jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Begitu melewati portal, kami langsung disambut kawasan Grand Dragon Resort dan Casino. Jauh dari kesan mewah sesuai namanya.
Justru yang terlihat adalah suasana layaknya sebuah mess dengan bangunan-bangunan tersusun sedemikian rupa. Seperti wisma atlet yang ada di Pekanbaru, Riau.
BACA JUGA: Mengunjungi Lokasi 16 WNI Disandera, Penjagaan Superketat
Namun terdiri dari banyak dereten wisma, yang berada di dua sampai tiga lantai. Beberapa bangunan lainnya berdiri di atas bangunan lebih dari lima lantai.
Ada ratusan jendela yang menandakan ada ratusan kamar di sana. Dari kejauhan terlihat di tiap bangunan ada lorong-lorong panjang.
Di sisi kanan dan kiri lorong, ada banyak deretan pintu kamar.
Arealnya begitu luas. Diperkirakan puluhan hektar. Dikelilingi pagar pembatas dengan ketinggian kira-kira tiga meter.
BACA JUGA: 13 WNI Bermasalah di Kamboja Pulang Hari ini
Lampu temaram warna biru dan merah di pagar, semakin membuat bangunan terasa 'angker'.
Antara pagar dan bangunan, dipisahkan oleh halaman yang begitu luas. Penerangan di sekitar lokasi sangat minim. Hanya pada bagian-bagian tertentu saja ada lampu.
Mobil kami berhenti di seberang jalan, tak jauh dari depan pintu gerbang bertuliskan 'Grand Dragon Resort'.
BACA JUGA: Terbukti Berencana Bom Stasiun KA dan Terlibat ISIS, Remaja Ini Divonis 24 Bulan Penjara
Tidak ada warna yang mencolok. Bahkan ada tulisan yang lampunya rusak dan dibiarkan saja oleh pengelolanya.
Jalan di depan lokasi judi terbesar di Kamboja ini juga didominasi kerikil dan tanah. Bukan aspal.
Gerbangnya sudah terlihat tua. Hanya ada satu pintu masuk, melalui gerbang itu saja. Dan ada satu pos penjagaan lagi di sana.
100 meter sebelah kanan dari gerbang itu, ada satu portal lagi seperti sebelumnya. Di seberang portal terlihat aliran sungai Bessac.
Sebuah rakit berukuran besar merapat. Ternyata itu pelabuhan lokal yang kecil.
''Tinggal menyeberang sudah masuk negara Vietnam. Jadi lokasi judi ini persis di perbatasan Kamboja dan Vietnam,'' jelas Chan.
150 meter dari depan gerbang, hanya ada jalanan tanah. Lebarnya sekitar tiga meter. Jalannya becek dan gelap karena tak ada lampu penerangan.
Hanya terlihat lampu redup dari banyak rumah yang menghadap ke sungai. Disitulah ribuan karyawan judi dari Grand Dragon Resort dan Casino diinapkan. Termasuk 24 WNI asal Meranti.
Meski berdiri bisnis judi kelas internasional yang meraup keuntungan miliaran, di sekitar lokasi jauh dari kesan wah. Hanya ada warung-warung kecil. Tidak ada restoran besar.
Di salah satu warung sederhana, selain menjual minuman juga melayani pertukaran uang. Si pemilik warung memajang uang dalam berbagai pecahan. Mulai dari mata uang Dolar Amerika, Kamboja, Vietnam, Singapura dan Rupiah.
Tidak ada aktivitas yang begitu berarti ke lokasi judi. Hanya ada beberapa mobil minibus yang terlihat keluar masuk. Mungkin saat itu, hanya mobil kamilah yang paling mewah masuk ke lokasi.
''Kita datang masih terlalu siang. Ramainya nanti di atas jam 21.00 (Pnh) sampai pagi,'' kata Chan, yang mengaku mendapat informasi dari rekannya yang pernah bekerja di lokasi ini.
Kami sempat berdiskusi lagi sebelum masuk. Pesan S.O.S disiagakan. Paspor Indonesia disembunyikan. Supir kami minta untuk bersiap, jika harus pergi meninggalkan lokasi kapan saja.
''Jangan gunakan kamera. Pakai handphone saya saja. Lebih aman'' usul Chan.
Dengan cara pura-pura menerima telephone, Chan berhasil mengambil beberapa gambar gerbang. Saat melewati portal penjaga, Chan meminta Pekanbaru Pos berjalan lebih merapat ke arahnya.
Kami pun pura-pura bersikap sebagai pasangan. Dan Chan pun segera pura-pura berbicara dalam bahasa Khmer-Kamboja.
Si penjaga tidak curiga. Dan membiarkan kami lewat.
Begitu masuk, barulah ada beberapa mobil berkelas terparkir rapi. Lampu di kawasan ini mulai banyak. Lobi hotel bertuliskan Grand Dragon Hotel pun terlihat.
Bangunannya berdiri dari beberapa lantai, namun bagian lobi hanya ada dua lantai. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicurigai Diracun, Kematian B.B King Diinvestigasi
Redaktur : Tim Redaksi