Menkes: Kerugian Akibat Rubella di Indonesia Capai Rp 5,7 T

Kamis, 23 Agustus 2018 – 22:24 WIB
Menkes Nila Moeloek. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengungkapkan kerugian ekonomi yang ditimbulkan apabila seseorang terkena campak tanpa komplikasi lebih kurang memakan biaya Rp 2,7 juta per kasusnya.

Lain cerita jika seorang anak menderita campak dengan komplikasi radang paru atau otak, biaya pengobatan minimal lebih kurang menghabiskan hampir Rp 13 juta per kasus. Itu di luar biaya hidup yang dibutuhkan saat penderita mendapatkan perawatan.

BACA JUGA: Imunisasi MR Sangat Penting, Ini Penjelasan Lengkap

Sementara itu, pembiayaan minimal yang dibutuhkan untuk pengobatan seorang anak dengan CRS mencapai lebih dari Rp 395 juta per orang untuk penanaman koklea di telinga, operasi jantung dan mata. Namun setelah itu tentu tetap dibutuhkan pembiayaan untuk perawatan kecacatan seumur hidupnya.

Seorang ibu dari anak penderita CRS (inisial Yn), mengungkapkan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan anaknya hingga berusia 8 tahun mencapai Rp 619 juta, termasuk biaya untuk pemasangan implant koklear sebesar Rp 370 juta, operasi katarak sebesar Rp 22 juta dan terapi bicara yang menghabiskan Rp 74 juta.

BACA JUGA: DPR Minta Pemerintah Segera Mencari Vaksin Halal

Sementara itu, ibu penderita CRS lainnya dengan (inisial GM) juga mencatat biaya bahwa biaya pemasangan alat bantu/penunjang anaknya mencapai Rp 327 juta, biaya cek kesehatan sebesar Rp 34 juta dan biaya rehabilitasi mencapai Rp 2,6 juta setiap bulannya.

"Kerugian makro ekonomi yang ditimbulkan karena penyakit MR alias Rubella di Indonesia selama lima tahun (2014 sampai Juli 2018) mencapai Rp 5,7 triliun," ungkap Menteri Nila di Jakarta, Kamis (23/8).

BACA JUGA: Masyarakat Diimbau Sadar Bahaya Campak dan Rubella

Perhitungan ini menggunakan model perhitungan cost benefit analysis yang dilakukan Prof. Soewarta Kosen (litbangkes, 2015). Hal ini sangat tidak sebanding, bila dilihat biaya yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan untuk kampanye dan program imunisasi MR hanya lebih kurang sebesar Rp 29 ribu per anak.

“Imunisasi merupakan satu-satunya pencegahan yang paling efektif dan cost efektif. Tentu kita tidak ingin kan ada anak Indonesia yang harus menderita dan menjadi beban keluarga dan negara di masa depannya. Untuk itu, negara berkewajiban hadir untuk melindungi mereka dari ancaman penyakit berbahaya.” tandasnya.

Berdasarkan hasil kajian terhadap situasi di Indonesia oleh Kemenkes bersama para ahli dari WHO dan akademisi dari beberapa Fakultas Kedokteran serta Fakultas Kesehatan Masyarakat di Indonesia pada Oktober 2014 lalu, maka direkomendasikan agar dilakukan kampanye imunisasi MR dengan sasaran usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun. Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan maka diperlukan cakupan imunisasi minimal 95% di seluruh tingkat wilayah agar terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok) seperti yang diharapkan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Imunisasi MR Fase II Baru Sekitar 23 Persen


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler