Menkeu Undang 10 Pimred Media

Kamis, 11 Maret 2010 – 18:57 WIB

JAKARTA—Pemerintah terus merangkul publik untuk bisa mengetahui arah kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010Kamis (11/3), bertempat di ruang rapat Kementrian keuangan gedung Juanda I lantai 3, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan pertemuan dengan analisis ekonomi dan 10 pemimpin redaksi media massa di Indonesia.

Pertemuan berlangsung tertutup selama lebih kurang 1,5 jam

BACA JUGA: Mahasiswa Tuntut Penegakan Hukum

Diantara media massa yang ikut pertemuan dengan Sri Mulyani dan jajarannya adalah Jawa Pos, Investor Daily, Kompas, Tempo, Kontan, Detik.com, LKBN Antara, Media Indonesia dan The Jakarta Post.

Pada wartawan usai pertemuan, Sri mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan pertemuan rutin yang sengaja digelar untuk melakukan update kondisi terkini perekonomian negara.’’Khususnya konten APBN-P 2010 untuk analisa mengenai kondisi ekonomi terkini dan prospek tahun 2010 tentang tekhnis didalam APBN-P 2010,’’ katanya.

Sementara itu, analisis ekonomi Purbaya, pada wartawan mengatakan bahwa dari pertemuan tersebut, salah satu yang enggan dikomentari Menkeu adalah permasalahan seputar indikasi kenaikan minyak dunia diatas USD 80 perbarel.‘’Tapi tadi Bu Menteri tidak mau bicara soal itu
Yang perlu kita perhatikan, kata pemerintah dari kenaikan USD 1 harga minyak dunia bisa mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran

BACA JUGA: Harus Konsisten Terapkan SNI

Yang kita tanyakan, APBN nanti bisa bertahan sampai kapan?,’’ kata Purbaya.

Dikatakan Purbaya, defisit bisa saja akan lebih besar pada bulan Oktober mendatang
Hal ini terjadi salah satu nya dikarenakan dalam Undang-Undang mengamanatkan anggaran pendidikan diatas 20 persen, maka akibatnya anggaran untuk pendidikan bisa saja harus lebih besar dari asumsi semula.

‘’Namun misalnya nanti di Oktober kacau meski defisit naik, rasanya DPR masih bisalah untuk dirayu

BACA JUGA: Pimpinan KPK Gantung Kasus Ferry-Wisnu

Karena kalau tidak justru bisa kacaukan targetKita tetap akan optimis, bahwa gejolak harga minyak dunia akan berkisar antara USD 60-80 per barelPengaruh pada gejolak ekonomi akan kecil,’’ jelas Purbaya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ismeth Dicecar Soal Uang dari Rekanan


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler