Menhub Persoalkan Kenekatan Nakhoda

Selasa, 13 Januari 2009 – 02:42 WIB
CARI NAMA : Para keluarga korban tenggelamnya KM Teratai Prima sedang membaca daftar nama penumpang kapal yang ditempel di kantor administrasi pelabuhan Pare Pare, Seulawesi Selatan, Senin (12/1)
JAKARTA - Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengungkapkan, berdasar informasi dari awak kapal yang selamat, KM Teratai Prima yang mengangkut 250 penumpang itu terbalik dan tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi pada lambung kapal sebelah kiri.’’Nakhoda yang selamat menginformasikan bahwa gelombang tersebut terjadi akibat ada angin puting beliung,’’ ujarnya.

Dia menjelaskan, kapal berlayar dari Parepare menuju Samarinda pukul 19.00 WitaAwal musibah muncul setelah pelayaran sekitar 7–8 jam

BACA JUGA: Kejagung Hitung Untung Rugi Banding Lawan Tommy

Diperkirakan, kapal nahas yang juga mengangkut barang kebutuhan sehari-hari seberat 274,5 ton itu tenggelam di koordinat 03.39’.3’’ Lintang Selatan; 118.51’.6’’ Bujur Timur; dan 04’.8’’ Lintang Selatan 118.45’.2’’ Bujur Timur.

Belum diketahui pasti kedalaman air pada titik tenggelamnya kapal
Namun, gambaran sementara, lokasi tersebut tak berada jauh dari lokasi jatuhnya pesawat Adam Air pada Januari 2007

BACA JUGA: Menakertrans Era Mega Gunakan Dana Rekening Liar

Jika itu benar, diperkirakan perairan yang berjarak sekitar 2 mil laut dari daratan tersebut memiliki kedalaman lebih dari 2.000 meter
’’Di sekitar lokasi itu, kedalamannya memang 2

BACA JUGA: Unas SMA Jadi Lima Hari

000 meter,’’ jelas Jusman.

Dia meminta agar Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelidiki alasan nakhoda –yang diketahui bernama Sabir itu– yang tetap melakukan pelayaranTermasuk, alasan syahbandar mengeluarkan surat persetujuan berlayar (SPB) kepada KM Teratai Prima saat kondisi cuaca buruk.’’Padahal, BMG dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengeluarkan peringatan tentang bahaya melakukan pelayaran saat itu,’’ tegasnya.

Ketua KNKT Tatang Kurniadi menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan tiga penyidik untuk mengumpulkan fakta awal penyebab terjadinya kecelakaanDirinya juga akan menyusul ke lokasi hari iniDia mengungkapkan, ada tiga faktor yang akan menjadi fokus penyelidikan KNKT’’Yakni, awak, kondisi kapal, serta kondisi cuaca,’’ ungkapnya.

Untuk kapal, lanjut Tatang, diperoleh informasi bahwa kondisinya qualified (baik)Dari sisi jumlah penumpang, diketahui juga tidak overloaded (kelebihan kapasitas)Kapal itu berkapasitas 350 penumpangSaat kejadian, penumpang kapal hanya 250 orang’’Namun, soal kelengkapan keselamatan penumpang, belum tahu terpenuhi atau tidakItu nanti yang juga kami selidiki,’’ tuturnya.

Ketua Badan SAR Nasional (Basarnas) Ida Bagus Sanubari mengungkapkan, pihaknya terus berkoordinasi mencari korban dan bangkai kapal yang tenggelamHingga Senin (12/1), yang ditemukan selamat tercatat 22 orangTerdiri atas nakhoda kapal, 3 ABK, dan 18 penumpang.

Kondisi cuaca yang tak bersahabat menjadi kendala untuk melakukan pencarian’’Posisi kapal sudah berubah karena arus laut cukup kuat mencapai 56 knot,’’ tambahnya.

Kesulitan lain adalah tidak ditemukannya sinyal penentu posisi darurat dari perangkat emergency transmitter deacon milik KM Teratai PrimaSemestinya, alat yang tergolong sebagai perangkat keselamatan tersebut bekerja secara otomatis ketika terendam air

Ada kemungkinan, kondisi baterai pada alat tersebut tidak prima atau frekuensi sinyal berbeda, sehingga sinyal yang terpancar tidak tertangkap satelit’’Kami akan terus berusaha,’’ jelasnya. (wir/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Desak MA Sapih PK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler