Menurut Pengamat, Harga Tiket Pesawat Bukan Urusan Menhub

Minggu, 12 Mei 2019 – 00:30 WIB
Harga tiket pesawat masih mahal. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah penumpang pesawat pada musim mudik lebaran 2019 diperkirakan akan turun dibanding tahun sebelumnya, akibat harga tiket pesawat yang masih mahal. Untuk itu pemerintah perlu menyeriusi moda transportasi lain.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan bahwa soal tarif pesawat bukanlah urusan Kementerian Perhubungan. Kementerian tersebut hanya menetapkan tarif batas atas dan bawah serta mengontrol keselamatan penerbangan.

BACA JUGA: Tarif Tiket Pesawat Mahal, Harga Avtur kok Selalu Disalahkan?

”Maskapai milih harga berapa itu rapat sendiri. Kalau swasta rapat antardewan direksi, kalau pemerintah (maskapai penerbangan pelat merah, red) ya melibatkan Kementerian BUMN,” ujarnya seperti diberitakan Jawa Pos.

Djoko mengungkapkan bahwa beban Kementerian Perhubungan jangan ditambah. Apalagi menjelang masa angkutan lebaran, kementerian yang dipimpin Budi Karya Sumadi itu memiliki kewajiban untuk mengontrol kelayakan moda transportasi. ”Jangan semua dibebankan Kemenhub,” ujarnya.

BACA JUGA: Menhub Dipanggil Presiden ke Istana, Begini Arahan soal Tiket Pesawat

BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Bara JP: Menhub Layak Dievaluasi

Dengan harga tiket pesawat yang melambung, Djoko berharap agar pemerintah mengupayakan transportasi lain. Dia memprediksi penumpang pesawat akan lebih sedikit. Diprediksi tahun ini hanya 1,4 juta orang pemudik.

BACA JUGA: Garuda Siap Turunkan Harga Tiket dengan Catatan

Sedangkan terbanyak adalah menggunakan bus dan angkutan pribadi. Pengguna bus diprediksi akan mencapai 4,5 juta dan mobil pribadi sebesar 4,3 juta pemudik.”Kalau di Jawa ada Tol Trans Jawa, sedangkan di luar Jawa harus disiapkan kapal cepat,” tuturnya.

Salah satu layanan kapal saat musim angkutan lebaran dilakukan oleh PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero). Perusahaan tersebut memprediksi akan terjadi kenaikan penumpang sebesar 3,5 persen dibanding realisasi tahun lalu.

2018 jumlah penumpang PELNI mencapai 604.202, tahun ini diprediksi menjadi 625.599 penumpang.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PELNI Yahya Kuncoro mengatakan dalam empat bulan terakhir, penumpang PELNI meningkat dari 852.255 menjadi 1.172.143 pelanggan atau naik rata-rata 38 persen per bulan.

”PELNI belum dapat menambah armada, namun akan berusaha meningkatkan frekuensi dengan menambah pelayaran di beberapa ruas prioritas di daerah kantong-kantong penumpang selama Lebaran,” katanya.

BACA JUGA: Menhub Dipanggil Presiden ke Istana, Begini Arahan soal Tiket Pesawat

Dalam Angkutan Lebaran kali ini, PELNI membagi menjadi tiga wilayah pelayanan, yakni wilayah barat, tengah, dan timur. Pada Lebaran tahun ini, PELNI menyiapkan 26 kapal trayek nusantara dengan 83 pelabuhan singgah melayani 1.239 ruas dengan total kapasitas angkut 33.608 pax atau seat per hari.

PELNI juga melayani 46 kapal trayek perintis menyinggahi 305 pelabuhan, 4.620 ruas dengan kapasitas 13.961 pax per hari. ”PELNI menyiapkan 26 kapal trayek nusantara dan 46 kapal trayek perintis yang terkonektivitas secara tersistem,” kata Yahya.

Sementara itu disektor perhubungan darat, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan puncak arus mudik diprediksi jatuh pada hari Jumat tgl 31 Mei atau H-5. Sedangkan puncak arus balik diprediksi akan jatuh pada Minggu, 9 Juni atau H+3. Dia memprediksi mobil pribadi akan lewat tol trans Jawa.

Dia menjelaskan beberapa langkah yang akan ditempuh dalam rangka manajemen rekayasa lalu lintas di jalan nasional. Misalnya saja pengalihan arus lalu lintas dari jalur utama ke jalan-jalan alternatif, sistem satu arah, dan pembatasan lokasi-lokasi putar arah. (lyn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiket Pesawat Mahal, Mudik Lewat Jalur Laut Jadi Pilihan Pemudik


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler