Mengunjungi Daqing, Daerah Penghasil Minyak Terbesar di Tiongkok

Terinspirasi Spirit Wang Jinxi Taklukkan Sumur Ketiga

Kamis, 03 Juni 2010 – 10:55 WIB
Pompa angguk tak jauh dari kompleks apartemen. Foto: Sudjatmiko/Jawa Pos

KOTA Daqing (baca Ta-jing) merupakan kota penghasil minyak terbesar di TiongkokMeski banyak aktivitas penambangan minyak di tengah kota, Daqing tetap bersih dan rapi

BACA JUGA: Soal Rokok, Ingatkan Opium pun Dulu Tak Haram

Hal itulah yang juga disaksikan wartawan Jawa Pos (JPNN Grup) SUDJATMIKO yang mengunjungi kota tersebut atas undangan PetroChina Indonesia, 19-26 Mei lalu

 
Setelah menempuh perjalanan estafet dari Shanghai ke Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, dengan China Shoutern Airlines selama tiga jam, rombongan meneruskan perjalanan darat melintasi jalan tol sepanjang 156 km ke Kota Daqing.
 
Perjalanan dari Harbin menuju Daqing memakan waktu sekitar dua jam

BACA JUGA: Ketika Rano Karno Merindukan Dunia Seni

Daqing merupakan salah satu kota terpencil di Provinsi Heilongjiang
Posisinya terletak di bagian timur laut Tiongkok.

Sebenarnya sudah ada penerbangan langsung Shanghai?Daqing yang bisa ditempuh dalam waktu empat jam

BACA JUGA: In Memoriam Ramdan Putra Aldil Saputra

Tapi, karena penerbangan ke Daqing selalu penuh, rombongan memutuskan untuk menempuh jalan darat dari Harbin ke DaqingPenerbangan ke Daqing dilakukan setelah kota minyak itu resmi membuka bandaranya bernama Daqing Saertu Airport pada 1 September 2009

Selain Jawa Pos, rombongan dari Indonesia terdiri atas Vice President PetroChina Indonesia Mary P.YPulunggono, Humas PetroChina Indonesia Ginanjar, Humas BP Migas Susana Kurniasih, dosen perminyakan ITB Rudi Rubiandini, serta wartawan Kompas Antonius PoncoDalam lawatan ke Tiongkok itu, rombongan juga mengunjungi Shanghai Expo 2010, pameran teknologi dan kebudayaan terbesar di dunia.

Kota Daqing saat ini memasok 40 persen produksi minyak Tiongkok yang mencapai 189,4 juta ton pada 2009Karena itu, tak heran, begitu keluar dari pintu tol Daqing, sejauh mata memandang, rangkaian pipa minyak mengular di tepi jalan menuju pusat kotaDari kejauhan juga terlihat berbagai ukuran pompa angguk (untuk memompa minyak) yang menjalankan aktivitasBeberapa unit pengolahan minyak mentah juga terlihat di berbagai sudut kota.

Dari pemandangan awal itu, saya sempat membayangkan bahwa pusat Kota Daqing pasti penuh dengan sisa minyak yang berceceran di mana-mana, mengotori lingkungan kotaSebab, menurut informasi yang saya terima, hampir tak ada jarak antara permukiman penduduk Daqing dan pompa anggukKarena itu, bisa dibayangkan permukiman penduduk akan dipenuhi ceceran minyak mentah berwarna hitam pekat di jalan-jalan

Namun, bayangan saya tentang kondisi kota berpenduduk 2,6 juta jiwa itu meleset 180 derajatBegitu rombongan memasuki Kota Daqing sekitar pukul 16.30 waktu setempat, yang muncul adalah rasa heran dan kagumMisalnya, soal jalan, luasnya sampai 10 lajurAntara jalur cepat dan jalur lambat, ada taman yang masing-masing selebar empat meterPengendara yang melintasi jalan beraspal mulus itu merasa begitu lapang, panjang, dan tak berdebuDari kejauhan, terlihat gedung-gedung menjulang tinggi di pusat kotaApartemen, mal, gedung perkantoran, dan hotel berdiri di mana-mana.

