Meraih Pengampunan

Selasa, 30 Juni 2015 – 07:38 WIB
DR. Adhyaksa Daul

jpnn.com - SEPULUH hari pertama di bulan Ramadan baru saja kita lalui. Bagi yang memanfaatkannya untuk beribadah secara maksimal pada Allah SWT sudah pasti masuk ke dalam golongan orang-orang beruntung.

Sebaliknya, bagi orang yang melewatkan, sudah pasti merugi. Sebab, sepuluh hari pertama Ramadan merupakan momentum rahmah (kasih sayang).

BACA JUGA: Mendidik Lidah untuk Berujar

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: ”Awal bulan Ramadan adalah rahmah, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya itqun minan nar (pembebasan dari api neraka).”

Allah SWT memberikan kasih sayang berlimpah kepada hamba-Nya yang memanfaatkan waktu sepuluh hari pertama Ramadan untuk beribadah.

BACA JUGA: Membangun Keteladan Lewat Bulan Suci

Bagi kita orang muslim, tidak ada kenikmatan apa pun di dunia ini yang bisa menandingi curahan rahmah dari Allah SWT.

Apalah artinya kita memiliki keyaan berlimpah, jabatan yang tinggi, istri yang cantik, memiliki anak-anak yang sukses, namun tak secuil rahmah Allah SWT yang kita dapatkan. Sungguh merugi.

BACA JUGA: Waktunya Lebih Dekat dengan Alquran

Para sahabat Rasulullah SAW melakukan segala cara untuk mengejar rahmah Allah SWT. Abdurrahman bin Auf yang terkenal kaya-raya rela meninggalkan seluruh harta bendanya di Mekkah agar bisa ikut hijrah bersama Rasulullah SAW ke Madinah. Alasan utamanya agar mendapat rahmah dari Allah SWT.

Rahmah memang tak bisa diraih tanpa ikhtiar atau usaha apa pun. Ibarat mengejar cinta sesama manusia, pasti ada laku gerak yang menyertai.

Begitu pun ketika kita ingin meraih cinta kasih Allah SWT. Ada paket pengorbanan yang harus kita persembahkan.

Walau kadarnya tak harus sejajar tindakan Abdurrahman bin Auf, namun spiritnya harus sama, yakni menggapai pengampunan dan kasih sayang Allah.

Kita tidak harus melepaskan seluruh harta kekayaan dan meninggalkan kehidupan duniawi untuk total beribadah pada Allah SWT.

Tidak juga harus meninggalkan kegiatan mencari nafkah dan menggantinya dengan nonstop 24 jam beribadah di masjid.

Allah SWT tidak pernah melarang hamba-Nya kaya raya. Allah hanya membuat garis nyata agar kekayaan yang kita miliki mengundang rahmah, bukan mendatangkan bencana.

Cara terbaiknya adalah mencari nafkah semata-mata untuk mendukung ketaatan kita pada Allah SWT tanpa meninggalkan kewajiban yang Allah terapkan pada kita.

Kerja yang kita niatkan ibadah juga menjadi bagian dari instrumen ketaatan dan pengharapan rahmah Allah SWT.

Rasululllah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, “mukmim yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”

Hadits itu jelas mengindikasikan Allah SWT sama sekali tidak mendikotomikan harta dan ibadah.

Keduanya adalah satu kesatuan utuh yang bisa mengantar kita mendapat rahmah Allah SWT.

Dengan bahasa lain, harta dan dunia harus kita jadikan jalan meraih tempat tertinggi di akhirat. Bagaimana mungkin kita membayar zakat kalau kita tidak memiliki harta.

Kita yang sudah melewati sepuluh hari pertama Ramadan sudah bisa mengukur diri, apakah momentum meraih rahmah Allah SWT sudah kita manfaatkan dengan maksimal?

Kini kita memasuki tahapan kedua, yakni kesempatan kita memperoleh maghfirah atau pengampunan dari Allah SWT. Rasulullah bersabda,

“sesungguhnya dinamakan Ramadan, karena (pada) bulan ini dosa-dosa orang mukmin dibakar oleh Allah SWT.”

Sebagai manusia, kodrat kita untuk berdosa. Sumber dosa mulai dari perilaku pribadi hingga harta kita yang terpercik hal-hal subhat dan haram.

Taubat dan mohon pengampunan adalah satu-satunya cara agar kelemahan itu tidak membuat kita terhina di hadapan Allah. Rasulullah SAW bersabda:

”Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat,” hadis riwayat Imam Ibnu Majah.
 
Hanya dengan taubat dan maghfirah (pengampunan)  Allah SWT kita bisa disebut berhasil meraih berkah Ramadan ini. Dengan begitu, fitrah yang menjadi tujuan ibadah puasa dapat kita raih. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manfaatkan Kekuatan Doa di Bulan Pengampunan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler