MINGGU (15/3) menjadi hari duka bagi sepak bola KaltimSatu putra terbaik Banua Etam, Jumadi Abdi harus menghadap Yang Kuasa setelah 8 hari tidak sadarkan diri di Rumah Sakit PKT Bontang
BACA JUGA: Dunga Buka Pintu untuk Ronaldo
Pesepakbola kelahiran Balikpapan ini meninggal dalam umur 26 tahun lebih satu hari, karena infeksi kuman pada usus halusnya akibat kebocoran saluran pencernaan akibat terkena sepakan pemain belakang Persela Lamongan pada laga Sabtu 7 Maret 2009.
ROBI JOHAN, Samarinda
Dering telepon pada Minggu (15/3) sekitar pukul 08.45 Wita sungguh mengejutkan
BACA JUGA: Tiga Petenis Davis ke Thailand
Jumadi yang terkenal dengan panggilan Pele ini memang sudah mendapat perawatan intensif dokter RS PKT, sejak dilarikan dari lapangan ketika membela timnya menghadapi Persela Lamongan
BACA JUGA: Cino Jadi Buah Bibir di California
Lambungnya terkena sepakan Deny yang berusaha membuang bola di depan JumadiNahas, Jumadi yang sudah dalam posisi rebah terkena sepatu di pemain tersebutKejadian itu membuatnya terguling di lapanganMuklis Alifatoni, wasit yang memimpin pertandingan itu menghadiahkan kartu kuning kepada Deny Tarkas dan Jumadi akhirnya digantikan Satria Feri.Usai dilarikan ke rumah sakit, ternyata pacar dari Robiatul ini kondisinya tidak kunjung membaikUsus halusnya yang pecah dan terlanjur membuat bakteri menyebar di luar area pencernaan disinyalir menjadi penyebab memburuknya kondisi pemain yang dilahirkan pada 14 Maret 1983 ini
Bukan hanya itu, organ lain pemain yang memperkuat Kaltim pada PON XVI di Palembang ini juga ikut-ikutan tidak berfungsi, kecuali jantung yang masih bekerja dengan normalAkhirnya, pemakai nomor punggung 7 di Bontang PKT ini mengembuskan nafas terakhir, Minggu (15/03 pagi.
Kabar yang tersebar berbarengan dengan simpati dan ucapan duka, langsung bermunculanRasa kehilangan menjadi hal yang paling kentara dari rekan satu timApalagi, sebagian besar pemain lain tidak sempat memberikan penghormatan terakhir secara langsung karena masih berada di Wamena Papua dalam rangkaian Liga SuperMeski begitu beberapa pemain yang tidak diikutkan dalam tur ke ujung timur negeri ini, seperti Rusdianysah, M Sandi dan Trias Budi menyampaikan simpatinya melalui Kaltim Post (Grup JPNN)
Rusdiansyah yang mengaku sempat bertemu pada malam sebelum Jumadi Abdi meninggal dunia berujar, rekannya tersebut meninggalkan kesan mendalamBukan hanya di dalam lapangan, bahkan di luar lapangan sosok pemain yang pernah memperkuat tim Sea Games 2005 ini ternyata juga panutanSalat lima waktu yang tidak pernah telat dikatakan Rusdiansyah sebagai satu teladan yang patut ditiru pemain lain
"Seletih apapun dia berlatih, saya belum pernah lihat dia meninggalkan salatPernah sewaktu saya satu kamar dengannya di Semarang, ia tidak lupa membangunkan saya salat subuhPadahal malamnya kami habis bertanding," ujar pemain yang menlani musim pertama bersama Jumadi di Bontang PKT ini.
Hal senada juga diutarakan Trias Budi dan M SandiSebagai junior, jika dilihat dari umur, Trias mengakui Jumadi adalah sosok yang pantas dijadikan teladanSemangatnya di dalam lapangan dengan tidak pernah kendur melakukan serangan atau membantu pertahanan, dinilainya menjadi kunci suksesnya berperan sebagai gelandangPun demikian, ia tidak melupakan sikap pemain ini di luar lapangan"Saya benar-benar kagum dengan sikapnya yang tidak banyak omongIni patut menjadi contoh pemain muda," ucap Trias Budi.
Menjadi panutan pemain muda juga dikatakan Joko Sidik, pemain yang dipromosikan dari tim junior Bontang PKTMenurutnya, Jumadi adalah panutan pemain muda dalam menjalankan tugas di lapangan atau kehidupan sehari-hari"Orangnya tidak neko-nekoSaya senang melihat dia main sejak saya belum di PKTDia pantas menjadi panutan dan tempat belajar junior seperti saya," ungkap mantan bek Kaltim di PON XVII lalu
Dan yang paling merasa kehilangan dari pekerja keras macam Jumadi Abdi adalah pelatih Fachri HusainiSelain harus kehilangan stok pemain tengah, ia juga mengaku sangat kerja keras Jumadi kerap menjadi inspirasi pemain lainnyaMeski bersamanya di Bontang PKT belum sekalipun kemenangan digapai, namun ia tidak pernah absen menurunkan pemain tersebut, meski sebagai cadanganNamun meninggalnya Jumadi menjadikan stok pemain tengah Bontang PKT kian tipisIni juga akan membuat beban tim yang dibesarkan perusahaan pupuk terbesar ini akan semakin berat menghindari zona degradasi
"Ini cobaan berat bagi kamiNamun apa yang sudah dikorbankan Jumadi akan menjadi penambah semangat kami menjalani pertandingan selanjutnyaDan pengorbanannya tidak akan sia-sia," tutur Fachri Husaini
Dan untuk memberikan penghormatan kepada Jumadi, sebelum pertandingan di Stadion Pendidikan Wamena, pemain Bontang PKT melakukan prosesi menundukkan kepala selama 1 menitSelain pita hitam juga dikenakan sebagai tanda berkabungDan malam harinya, usai salat isa, pemain yang beragama Islam melakukan doa bersama dan salat gaib(***)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Juve Harapkan Dukungan Penuh Suporter
Redaktur : Tim Redaksi