BATUJAJAR -- Setiap menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI, persoalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) selalu menjadi topik pembicaraan dan keprihatinanPersenjataan berat yang digunakan Komando Cadangan Staregis Angkatan Darat (Kostrad) misalnya, meriam yang ada merupakan type 76 produksi 1942 dan 1948
BACA JUGA: Dengan E-KTP Yakin Gampang Lacak Teroris
Meriam dengan jarak tembak 14 kilometer itulah yang digunakan Yonarmed 10/2/1 Kostrad saat menggelar latihan menembak di Lapangan Tembak Armed, Pusdikpassus, Batujajar, Jabar, sejak 28 September dan berakhir hari ini (3/10).
Meski demikian, sebanyak 826 personil Kostrad yang ikut latihan tetap semangat, saat ditinjau langsung Pangkostrad Letjen TNI Azmyn Yusri Nasution, akhir pekan lalu
"Karena kita rawat dengan baik, maka masih layak dan ampuh untuk pertempuran," ujar alumnus AKABRI 1977 itu
BACA JUGA: KPK Harus Menjaring, Jangan Memancing
Dia juga mengingatkan para prajuritnya agar serius berlatihBACA JUGA: Mangkir, Banggar Patut Dicurigai
Pria kelahiran Medan itu menyebutkan, satu peluru yang diluncurkan dari meriam itu harganya Rp12 juta."Ingat, sekali tembak Rp12 jutaDuuung...Rp12 jutaDuung...Rp12 jutaSemua uang rakyatJadi tak boleh main-main, harus seriusLakukan yang terbaik dan tetap semangat," pesannya.
Meski senjata berat yang digunakan sudah uzur, kepada wartawan AY Nasution mengatakan, yang terpenting bukan soal umur senjata"Tapi harus dilihat sasarannyaHancur nggak? Mati nggak?Kita nggak persoalkan tahun produksinya," kata Mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu.
Kabar yang menggembirakan, dalam waktu dekat segera datang meriam type 105 dari Korea Selatan, yang jarak tembaknya bisa mencapai 14 kilometer"Ke depan, TNI AD juga akan menyiapkan type 155, yang jarak tembaknya 50 kilometer," ujarnya.
Saat latihan menembak di bawah terik matahari itu, AY Nasution juga ikut menembak dengan meriamDia juga ikut mendekati ke sasaran tembak yang jaraknya 7 kilometer dari pos penembakan, guna mengecek kena tidaknya sasaranYang memprihatinkan, teropong yang digunakan para prajurit Kostrad untuk melihat titik sasaran, juga sudah uzur, yakni teropong gunting produksi Yugoslavia tahun 1940(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laporkan Tiga Kementrian ke Presiden, KPK Dinilai Aneh
Redaktur : Tim Redaksi