Sri Mulyani mengatakan dalam menyusun APBN dan APBD harus mengacu pada penerapan anggarannya berbasis kerangka pengeluaran jangka menengah dalam APBN 2011
BACA JUGA: Tiap 15 Hari, Lahir Satu Daerah Otonom
Artinya, selama perjalanan penyusunan anggaran, setiap Pemda diminta untuk mengantisipasi hal-hal sedini mungkin terhadap berbagai perubahan yang bisa mempengaruhi asumsi anggaran."Pada April ini,hampir seluruh dunia akan lakukan kajian
BACA JUGA: Subsidi Listrik Jadi Rp 56,15 Triliun
Namun kita tetap melakukan revisi pertumbuhan 5,5 persen menjadi 5,8 persen.Revisi ini kita harus hati-hatiBACA JUGA: Kesepakatan Jogja Untungkan China
Penyusunan anggaran secara lebih hati-hati, dikatakan Sri Mulyani, khususnya bagi daerah-daerah penghasil minyakBiasanya, saat menyusun harga minyak, daerah penghasil migas tidak memperhatikan prediksi dan fluktuatif pergerakan harga minyak dunia.
"Bagi daerah penghasil, harus dapat merespon baik pergerakan harga minyak ini karena berpengaruh pada penerimaan daerahSaat ini harga minyak masih rata-rata USD80 per barelSangat sulit bagi daerah gunakan standar harga tinggi sementara nanti harga bisa saja tiba-tiba turun," kata Sri Mulyani.
Yang perlu juga diperhatikan oleh pemerintah daerah adalah proyeksi Product Domestic Bruto (PDB) tahun 2011 yang diperkirakan mencapai 6,3 persenAngka ini didukung oleh peningkatan konsumsi, investasi dan ekspor.
"Karena itu, Pemda memang harus turun melihat persoalan di daerah mengawasi pergerakan di bawahSaya ingatkan untuk arus modal yang kuat, harus diarahkan pada program pendorong ekonomiSelain itu, kualitas APBD mohon diperhatikanJangan sampai tahun 2012, ada lagi yang sampai terlambat, harusnya tepat waktu" tegas Sri Mulyani.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas APBN-P, Sepakat ICP 80 USD Per Barel
Redaktur : Tim Redaksi