jpnn.com - MATARAM - Antusiasme masyarakat untuk menjadi tenaga pendamping desa, luarbiasa tinggi. Paling tidak hal tersebut terlihat saat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar, turun langsung ke Kota Mataram, Nusa Tengggara Barat (NTB), Jumat (30/10), memantau sejauh mana keterbukaan dan transparannya proses perekrutan yang dilakukan.
Tercatat, sedikitnya 1.500 orang mengikuti proses seleksi yang digelar sejak Kamis (29/10). Padahal jumlah tenaga pendamping desa untuk kebutuhan NTB, untuk saat ini baru berkisar 300 orang.
BACA JUGA: KTT Menaker OKI Hasilkan Deklarasi Jakarta
"Saya baca salah satu media bahwa Wakil Gubernur NTB memberikan statemen seleksinya secara transparan. Dan itu kami buktikan, memang dilakukan secara transparan. Kemarin juga proses seleksi telah dilakukan di Sumatera Selatan. Tercatat lima ribu orang sudah lolos seleksi," ujar Marwan saat melakukan inspeksi mendadak ke Kantor Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Provinsi NTB.
Marwan menjelaskan, proses seleksi terbuka yang tengah berlangsung di NTB itu menunjukkan bahwa seleksi pendamping desa dilakukan transparan.
BACA JUGA: BKN Kolaborasikan Aplikasi Tunjangan Kinerja dan Kehadiran Untuk Ini
"Hari ini adalah tes untuk TA (tenaga ahli,red) dan Pendamping Desa (PD), dan yang mengikuti tes ini adalah mereka yang sudah lolos seleksi administrasi," ujarnya.
Menurut Marwan, seleksi pendamping desa, bertujuan meneguhkan komitmen pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa. Bahwa untuk mengoptimalkan pengucuran dana desa, dibutuhkan tenaga pendamping. Sehingga dapat lebih tepat guna. Selain itu, nantinya dalam pelaporan penyusunan anggaran yang digunakan juga sesuai aturan yang ada.
BACA JUGA: Ini Catatan Pengamat Terhadap Rio Capella dan Surya Paloh
Dalam kunjungannya, Marwan tak hanya melihat. Namun juga sesekali ikut bertanya terhadap calon yang ada. Kebetulan setelah seleksi administrasi Kamis kemarin, para peserta tengah mengikuti test wawancara. Tujuannya, untuk melihat apakah memang para calon memiliki kemampuan, atau hanya sekadar mencari pekerjaan.
"Sebelumnya sudah pernah punya pengalaman pendampingan apa belum?" tanya Marwan pada salah seorang calon.
Menanggapi pertanyaan tersebut si calon mengatakan sudah. Ia mengaku sebelumnya pernah menjadi Pendamping Keluarga Harapan (PKH), yang merupakan program Kementerian Sosial.
Sebagai informasi, kuota pendamping desa untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 19 untuk Tenaga Ahli (TA) tingkat kabupaten, 111 Pendamping Desa (PD) tingkat kecamatan dan 263 untuk Pendamping Lokal Desa (PLD).(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Basrief Arief Hadiri Sertijab Jaksa Agung Muda
Redaktur : Tim Redaksi