Mentari Baumann, Caleg Termuda di Pemilu Swiss yang Keturunan Indonesia

Baru 18 Tahun, Siap Bersaing dengan Senior Seumuran Kakeknya

Selasa, 25 Oktober 2011 – 08:08 WIB
Mentari Baumann. Foto : Supriyanto/Jawa Pos

Pemilu Swiss untuk memilih 200 anggota parlemen dihelat Minggu lalu (23/10)Di antara ribuan calon anggota legislatif (caleg) di sana, ada nama Mentari Baumann

BACA JUGA: Desa Temajuk, Wilayah di Perbatasan Kalbar yang Rawan Dicaplok Malaysia

Yang menarik, dia adalah caleg termuda dan keturunan Indonesia


SUPRIANTO, Bern   

PENAMPILAN dan gayanya khas para remaja

BACA JUGA: Seperti Manusia, Bakteri Juga Pemakai Body Lotion

Raut muka dan mimiknya saat ngobrol juga memperlihatkan bahwa umurnya baru belasan tahun
Cuek dan tanpa beban

BACA JUGA: Dua Wajah Asri Yuniar, Guru TK yang Jadi Vokalis Band

Namun, kalau sudah bicara politik, ekspresinya yang masih sering terlihat kekanak-kanakan itu pun berubah, mendadak serius dan menggebu.
   
Dialah Mentari Baumann, gadis kelahiran Swiss, 22 Agustus 1993Umurnya memang baru 18 tahun 2 bulanMeski bisa dibilang masih bau kencur, kalau sudah urusan politik, dia seolah tak mau kalah oleh para seniornya yang pantas menjadi bapak dan kakeknya

"Sorry to keep you waitingSebab, saya juga baru memilih surat suaraTentu saya memilih nama saya sendiri," katanya sembari tersenyum kepada Jawa Pos yang menunggunya di rumah makan Rosengarten, Bern"Laugh or cry, hasil pemilu saya terima dengan senang hatiKalau saya tidak dipilih, pasti pemilih melihat karena saya masih muda dan masih banyak kesempatan," sambungnya
   
Menjelang pemilu Swiss, nama Mentari memang pernah menjadi bahan pembicaraan di negara yang berbatasan dengan Prancis, Jerman, dan Italia tersebut, terutama di kanton Bern, yang notabene merupakan ibu kota SwissSetidaknya, itu terjadi setelah koran Berner Zeitung meng-upload video hasil wawancara dengan Mentari di edisi online-nya meski hanya berdurasi 60 detik

Maklum, Mentari adalah calon anggota parlemen yang diajukan oleh partainya dari wilayah Bern (semacam daerah pemilihan)Sebab, Mentari berdomisili di Bern
   
Di surat suara, nama Mentari tertulis sebagai caleg bernomor urut 17 dari Partai Jungfreisinnige Sudost (Jf-So)Jf-So adalah under bow di bidang kepemudaan dari salah satu partai penguasa di pemerintahan Swiss, yakni FDP (Partai Liberal Radikal) yang sekarang memiliki 31 wakil di parlemen"Kans saya untuk terpilih memang tidak besarSebab, di wilayah Bern saja, total ada  662 calon anggota parlemen," paparnya
   
Sulung di antara dua bersaudara anak pasangan Hams Baumann (Swiss) dan Rita Baumann (Flores) yang pernah berlibur ke Indonesia itu mengatakan, sebelum mengenal politik, dirinya memang tertarik di bidang kepemimpinan (leadership)Bakat tersebut muncul ketika dia menginjak kelas 2 sekundarschule atau setingkat SMPSaat itu dia mencalonkan diri menjadi ketua organisasi pelajar di sekolahnya (semacam OSIS) dan akhirnya terpilih

Nah, kala itu, jelas gadis yang suka menggerai rambutnya tersebut, salah seorang guru SMP-nya sering bercerita tentang kepemimpinan dan perpolitikan"Dari situ, saya mulai tertarik terhadap politik dan baca banyak buku politikSampai papa dan mama bingung, apakah saya mampu jadi ketua," ujarnya
   
Mentari menuturkan, pengalaman di organisasi level sekolah tersebut membuatnya belajar mandiriKarena itu, selepas sekolah setingkat SMP, dia memutuskan tidak mau membebani orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah setingkat SMALalu, diputuskan dia melanjutkan pendidikan ke sekolah kejuruan "dengan hanya masuk sekolah dua hari dan praktik kerja tiga hari di Departemen Luar Negeri Swiss
   
Dari situ, selain bisa bersekolah gratis, setiap bulan dia mendapat gaji Fr 1.300 atau sekitar Rp 13 jutaUang tersebut, selain bisa diberikan kepada ibunya dengan alasan sebagai uang ganti makan di rumah, dimanfaatkan untuk menyalurkan hobinya sebagai aktivis pemuda dan kegemaran berorganisasiHingga akhirnya, Mentari dilamar organisasi kepemudaan FPD, salah satu partai penguasa di pemerintahan Swiss
   
Menurut gadis yang bisa menari Bali dan suka baju batik tersebut, sejak aktif di partai, dirinya memang sangat berminat menjadi calegNamun, sebenarnya, targetnya bukan Pemilu 2011Tetapi, minimal Pemilu 2015 (pemilu Swiss dihelat empat tahun sekali)
   
