Perhatian dunia saat ini tertuju kepada Myanmar, terutama bebasnya tokoh demokrasinya, Aung San Suu KyiRatusan ribu orang menyambut putri pahlawan nasional Myanmar, Aung San, itu
BACA JUGA: Menara Mesjid Itu Dulunya Juga Mercu Suar
Jawa Pos menyaksikan secara langsung momen bersejarah tersebut------------------------------------------
TOMY C
BACA JUGA: APJ PLN Bekasi yang Menemukan Alat Investigasi Alis Rindu
GUTOMO, Yangon-----------------------------------------
AKHIR Oktober lalu, Pemimpin Redaksi Jawa Pos Leak Kustiya menugasi saya ke Yangon, Myanmar, khusus untuk meliput pembebasan Aung San Suu Kyi
BACA JUGA: Tempat-Tempat Wisata Lereng Merapi yang Terimbas Letusan
Tugas itu langsung saya terima tanpa pikir panjangSebuah kebahagiaan bagi seorang wartawan bisa meliput langsung momen bersejarah level dunia.Tidak mudah bagi seorang wartawan bisa masuk ke MyanmarMeski masuk sebagai anggota ASEAN, masuk ke Myanmar harus menggunakan visaSebulan sebelum pemilihan umum, pemerintah Myanmar melarang semua wartawan asing masuk ke MyanmarSaya pun mengajukan aplikasi visa ke Myanmar melalui Kedutaan Besar Myanmar di JakartaTentu saya mengajukan visa sebagai turis dan menyembunyikan identitas wartawan sayaSebenarnya, ada alternatif selain mengajukan visa turisYakni, mengajukan visa bisnis dan meditasi
Yang paling mudah disetujui sebenarnya adalah visa meditasiSebab, Myanmar memang pusat meditasi terbesar di duniaTapi, untuk mendapatkan visa meditasi, seseorang harus memiliki surat persetujuan dari tempat meditasi yang ditujuYang paling memungkinkan bagi saya adalah visa turisWalaupun, agak aneh sebenarnya berwisata ke Myanmar dalam situasi seperti sekarangUntung, visa saya disetujui pada 26 Oktober 2010.
Saya masuk ke Yangon pada Senin malam, 8 November 2010Tepatnya sehari setelah pemilu MyanmarSengaja saya cantumkan jadwal keberangkatan saya sehari setelah pemilu saat mengajukan visaTujuan saya, pihak Kedutaan Besar Myanmar tidak mencurigai saya akan meliput pemilu yang baru pertama dilaksanakan setelah 20 tahun terakhir tersebutPun, memang pemilu itu sudah tidak menarik lagi karena semua peraturannya direkayasa untuk mempertahankan kekuasaan militer di negeri tersebut.
Menurut pihak KBRI di Yangon, saya adalah satu-satunya wartawan dari Indonesia yang datang ke Yangon pada momen pembebasan Aung San Suu Kyi ituTempat pertama yang saya tuju adalah Kantor NLD di Jalan Shwe Gone Dine, yang hanya berjarak 1 km dari pagoda terbesar di Myanmar, ShwedagonAwalnya, saya ragu untuk datang ke kantor partai yang dibubarkan oleh junta militer karena memboikot pemilu tersebutSemua guide maupun sopir taksi menolak mengantar karena takut"Saya bisa masuk penjara gara-gara mengantar Anda," kata Tint Lwin, salah seorang sopir taksi di Yangon.
Rabu (10/11), saya mendatangi kantor tersebutSuasana kantor itu masih sepi, juga tidak ada pengurus NLD yang bisa ditemuiBaru keesokan harinya (11/11), suasana kantor mulai ramaiPersiapan untuk menyambut pembebasan Suu Kyi mulai dilakukanPun, di kantor itu saya bertemu langsung dengan Sekjen NLD Wen Tin
Menurut Tin, belum ada wartawan asing yang datang ke Kantor NLD saat ituKalaupun ada, yang datang hanya fotografer lokal yang disewa kantor berita asingHal tersebut bisa dipahamiSebab, aktivitas di Kantor NLD diawasi 24 jam oleh polisiWartawan bule yang datang ke sana akan tampak sangat mencolokBerbeda kalau wartawan Indonesia yang berkunjung ke tempat itu, tidak begitu kelihatan karena berwajah mirip dengan orang MyanmarApalagi, datang dengan mengenakan longyi, sarung khas Myanmar, orang tersebut bakal disangka sebagai warga setempat"Jangan pakai sepatuSebab, rata-rata penduduk Myanmar hanya mengenakan sandal," ucap Tin, mewanti-wanti.
