KAIRO - Mesir setelah lengsernya Hosni Mubarak bukan lagi tetangga yang manis bagi IsraelKemarin (20/8) satu di antara dua saja negeri Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan negeri Yahudi tersebut menarik duta besarnya di Tel Aviv, Yasser Reda.
Itu dilakukan Kairo sebagai bentuk protes atas terbunuhnya lima polisi Mesir di tangan pasukan Israel Kamis lalu (18/8) di kawasan perbatasan dua negara di Sinai
BACA JUGA: Siap Hadapi Bajak Laut, Relawan RI Berangkat ke Somalia
Kairo menganggap Tel Aviv bertanggung jawab secara legal dan politis atas kejadian tersebut.Tel Aviv telah berjanji untuk menginvestigasi secara tuntas insiden tersebut
BACA JUGA: Rusia Toleransi Rezim Assad
Karena itu, pemerintahan interim Mesir memilih untuk menarik Dubes Reda hingga mendapat penjelasan menyeluruh mengenai penembakan tersebut."Israel dan semua negara lain harus paham sekarang bahwa Mesir tak lagi berada di era ketika kami diam saja saat anak-anak kami terbunuh," ujar Amr Moussa, mantan pemimpin Liga Arab yang menjadi salah seorang kandidat kuat presiden Mesir pada pemilu mendatang, seperti dikutip The Guardian
Keputusan pemerintahan interim Mesir itu disambut positif oleh para demonstran yang selama dua hari terakhir mengurung Kedubes Israel di Kairo
BACA JUGA: Taliban Serang Kedubes Inggris, 9 Tewas
"Kami tak lagi mau ada hubungan apa pun antara Mesir dan IsraelIsrael mesti sadar, Mesir tak lagi di bawah Mubarak," ujar Ahmed Aggoura, salah seorang pentolan demonstran, kepada BBC.Para demonstran juga menuntut Dubes Israel di Kairo diusirMereka pun membawa poster mendiang mantan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser yang dikenal sangat anti-IsraelJumat lalu (19/8) demonstran di Konsulat Jenderal Israel di Alexandria berhasil menurunkan bendera negeri yang terbentuk pada 1948 itu dan menggantinya dengan bendera Mesir serta Palestina
Penarikan Dubes dari Tel Aviv itu menandakan titik terendah hubungan antara Mesir dan Israel selama tiga dekade terakhirSelama Mubarak berkuasa sejak 1981 hingga lengser pada Februari lalu, Mesir selalu membebek keinginan Israel yang di-back up Amerika SerikatTermasuk, ketika Tel Aviv meminta Mesir menutup perbatasan dengan Jalur Gaza yang dikuasai kelompok radikal Hamas.
Israel memang bakal sangat terjepit kalau sampai bermusuhan dengan MesirSebab, itu akan memberi jalan bagi kelompok-kelompok perlawanan Palestina untuk melakukan konsolidasi kekuatan serta mendatangkan persenjataan melalui Mesir
Sebagai kompensasinya, Kairo mendapatkan bantuan finansial dari Washington yang jumlahnya terbesar jika dibandingkan dengan semua donasi luar negeri yang diberikan negeri adidaya ituNamun, mayoritas bantuan tersebut bermuara di kantong Mubarak dan kroni-kroninya
Penembakan Kamis lalu merupakan buntut tewasnya delapan warga Israel karena serangan di Eliat, kota peristirahatan di Laut Merah, yang diduga dilakukan kelompok radikal dari Gaza, Kelompok Perlawanan PopulerPasukan Israel lantas memburu para penyerang hingga menyeberang perbatasan Mesir dan terjadi adu senjata yang mengakibatkan tewasnya lima polisi Mesir
Merespons kemarahan tetangga penting mereka itu, Israel berusaha mendinginkan suasana"Tak ada yang berniat melukai personel keamanan Mesir," ujar Amos Gilad, pejabat di Kementerian Pertahanan Israel, kepada radio Israel"Yang jadi pertanyaan adalah apa yang sebenarnya terjadi di lapangan dan inilah yang sedang diselidiki," sambungnya
Sebelumnya, Israel mengeluarkan pernyataan yang membuat merah kuping kabinet MesirYakni, mereka menganggap Mesir gagal mengontrol keamanan wilayah perbatasan sehingga militan dari Gaza bisa dengan gampang menyeberangKairo langsung menuntut Tel Aviv menarik pernyataan tersebut dan meminta maaf
Sementara itu, saling serang antara Israel dan kelompok-kelompok perlawanan di Jalur Gaza terus berlangsung kemarinSebagai balasan atas serangan udara Israel pada Jumat lalu (19/8) yang menewaskan 12 warga Gaza, setidaknya 19 roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel dan melukai beberapa orang(c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom 10 Kg Tewaskan 43 Jamaah Masjid Pakistan
Redaktur : Tim Redaksi