SLEMAN – Dalam kunjungannya ke Jogjakarta, Minggu (24/1), Mekokesra Agung Laksono enggan menanggapi wacana relokasi warga lereng Merapi yang dusunnya masuk dalam zona merah dalam peta kawasan rawan bencana (KRB) 2010Menurutnya, wacana relokasi masih jauh dilakukan, karena yang terpenting saat ini adalah proses pemindahan warga korban Merapi dari pengungsian ke shelter-shelter yang telah disiapkan.
“Masalah ini (relokasi, Red) masih panjang untuk dibicarakan
BACA JUGA: Kubu Antasari Minta Cirus Sinaga Diperiksa
Bukan kita tidak memikirkan, tapi fokuskan dulu ke pemindahan warga dari pengungsian ke shelterMeski tak secara gamblang mendukung wacana relokasi warga yang dusunnya masuk zona merah, Agung Laksono sempat mengatakan bahwa untuk daerah yang dinyatakan tak aman lagi untuk dihuni hendaknya tidak dijadikan tempat tinggal oleh warga
BACA JUGA: Soksi Gelar Donor Darah dan Pengobatan Gratis
Menurutnya, jika pemetaan berdasar peta KRB 2010 iti sudah matang, warga yang tinggal di shelter akan dipulangkan ke dusunnya masing-masing, jika memang dusun masih dinyatakan aman
Sementara itu, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri yang kemarin juga turut dalam rombongan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan memberikan program padat karya lagi untuk warga lereng Merapi
BACA JUGA: Pemda Diingatkan Agar Gratiskan KTP dan Akte Kelahiran
Program ini merupakan padat karya lanjutan yang sebelumnya sudah dilaksanakan oleh Pemkab Sleman dalam rangka pemberdayaan warga korban Merapi yang membutuhkan penghasilan paska erupsi merapi.“Padat karya lanjutan sebenarnya sudah dilakukan sejak 16 Januari, hingga 5 Februari nantiDilakukan di 12 lokasi yang ada di lima desa, yakni Desa Kepuharjo, Umbulharjo, Wukirsari, Glagaharjo, dan ArgomulyoSatu lokasi akan menyerap tenaga kerja sebanyak 80 orang,” urainyaJika nantinya masih memungkinkan, program ini akan terus dilanjutkan.(nis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuntabilitas Pemda Rendah, Anggaran Terancam Dipotong
Redaktur : Tim Redaksi