jpnn.com, SUMATERA SELATAN - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menantang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk mengejar target 200 ribu hektare lahan rawa baru hingga bulan Oktober 2019. Tantangan ini disampaikan Amran di acara Rapat Koordinasi Percepatan Kegiatan Luas Tambah Tanam dan Serasi 2019, di Hotel Harper, Palembang, Selasa (27/8).
Hadir dalam rapat ini antara lain Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Dandim Wilayah Sumatera Selatan, dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
BACA JUGA: Kementan dan FAO Petakan Kapasitas Epidemiologi dan Surveilans di Indonesia
Mentan Amran mengaku serius menjadikan Sumsel menjadi lumbung pangan nasional lewat optimalisasi lahan rawa. Setidaknya ada tiga kabupaten yang dipacu luas tambah tanamnya, yakni Banyuasin, Ogan Kemelir Ilir (OKI), dan Musi Banyuasin.
"Guna mendukungnya, kami sudah siap 118 eksavator untuk Sumatera Selatan, jika target tercapai maka eksavator akan ditambah lagi," sebut Amram.
BACA JUGA: Nilai Ekspor Melejit, Memutus Rantai Mafia Pangan
Menurut Amran, potensi Sumsel sangat besar. Bila tahun sebelumnya Sumsel berada di peringkat ke-8 untuk penyumbang pangan nasional, saat ini sudah berada di peringkat lima.
"Akhir tahun Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan berada di peringkat 3 penyumbang pangan nasional," ucap menteri kelahiran Bone ini.
BACA JUGA: Kementan Yakin Pemanfaatan Rawa Bakal Bikin Sumsel Surplus Beras
Untuk mencapai peringkat tiga besar, Amran tidak mau main-main dalam bekerja. Dia mendesak target 200 ribu hektare segera dikebut. Untuk itu, dilakukan percepatan tanam dengan pertanian modern yang selama ini dia gagas.
"Dengan target Serasi, pada tahun 2021 program ini akan membawa Sumsel berada di peringkat pertama penyumbang pangan nasional," tambahnya.
Kementan menargetkan program Serasi pada tahun ini 200 ribu hektar. Tambahan tahun berikutnya 500 ribu hektar yang memiliki nilai sebesar Rp 14 triliun untuk kenaikan pendapatan petani Indonesia.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang dapat menurunkan angka kemiskinan. Provinsi ini mendapatkan kuota lebih kurang 200.000 hektare dalam program Serasi dan hampir separuh lokasinya berada di Kabupaten Banyuasin, yang kondisi alamnya rawa dan lebak.
"Saat ini Sumsel menjadi penyumbang pangan terbesar kelima di Indonesia. Dengan adanya program Serasi ini, target berikutnya ada di posisi ketiga," ujar Herman Deru.
Dia pun menyambut baik adanya terobosan pemerintah pusat melalui Kementan, yang telah merealisasikan program Serasi di Sumsel. Dia optimistis program ini akan membawa kesejahteraan bagi petani Sumsel.
"Melalui program ini, kami berharap ada peningkatan produksi, jika sebelumnya tujuh ton per hektare naik menjadi delapan ton setiap hektare. Saya ajak petani untuk menggunakan teknologi, salah satunya penggunaan alat ukur PH air dan tanah sebelum menanam benih," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, progres hingga 27 Agustus 2019, sudah dilakukan SID seluas 167.644 hektare dan SP2D 111.690 hektare dengan nilai Rp 334,7 miliar.
Program Serasi Sumsel ini tersebar di berbagai daerah. Banyuasin 82.559 hektare dengan 67 excavator, Muba 35.143 hektare dengan 12 excavator, OKI 67.948 hektare dengan 19 excavator, Ogan Ilir 1.200 ha, Oku Timur 4.000 hektare dengan 6 excavator, Muratara 1.000 hektare dengan tiga excavator, Pali 5.850 hektare dengan dua excavator, OKU 300 hektare dengan satu excavator, dan Muara Enim 2.000 hektare dengan tiga excavator.
"Akan ada langkah strategis. Salah satunya memetakan posisi excavator dan membuat rencana pergiliran excavator. Pekerjaan dilaksanakan simultan antara penggunaan excavator dan pekerjaan saluran kecil melalui padat karya petani," jelas Edhy. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Cabai Mulai Turun, Kementan Sudah Ancang-Ancang Persiapan untuk Natal dan Tahun Baru
Redaktur : Tim Redaksi