JAKARTA—Pemerintah terus merangkul publik untuk bisa mengetahui arah kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010Kamis (11/3), bertempat di ruang rapat Kementrian keuangan gedung Juanda I lantai 3, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan pertemuan dengan analisis ekonomi dan 10 pemimpin redaksi media massa di Indonesia.
Pertemuan berlangsung tertutup selama lebih kurang 1,5 jam
BACA JUGA: Mahasiswa Tuntut Penegakan Hukum
Diantara media massa yang ikut pertemuan dengan Sri Mulyani dan jajarannya adalah Jawa Pos, Investor Daily, Kompas, Tempo, Kontan, Detik.com, LKBN Antara, Media Indonesia dan The Jakarta Post.Pada wartawan usai pertemuan, Sri mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan pertemuan rutin yang sengaja digelar untuk melakukan update kondisi terkini perekonomian negara.’’Khususnya konten APBN-P 2010 untuk analisa mengenai kondisi ekonomi terkini dan prospek tahun 2010 tentang tekhnis didalam APBN-P 2010,’’ katanya.
Sementara itu, analisis ekonomi Purbaya, pada wartawan mengatakan bahwa dari pertemuan tersebut, salah satu yang enggan dikomentari Menkeu adalah permasalahan seputar indikasi kenaikan minyak dunia diatas USD 80 perbarel.‘’Tapi tadi Bu Menteri tidak mau bicara soal itu
BACA JUGA: Harus Konsisten Terapkan SNI
Yang kita tanyakan, APBN nanti bisa bertahan sampai kapan?,’’ kata Purbaya.Dikatakan Purbaya, defisit bisa saja akan lebih besar pada bulan Oktober mendatang
‘’Namun misalnya nanti di Oktober kacau meski defisit naik, rasanya DPR masih bisalah untuk dirayu
BACA JUGA: Pimpinan KPK Gantung Kasus Ferry-Wisnu
Karena kalau tidak justru bisa kacaukan targetKita tetap akan optimis, bahwa gejolak harga minyak dunia akan berkisar antara USD 60-80 per barelPengaruh pada gejolak ekonomi akan kecil,’’ jelas Purbaya.(afz/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Ismeth Dicecar Soal Uang dari Rekanan
Redaktur : Auri Jaya