Menariknya, di antara gedung-gedung tersebut, berdiri puluhan pompa anggukAda yang berderet dua sampai empat pompa sekaligusBahkan, beberapa di antaranya dibangun di kompleks taman kotaAda pula pompa angguk yang berimpitan dengan apartemen, di depan mal, atau di sekitar kompleks sekolah

Jumlah pompa angguk yang beroperasi tidak hanya satu, tapi bisa tiga pompa sekaligusMenariknya, pompa tersebut hanya dibatasi pagar kawat biasa setinggi dua meterSementara itu, pompa angguk yang berada di tepi jalan rata-rata tanpa pagar pembatas

Meski pompa angguk dan refinery oil (pengolahan minyak mentah) menyatu dengan permukiman penduduk atau pusat perbelanjaan, tak terlihat sedikit pun ceceran minyak yang mengotori lingkunganSemua terlihat serbarapiTata kotanya juga teraturSetiap blok selalu dihiasi taman kotaBagi Daqing, pompa angguk bagai aksesori raksasa yang menghiasi kotaKompleks sebuah mal besar di kawasan Chuangye Road yang kini memasuki pembangunan tahap akhir, misalnya, "dihiasi" pompa-pompa angguk yang setiap hari beroperasi

Bagaimana bila sewaktu-waktu minyak yang dipompa bocor dan menyembur ke permukaan tanah karena kerusakan sistem kontrol pompa seperti yang terjadi di Porong" "Kami bisa menyelesaikannya dalam waktu sepuluh menitPeristiwa itu pernah terjadi di kawasan perumahanWarga pun tidak merasa terganggu," kata Mr Hou Yunfu, vice director marketing department PetroChina Daqing Oilfield Co LTD, di sela-sela peninjauan salah satu pompa angguk di kawasan mal, Jumat pekan lalu (22/5).

Menurut pria yang pernah empat tahun tinggal di Indonesia itu, warga Kota Daqing memahami betul pentingnya minyak bagi negaraKarena itu, bila terjadi peristiwa gangguan teknis, warga akan memahami"Apalagi, warga Daqing memiliki spirit Wang Jinxi, spirit Iron Man," ujarnya.

Siapa Wang Jinxi" Dia merupakan salah seorang penambang minyak yang datang ke Kota Daqing (waktu itu Kota Daqing belum bernama) bersama 30 ribu orang dari berbagai penjuru TiongkokRibuan orang tersebut diminta untuk mengeksplorasi hutan belantara yang sekarang berubah menjadi Kota Daqing itu

Wang Jinxi datang dari daerah yang jauhnya mencapai 5.000 km dari DaqingWaktu itu, dia masih berusia 14 tahunDia tinggal di suatu desa di Provinsi Ganshu, dekat XinjiangWang berangkat menuju ladang minyak Daqing karena terbakar semangat cinta tanah air

Berdasar sejarah Kota Daqing, begitu tiba di lokasi tambang, warga langsung membuat kelompok-kelompok kecil yang bertugas mencari sumber minyakMereka lalu mengeksplorasi lokasi yang dianggap potensialBegitu pula yang dilakukan Wang bersama kelompoknyaSetelah dua kali pengeboran gagal, baru pada sumur ketiga Wang dkk menemukan sumber minyak yang besar

Saat itu, 26 September 1959, diwarnai hujan salju yang tebal, minyak muncrat dengan kerasnya dari pengeboran yang dilakukan Wang csNamun, tekanan minyak yang muncrat tersebut langsung diatasiWang pun tidak berpikir panjangDia bersama para pekerja ramai-rama berusaha menutup sumber minyak tersebut dengan campuran semen dan salju yang telah dicairkan

Tak lama kemudian, semburan minyak itu dapat dikendalikanWang pun dinobatkan sebagai pahlawan dan dijuluki sebagai "Iron Man"Untuk mengenang perjuangan dan sepak terjangnya, pemerintah Tiongkok membangun museum khusus yang berkisah tentang perjuangan Wang Jinxi dan kawan-kawan

Sementara itu, semburan sumur ketiga tersebut menjadi awal produksi tambang minyak di Kota DaqingSebab, kemudian ditemukan sumur-sumur lain di banyak lokasiPada 1963, sumur-sumur minyak di Kota Daqing mulai berproduksiProduksi minyak Daqing mencapai puncak pada 1976, yakni 50 juta ton per tahun.

Saat ini, di bawah China National Petroleum Corporation (CNPC) yang di antaranya membawahkan PetroChina, Daqing mampu mempertahankan produksi minyak 1 juta barel per hari"Jadi, bagi Tiongkok, Daqing sangat penting," tegas Hou Yunfu(*/c5/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Besar, Penampilan Klimis dan Trendi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler