BACA JUGA: WN Irlandia Nyaris Diperkosa
Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) jenis Boeing 737-300 tergelincir saat mendarat di Bandara Rendani, Selasa (13/4) kemarinBACA JUGA: Mancing di Kolam Bupati, 13 Warga Dipolisikan
Namun naas, badan pesawat yang berpenumpang 103 orang, enam penumpang diantaranya anak-anak dan bayi itu terhempas hingga keluar dari landasan sekitar 300 meterTidak ada korban jiwa dalam musibah ini.Sebanyak 84 korban mengalami luka-luka
BACA JUGA: Pemprov Sumatera Barat Dinilai Lambat
Penumpang yang mengalami luka, langsung dilarikan ke rumah sakit Dr Azhar Zahir TNI-AL dan RSUD Manokwari.Menurut catatan wartawan Radar Sorong, sebanyak 41 korban luka di RS TNI-AL, diantara mereka terdapat pilot Kapten Joko Subiantoro dan co pilot Agus Purnomo serta seluruh crew pesawat naas ituKepala RS TNI-AL Manokwari Mayor Laut (K) dr Franciscus Tannardus mengatakan sebanyak 20 korban harus rawat inap dan 21 lainnya dipulangkan setelah mendapat perawatan.Selebihnya korban dilarikan ke RSUD ManokwariDi rumah sakit ini terdapat 43 korban luka-luka"Sebanyak 41 korban harus menjalani rawat inapDan hanya dua korban yang langsung diperbolehkan meninggalkan rumah sakit, karena lukanya tidak terlalu parah,"kata Pieter Ihalauw, Pjs Kepala RSUD ManokwariMenurut Pieter, sebagian besar korban yang dirawat mengalami luka di bagian kepala, tangan dan kaki"Tetapi, ada pula yang mengalami gangguan abdomen," ujarnyaSebagian besar korban adalah warga di Manokwari dan SorongDiantara para korban yang dirawat terdapat Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat Frans Kosoma,Karo Umum Setdaprov Papua Barat Jakonias Sawaki.
:TERKAIT Saksi mata menyatakan sempat mendengar tiga kali benturan keras menyerupai ledakan sebelum akhirnya pesawat terbelah dua."Ledakan pertama terdengar keras, sedangkan ledakan kedua lebih pelan," kata John Altion, petugas komunikasi Bandara RendaniJohn mengatakan, saat mendarat Manokwari sedang diguyur hujan lebatMungkin, karena kondisi landasan yang licin, begitu landing pesawat langsung nyelonon keluar dari landasan pacu hingga menghatam pepohonan di depannya"Pesawat seperti tak terkendali, hingga meluncur ke sungai kecil yang berjarak sekitar 300 meter dari ujung landasanPesawat akhirnya berhenti di seberang sungai," papar JohnLaju pesawat memang sangat kencangSejumlah pohon tumbang tak mampu menahan laju burung besi itu.Bahkan, salah satu mesin pesawat di lambung kirinya terlepas dan terhempas di tanah.
Kepala Bandara Rendani Manokwari, Bambang Noroguntoro yang menjadi salah satu penumpang pesawat itu menuturkan,"terjadi kepanikan luar biasa ketika pesawat melaju liar tak terkendali dan keluar dari landasan pacuSemua penumpang pun berteriak histeris," cerita BambangBambang sendiri mengalami luka-luka memar di kening dan kepalanya"Ketika terasa ada guncangan hebat di pesawat saya mencoba berlindung di balik kursiKepala saya pun terbentur-bentur karena guncangan yang sangat keras," paparnya.
Teriakan penumpang kian histeris ketika mengetahui pesawat yang ditumpanginya terbelah duaSemua penumpang langsung berebut keluar untuk menyelamatkan diri melalui pintu darurat yang sudah terbuka"Tanpa melihat kiri kanan, mereka langsung melompat keluarKarena tingginya lompatan, banyak penumpang yang patah kaki," kata Bambang.
Petugas Bandara Rendani dibantu warga berusaha membantu evakuasi para korban luka-lukaMereka dilarikan ke rumah sakit dengan mobil yang adaTermasuk pilot Djoko Sugianto,copilot Agus Purnomo serta 3 pramugari dilarikan ke rumah sakit Dr Azhar Zhahir Fasharkan TNI-AL dan RSUD Manokwari. Seorang pramugari tampak lemah tak sadarkan diri saat dilarikan ke rumah sakit.
Hanya dalam waktu beberapa menit,suasana di sekitar lokasi kejadian makin ramaiRibuan warga terus berdatangan untuk melihat dari dekat kejadian naasSempat terjadi kemacetan lalu-lintas yang membuat aparat kepolisian kewalahanWalau kondisi pesawat mengalami rusak berat,patah dan salah satu mesinnya lepas,namun kecelakaan ini tak menimbulkan korban meninggal dunia
Bambang Noroguntoro kepada Radar Sorong mengatakan pesawat yang terbang dari Makassar ini sempat tertunda keberangkatannya di Sorong karena cuaca burukNamun kemudian tetap terbang ke Manokwari meski cuaca tak bersahabatIa menduga,cuaca buruk serta tak berfungsinya rem menjadi penyebab kecelakaanPesawat yang landing di ujung 35 pada saat kondisi landasan pacu berair.Bambang mengaku tidak mendengar adanya tanda-tanda pengereman‘’Kalau pesawat landing akan terdengar bunyi rem, apalagi saat landasan basahTapi,tadi tidak ada tanda-tanda pengeremanSehingga pesawat over run dan lewati resa (ujung landasan) dan kemudian masuk ke sungai,’’ jelasnya.
Dikatakan lagi, pilot pesawat sudah diingatkan agar menunggu sesaat di Sorong karena cuaca di Manokwari sedang burukTapi,sebelumnya sekitar pukul 09.30 WIT,pesawat Batavia Air yang juga terbang dari Sorong mendarat mulus di Manokwari meski hujan derasMungkin karena itu pula, maka Pilot Djoko Sugianto tetap nekad untuk terbangBambang menduga pilot tak mampu mengendalikan pesawatnya dan keluar landasan.(lm/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beras Menghilang, Warga Makan Singkong
Redaktur : Auri Jaya