Wartawan asing (bule) baru bermunculan sehari sebelum jadwal pembebasan Suu KyiSebab, sudah ada ribuan pendukung Suu Kyi yang datang untuk menunggu pembebasan peraih Nobel Perdamaian tersebutSalah seorang wartawan dari Inggris mengatakan bahwa sebelum momen itu dirinya hanya menugasi seorang koresponden lokal untuk memantau aktivitas di Kantor NLDSementara itu, dia hanya memonitor dari hotel tempatnya menginap"Saya bisa diusir dari Myanmar kalau sering terlihat di siniSaya juga pakai visa turis," ungkap dia.
Momen mengharukan saya rasakan saat mengikuti puluhan ribu orang melakukan long march dari Kantor NLD ke rumah Suu Kyi di Jalan University Avenue yang berjarak sekitar 8 km pada Sabtu sore (13/11)Itu adalah aksi long march pertama di Yangon sejak 2007Sebelumnya, pada akhir September 2007 puluhan ribu biksu berdemonstrasi dengan berjalan kaki dari Pagoda Shwedagon ke Pagoda Sule, yang jaraknya kurang lebih 10 kmAksi para biksu yang menuntut penurunan harga tersebut berakhir rusuhDiperkirakan ratusan biksu tewas setelah dihujani timah panas oleh tentara Myanmar.
Sepanjang jalan antara Kantor NLD dan rumah Suu Kyi, masyarakat menyambut dengan gembira pembebasan ituMereka bertepuk tangan dan memberikan semangat kepada para pendukung Suu Kyi tersebutSebagian memberikan air minum secara cuma-cuma kepada para peserta long marchTidak terasa, dua telapak kaki saya sampai lecet karena mengenakan sandal
Jalan di depan rumah Suu Kyi selama ini ditutup oleh polisiTidak ada yang boleh melintas, kecuali seorang diplomat Jepang yang kebetulan memiliki rumah di jalan tersebutPuluhan aparat keamanan setiap hari berjagaTapi, Sabtu sore itu, sejak Suu Kyi dinyatakan bebas, situasi di sana berubahPuluhan ribu orang duduk di jalan tersebut dan menunggu munculnya Suu KyiLalu, yang ditunggu-tunggu akhirnya munculPada pukul 18.15, Suu Kyi, yang mengenakan baju berwarna merah muda, muncul dari balik pagarDia hanya muncul sepuluh menit, tetapi sudah membuat para pendukung puasKemunculan itu merupakan kepastian dari pembebasan Suu Kyi
Kemarin siang (14/11), massa semakin banyakMencapai ratusan ribu orangMereka sejak pagi menunggu kedatangan Suu Kyi di Kantor NLD YangonBegitu Suu Kyi datang pada pukul 11.00, para pendukung histerisSebagian menangisSungguh suasana yang mengharukanSaya sampai merinding saat menyaksikan momen tersebut
Wartawan asing yang selama ini "bersembunyi" pun kemarin muncul di Kantor NLDMereka terpaksa mengenakan ID cardSebab, hanya wartawan ber-ID card yang diizinkan masuk untuk mengikuti konferensi persBegitu acara selesai, para wartawan asing tersebut langsung buru-buru menyimpan ID card dan peralatan masing-masing"Saya harus buru-buru ke hotelJangan sampai tertangkap kamera polisi," ucap salah seorang wartawan dari Tiongkok
Satu hal yang paling dikeluhkan oleh para wartawan di Myanmar adalah akses internetDi Myanmar, akses internet sangat sulitBeberapa hotel memang menyediakan fasilitas internetTetapi, koneksinya sangat lambanSelain itu, beberapa layanan e-mail populer, seperti Yahoo! Mail, Gmail, dan Hotmail, diblokBegitu juga situs-situs berita milik BBC, Reuters, AP, AFP, dan sebagainyaYang paling merasa kesulitan adalah wartawan TVUntuk streaming gambar video, mereka butuh waktu yang sangat lamaItu pun, koneksi sering putus sehingga harus mengulang mulai awal(*/c11/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Tim Heli TNI Menembus Medan Sulit di Lokasi Bencana Tsunami Mentawai
Redaktur : Tim Redaksi