jpnn.com - JAKARTA – Atmosfer Agustusan dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-71 masih terasa. Nuansa Agustusan bahkan terasa di Shanghai, Tiongkok.
Sedikitnya 250 pengusaha dari Indonesia dan mitranya di Tiongkok memaknai perayaan HUT Kemerdekaan RI dengan mengundang Menteri Pariwisata Arief Yahya, 26-27 Agutus 2016. Mereka berdiskusi dan membangun business opportunity di sektor pariwisata Indonesia yang ibarat kuncup bunga tak lama lagi bakal merekah indah berwarna-warni.
BACA JUGA: Menteri Basuki Optimistis Daya Beli Masyarakat Atas Rumah Tetap Ada
Arief mengatakan, masa depan destinasi pariwisata dunia dan industri kreatif ada di Indonesia. Untuk kekayaan alam dan budaya, katanya, Indonesia adalah rajanya.
“Nature-nya, tidak perlu bertegang nadi untuk berdebat. Silakan lihat dan buktikan sendiri dari ujung Sabang di NAD (Nangroe Aceh Darussalam) sampai Raja Ampat Papua Barat, destinasi kami selalu masuk dalam Top 20 dunia oleh lembaga pemeringkat mana pun,” ujar Arief Grand Hyatt Shanghai, Jin Mao Tower, Jumat (26/8).
BACA JUGA: Catat, Negara Kantongi Pemasukan 70 Persen dari Setiap Batang Rokok
Soal kulutur, Indonesia juga jawaranya. Data yang dipetik Menpar Arief Yahya menunjukkan mayoritas atau 60 persen wisatawan mancanegara (wisman) terbang ke Indonesia karena ingin menikmati sentuhan kultur.
Sedangkan yang 35 persen karena faktor nature atau alam, baik wisata bahari yang meliputi coastal zone, underwater zone, sea zone, maupun non-bahari seperti gunung, hutan, danau, geopark, dan lainnya. “Kami berdiskusi soal peluang untuk berinsvestasi di bidang pariwisata di Indonesia,” kata Arief.
BACA JUGA: Beli Tanah Lebih Murah Dari Harga Permen, Jababeka Diduga Melanggar Aturan
Momentum itu sekaligus untuk memperingati 67 tahun hubungan diplomatik RI-RRT. Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar, Vincensus Jemadu mengatakan, Menpar Arif akan akan hadir sebagai nara sumber di INACHAM atau Indonesia Chamber of Commerce di Tiongkok.
INACHAM yang berdiri 13 April 2015 lalu di Beijing, merupakan satu-satunya kamar dagang resmi Indonesia di RRT. “INACHAM terdiri dari dari beberapa komisi yang mencerminkan visi dan misi organisasi, untuk menjadi wadah kegiatan ekonomi, social, budaya, masyarakat Indonesia, terbuka untuk pebisnis maupun professional dan bebas dari kepentingan politik,” ujar Vincensus.
Dari 250 orang itu ada 80-an pengusaha lokal yang selama ini bermitra dengan pengusaha Indonesia. Namun, tidak semua bergerak di bidang pariwisata. Ada juga tour and travel dan beberapa media di sana.
“Kami mengusung tema Investment Opportunity in Indonesia. Dalam pertemuan tersebut akan dipaparkan Perkembangan pariwisata di Indonesia, termasuk sepuluh Bali Baru,” ujarnya.
Menpar Arief Yahya juga diagendakan akan bertemu dengan Huawei Center untuk menjajaki kerja sama informasi teknologi (IT) pendukung destinasi pariwisata di tanah air. Dalam membangun ekosistem pariwisata di tanah air, salah satu hal yang sedang dilakukan Kemenpar secara masif adalah mengundang investor untuk menanamkan modal ke bisnis pariwisata di Indonesia. Menteri Arief Yahya pun melakukan road show dari satu negara ke negara lain yang berpotensi.
Di Seoul Korea Selatan, belum lama, tiga dari enam pengusaha besar yang bertemu Arief sudah dipastikan bakal menanamkan modal ke Indonesia. Salah satunya adalah investor yang akan masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Tanjung Lesung, dengan investasi tahap awal USD 500 juta atau Rp 6,5 triliun.
Perjalanan pria peraih Marketeer Of The Year 2013 itu juga akan diisi visit dan meeting dengan Huawei Innovation Center di Shanghai. Pertemuan itu juga melibatkan INACHAM.
Vincensus berharap pertemuan itu bisa membuka peluang kerja sama bisnis sekaligus transfer teknologi dengan para pengusaha di tanah air. Menurutnya, visit dan meeting dengan pelaku industri di Shanghai sekaligus sebagai upaya untuk mempromosikan brand Wonderful Indonesia kepada pelaku usaha di negara itu.
Apalagi Tiongkok merupakan salah satu negara fokus pasar wisata utama yang paling potensial, dengan 120 juta outbound traveler tahun 2015 lalu. "Wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia tahun lalu mencapai 1.141.330 orang, tidak sampai satu persen dari outbound China," katanya.
Seperti diketahui, Kementerian Pariwisata di bawah komando Arief Yahya menargetkan jumlah wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia mencapai 1.700.000 orang. Untuk itu, pembangunan berbagai infrastruktur pendukung pun terus digenjot.
Salah satunya adalah menggenjot infrastruktur kawasan ekonomi khusus yang sebagian di antaranya mengkhususkan diri di bidang pariwisata. D iantaranya Danau Toba di Sumut, Tanjung Kelayang di Babel, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu dan Kota Lama di DKI Jakarta, Borobudur di Jateng, Bromo-Tengger-Semeru di Jatim, Mandalika di Lombok, Labuan Bajo di NTT, Wakatobi di Sulawesi Tenggara dan Morotai di Maluku Utara.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Properti Belum Rasakan Dampak Suku Bunga Acuan Baru
Redaktur : Tim Redaksi