dan Mapolres Jakarta UtaraSalah seorang anggota Detasemen Gegana Briptu Aris menjelaskan, aktivitas rekan-rekannya meningkat sejak Selasa lalu (15/3), ketika Jakarta dihebohkan oleh paket bom buku untuk Ulil Abshar Abdalla di markas Utan KayuSejak itu, teror bom terjadi secara beruntun
Selain Ulil, paket bom ditujukan, antara lain, kepada Kepala BNN Gories Mere, Ketua Pemuda Pancasila Yapto SSoeryosumarno, dan musisi Ahmad Dhani"Kami berharap tidak ada lagi laporan tentang bom," ucap anggota lain Detasemen Gegana yang bertugas di pos jaga.
Aris menuturkan, sejak muncul laporan tentang kiriman bom, markasnya cukup ramai didatangi wartawanMereka menyanggong untuk mengikuti Tim Gegana ke TKPPuncaknya Jumat lalu (18/3)Pada hari itu, tercatat tujuh laporan paket bomTetapi, setelah dicek di TKP, yang benar-benar bom hanya terdapat di kawasan Kota Wisata Cibubur, BogorSaat itu paket tersebut meledak.
Selain menjadi pusat wartawan dalam mencari berita tentang bom, markas tersebut ramai karena seluruh anggota tim harus siap siagaAturan piket personel makin dipertegas"Petugas tetap boleh libur, tetapi kantor tidak boleh kosongHarinya digilir," ucap Aris kepada Jawa Pos.
Sebelum ada instruksi dari Polda Metro Jaya agar Tim Gegana menyebar ke seluruh polres di Jakarta, anggota Detasemen Gegana yang berjumlah kurang dari seratus personel itu kumpul dan siaga di markasSejak Selasa lalu, kesibukan Tim Gegana memang bertambahSebelumnya, aktivitas di Mako Gegana (dalam bahasa Sanskerta berarti langit) lebih tenangMaklum, dalam satu bulan, belum tentu ada laporan soal bom yang masuk
Ketika tidak ada laporan bom, anggota Tim Gegana memanfaatkan waktu untuk menambah dan mempertajam ilmu serta keterampilan menjinakkan bom"Ketika sekarang sibuk, kami anggap sebagai waktu praktik," ujar anggota lain, disambut tawa rekan-rekannya.
Tidak berapa lama, tawa anggota Tim Gegana tersebut terhenti karena telepon salah seorang teman mereka berderingTernyata, panggilan itu menginformasikan adanya paket mencurigakan lagi, yang diduga berisi bomPaket tersebut berlokasi di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Saat menerima informasi itu, beberapa anggota Tim Gegana yang mengobrol dengan Jawa Pos tersebut sedang makan siang dan baru saja membuka nasi bungkusSegera bungkusan nasi itu ditutup lagiTanpa butuh waktu lama, sepuluh personel dengan slogan setia, tabah, dan waspada tersebut langsung memutar mobil penjinak bomMereka bergegas menuju TKP (tempat kejadian perkara)
Suasana Mako Gegana yang semula senyap menjadi agak riuhSirene mobil jihandak meraung-raung kencangTidak ada perlengkapan tambahanHampir seluruh peralatan penjinak bom sudah tertata rapi di dalam mobil tersebut.
Aris mengawal mobil itu dengan menggunakan motorMeski melewati jalur bus Transjakarta yang cenderung sepi, mobil jihandak tersebut masih saja terjebak macet di beberapa titikAntara lain, titik-titik pintu masuk tol dalam kota di Jalan Gatot SubrotoBeberapa persimpangan yang dilengkapi dengan traffic light terpaksa mereka terombol.
"Tolong, metromini minggir," ujar petugas melalui pengeras suara di atap mobil penjinak bomSeruan itu tidak digubrisSebab, metromini juga tidak mendapatkan celah untuk minggirAkhirnya, Tim Gegana harus antre dan menunggu kemacetan sedikit mencair.
Di tengah guyuran hujan, mereka kembali terjebak macetTepatnya di kawasan KalibataAntrean mobil kali ini lebih parahDengan sigap, Aris mencairkan beberapa mobil yang menghalangi jalan mobil jihandak.
Tiba di TKP, Tim Gegana berhenti di depan rumah Doni Zulfakar, Jalan Haji Samali Ujung No 18Di depan rumah itu, ada paketPengirimnya adalah Toko Mainan IndonesiaPaket sebesar kardus air mineral tersebut terbungkus plastik hitamBeratnya sekitar 5 kgPaket itu dikirim seseorang dengan menggunakan motor kemarin, sekitar pukul 12.00Pengirim berhelm dan berjaket hitam.
Nah, karena Doni pergi ke luar kota, paket mencurigakan tersebut dititipkan kepada Edi, tetangga DoniKarena sering melihat berita ancaman bom dalam paket, Edi langsung curiga terhadap bingkisan tersebutDia lantas menelepon Polsek Pasar Minggu"Edi melapor, ada barang mencurigakanDia khawatir isinya bom," ujar Kapolsek Pasar Minggu Kompol Sunarto
Pihaknya lantas segera mensterilkan lokasi tersebutSambil menertibkan masyarakat yang penasaran, Tim Gegana bersiap-siap menjinakkan "paket bom" tersebutSalah seorang petugas mulai mengenakan seragam khusus penjinak bom
Bentuknya persis dengan yang digunakan oleh Sersan William James (diperankan Jeremy Renner) dan kawan-kawan dalam film The Hurt LockerSetelah seragam terpasang lengkap, petugas langsung menuju paket itu.
Total, petugas tersebut hilir mudik dari mobil jihandak ke lokasi paket hingga tiga kaliSetiap kembali ke mobil penjinak bom, dia menyempatkan minum air duluSaat kembali ke lokasi paket untuk kali ketiga, salah seorang anggota tim menyebut bahwa paket tersebut A1"Paket A1, semuanya menjauh," teriak ArisBeberapa personel Tim Gegana yang bersenjata juga menyuruh masyarakat minggir
Sebuah paket disebut A1 jika memenuhi beberapa indikatorSalah satunya, di dalam paket itu terdapat rangkaian elektronikRangkaian tersebut diketahui dengan alat pemindai sinar X"Ada kabel dan baterai dalam sebuah rangkaian," ucap Kapolres Jakarta Selatan Kombespol Gatot Eddy Pramono.
Setelah menetapkan status A1 untuk paket tersebut, petugas langsung mengeluarkan beberapa peralatan penjinak bomDi antaranya, kabel dan peledak berdaya rendahTidak berapa lama, darrr"Paket itu pun diledakkanTernyata, isi paket tersebut bukan bom atau bahan peledak lainSetelah diurai, paket itu berisi boneka BarbieGatot menjelaskan, rangkaian kabel dan baterai yang terekam sinar X itu adalah alat kelengkapan boneka"Boneka itu jenis yang bisa bergerakJadi, ada rangkaian elektroniknya," imbuhnya.
Bagi anggota Tim Gegana, jelas Gatot, ada prosedur tertentu dalam menangani paket yang dicurigai sebagai bomAnggota harus meledakkan paket itu jika ada tanda-tanda rakitan bom"Tidak mungkin ada barang berbahaya yang dimasukkan ke mobil, lalu diteliti di markas," papar dia.
Sebaliknya, jika setelah disinar X tidak ada tanda-tanda mencurigakan, barang yang dilaporkan oleh warga tidak akan diledakkanSetelah berhasil memastikan bahwa paket tersebut negatif bom, Aris dan rekan-rekannya balik kanan(c11/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan
Redaktur : Tim Redaksi