Namun, beberapa hari sebelum pencalegan, dia kaget ketika tiba-tiba ditelepon salah seorang petinggi partainyaDia diberi tahu bahwa namanya sudah layak dimasukkan menjadi caleg"Katanya, saya sudah layak sebagai representasi anak mudaAkhirnya, saya terima saja karena tidak mungkin menolak keinginan partaiSaya juga berpikir bahwa saya menjadi calon anggota parlemen termuda karena umur saya baru 18 tahun," ungkap dia
   
Menurut aturan Komisi Pemilihan Swiss, seorang caleg minimal berumur 18 tahun dengan alasan batas usia sudah dewasaNamun, faktanya, selama ini jarang ada caleg yang berumur 18 tahunRata-rata, yang sudah resmi menjadi caleg minimal berusia 20 tahun
   
Setelah resmi menjadi caleg pun, Mentari mengatakan melakukan berbagai persiapan menjelang pemiluTentu saja soal kampanye untuk mendulang suara

Namun, karena aturan kampanye di Swiss menyatakan tidak ada pengerahan massa, Mentari hanya mengikuti jadwal kampanye partainya, yang sekadar melakukan dialog dan pemasangan fotoItu pun, terang dia, dirinya hanya bertugas membuat konsep-konsep tentang pelayanan publik di Swiss tanpa harus memaparkannya secara langsung kepada para calon pemilih
   
Lantas, apa yang melatarbelakangi keinginannya menjadi anggota parlemen? Penyuka masakan pedas tersebut menjelaskan, bagi dirinya, banyak anggota parlemen sekarang yang sudah tua dan konservatif

Bukan itu sajaMereka juga cenderung anti pemikiran dan masukan anak mudaBahkan, yang menyakitkan, ide-ide anak muda Swiss seperti dia dan beberapa kelompok aktivis kepemudaan lain sering dianggap sebagai sampah yang tak perlu dilihat

"Padahal, kami berpikir panjangMisalnya, kebijakan Schengen yang memperbolehkan pekerja dari luar Swiss bekerja di sini," ujarnya

Akibatnya, banyak pekerja dari Jerman, Prancis, dan Italia yang mau dibayar murah di SwissNanti, semakin lama, banyak karyawan dari luar"Juga, yang terancam kan anak-anak mudaSebab, perusahaan tentu memilih yang mau digaji kecilPadahal, asuransi di Swiss sekarang tiap tahun naik terus," paparnya, bersemangat
   
Dengan dasar itulah, Mentari tetap bertekad sampai kapan pun akan berusaha menjadi anggota parlemenKarena kengototan tersebut, dia beberapa kali ditawari partai lain untuk memperkuat kelompok pemuda partai yang menawarinyaNamun, dia menyatakan tetap loyal dengan partainya saat ini

"Saya cukup menjadi anggota parlemen sajaBukan menjadi pemerintah, apalagi presidenSebab, tujuh orang yang duduk di pemerintahan itu tetap dikendalikan parlemen dari partai masing-masingMereka tinggal menyetujui saja aturan-aturanYang membuat aturan tetap parlemenKarena itu, saya hanya ingin duduk di parlemen," ungkapnya
   
Kengototan dan kegigihan Mentari terjun di dunia politik tersebut juga dibenarkan oleh ibunya, RitaSebagai orang tua, dia menyatakan tetap mendukung keinginan anak sulungnya tersebutMeski begitu, dia tetap mewanti-wanti Mentari agar berhati-hati dalam melakukan aktivitas organisasi maupun politik

"Saya sudah bilang sebelumnya, fondasi kamu harus kuatHarus dari bawah, jangan langsung naik ke atas biar fondasinya tidak rapuhLha kok tiba-tiba dia sudah menjadi calon anggota parlemenTapi, kalah pun, saya tetap banggaSebab, jalan dia masih sangat panjang," ujar Rita, yang tinggal di Swiss sejak September 1992
   
Kampanye dan pemilu di Swiss berlangsung tanpa hiruk pikuk, berbeda dengan yang umumnya terjadi di negara lain, termasuk IndonesiaSeperti yang disaksikan oleh Jawa Pos di beberapa TPS (tempat pemungutan suara), warga dengan santai dan tertib memberikan suara untuk calon anggota parlemenPemerintahan yang menganut sistem demokrasi langsung federal parlementer membuat atmosfer persaingan partai maupun calon anggota parlemen tidak begitu terasa
   
Pemilu di Swiss yang berlangsung empat tahun sekali hanya memilih 200 anggota parlemen untuk menjadi dewan nasionalJuga, memilih dewan negara yang terdiri atas 46 anggota yang mewakili 26 kantonBerikutnya, anggota parlemen tersebut memilih tujuh orang di antara mereka sesuai dengan kesepakatan untuk dijadikan anggota kabinet atau menteri

Nah, tujuh orang itulah yang secara bergiliran menjadi presiden dan wakil presiden sesuai dengan kesepakatanBukan berarti presiden dan wakil presiden lebih tinggi daripada yang lainTetapi, sifatnya hanya mewakili, terutama untuk keperluan hubungan luar negeri(c11/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 7 Tahun Tsunami, Pengunjung Dapat Sertifikat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler