Menteri Nadiem: Gotong Royong Kunci Transformasi untuk Ciptakan Pendidikan Berkualitas

Kamis, 19 Mei 2022 – 18:03 WIB
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan peran gotong royong merupakan landasan tranformasi pendidikan Indonesia. Foto: dok Kemendikbud

jpnn.com, BANDUNG - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan peran gotong royong merupakan landasan tranformasi pendidikan Indonesia melalui terobosan program Merdeka Belajar.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Nadiem Makarim pada pertemuan kedua Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group/EdWG) G20 melalui video virtual, Rabu Rabu (18/5).

BACA JUGA: Ternyata Sosok Ini yang Menginspirasi Nadiem Makarim Membuat Gebrakan, Jangan Kaget

Menteri Nadiem menggarisbawahi prinsip gotong royong sebagai nilai yang dipegang teguh bangsa Indonesia.

Menurut dia, nilai gotong royong diyakini bisa menginspirasi dan menjadi kunci bagi para delegasi untuk berkolaborasi menuju masa depan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.

“Saya sangat percaya gotong royong adalah kunci transformasi guna menciptakan pendidikan berkualitas untuk semua dan transformasi menuju masa depan yang lebih baik, lebih berkelanjutan,” kata Menteri Nadiem.

BACA JUGA: Nadiem Makarim: Saya Ingin Siswa Merdeka dari Hafalan

Ekosistem pendidikan Indonesia, lanjut dia, secara bergotong royong melakukan akselerasi transformasi sebagai solusi krisis pembelajaran yang sudah menahun dan diperparah oleh pandemi.

Melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar, pemulihan pembelajaran dilakukan antara lain dengan menghadirkan Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, dan Program Guru Penggerak.

BACA JUGA: Beasiswa S1 & S2 Membeludak, Nadiem Makarim Ajak Guru Ikut Daftar

Pada Presidensi G20 oleh Indonesia, terdapat empat agenda EdWG yang menjadi prioritas pembahasan, yakni Pendidikan Berkualitas, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja setelah Covid-19.

Mendikbudristek mengambil contoh transformasi pembiayaan pendidikan yang kini lebih berkeadilan sosial seperti dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan perluasan cakupan berbagai jenis beasiswa.

Dia menjelaskan terobosan Merdeka Belajar yang menjadi basis pembahasan agenda prioritas Teknologi Digital dalam Pendidikan.

”Kemendikbudristek melakukan banyak terobosan yang belum pernah dilakukan sebelumnya seperti platform Merdeka Mengajar," kata dia.

Tidak seperti pandangan umum yang fokus pada aplikasi belajar daring, platform yang dirancang Kemendikbudristek berfokus untuk memberdayakan dan mendukung kepala sekolah serta guru untuk mengoptimalkan potensi mereka.

Selain itu, dia menjelaskan platform SIPLah sebagai lokapasar yang membantu sekolah mendapatkan kebutuhannya secara efisien dan menghubungkan dunia usaha, industri, dan berbagai organisasi dengan perguruan tinggi untuk berkolaborasi menghadirkan pendidikan lebih relevan.

Menteri Nadiem mengatakan kepada delegasi EdWG G20 terkait Program Organisasi Penggerak dan Dana Padanan (matching fund) sebagai transformasi pendanaan pendidikan tinggi yang mengedepankan kerja sama lintas sektor dalam peningkatan mutu pendidikan.

Tak lupa, dia juga mengatakan berbagai terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang menjadi basis agenda prioritas keempat, yaitu Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19.

Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka, mahasiswa didorong untuk belajar di luar kelas dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di dunia nyata.
“Indonesia melihat ke masa depan, kita melompat ke arah masa depan, dan kita tidak ingin hanya mengejar ketertinggalan,” tegasnya.

Dia pun percaya bahwa pertemuan EdWG G20 akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan demi memulihkan pendidikan.

“Saya percaya bahwa konsensus dalam pertemuan EdWG G20 yang tertuang Laporan EdWG G20 dan Deklarasi Menteri Pendidikan, akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan kita bersama untuk memulihkan pendidikan,” pungkas Menteri Nadiem. (mrk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nadiem Makarim Masuk Kelas, Bertemu Guru PPPK Tahap 1, Apa yang Dibicarakan?


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler