jpnn.com - JAKARTA--Metode "paku bumi" yang dilakukan tenaga ahli asal Afrika Selatan ternyata ampuh memadamkan kebakaran hutan dan lahan. Hal ini menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei sudah diujicoba di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, di mana metode ini telah berhasil menekan secara drastis titik api di kawasan konsensi Air Sugihan.
"Saya cukup terkesan, setelah melihat langsung cara tenaga ahli asal Afrika Selatan memadamkan api dengan metode yang disebut paku bumi sama tenaga kerja Indonesia di sana, ke depan model ini akan diadopsi," kata Willem dalam keterangan persnya, Rabu (11/11).
BACA JUGA: Saksikan Papa Kaligis Jadi Terdakwa, Velove Vexia Diam Seribu Bahasa
Dijelaskannya, metode ini dilakukan 65 tenaga ahli asal Afrika Selatan yang didatangkan APP Sinar Mas sejak Jumat (6/11). Mereka berasal dari perusahaan profesional Working on Fire yang berpengalaman menangani kebakaran dalam cuaca ekstrem di hutan Afrika.
Dalam metode itu, tenaga ahli menggunakan pipa sepanjang 1,5 meter dengan diameter sekitar 15 cm yang mengalirkan air ke dalam tanah. Air tersebut sudah dicampur dengan cairan kimia sehingga sangat efektif memadamkan bara api di lahan gambut.
BACA JUGA: Versi Survei: Rizal Ramli Jadi Menteri Paling Fenomenal, Kok Bisa?
Awalnya, tenaga ahli ini memilih lokasi yang akan diinjeksi menggunakan kamera geothermal untuk mendapatkan data kondisi suhu.
"Dari lokasi yang akan dipilih ini, rata-rata bersuhu 120 derajat hingga 240 derajat, kemudian dipilih lokasi bersuhu 180 derajat untuk persentase. Kemudian, pipa dimasukkan ke tanah, lalu dimasukkan air, tak berapa lama bunyi keluar dari tanah tanda uap air muncul. Lalu setelah dicek, benar, suhu sudah turun menjadi 50 derajat, artinya kebakaran di bawah tanah sudah padam," beber Willem.
BACA JUGA: Sebelum Diperiksa, OC Kaligis Curhat Soal Gula Darah
Menurut Willem, metode ini sangat efektif untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan kategori masif yang sudah menyebar karena langsung menuju ke titik api. Alat pipa injeksi bisa mengatasi untuk areal terbakar seluas 100x25 meter dengan waktu pemadaman total selama enam jam.
Tapi, untuk mengatasi kebakaran yang baru terjadi, lanjut Willem, yang paling efektif adalah penyemprotan langsung oleh personel darat dan bantuan armada udara.
"Ke depan, Indonesia akan mengadopsi metode tenaga ahli Afsel ini karena tidak memerlukan teknologi tinggi. Ini akan digunakan di seluruh daerah, untuk saat ini Sinar Mas sendiri sudah memperbanyak hingga 200 buah," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri: Wartawan Jangan Takut, Kami akan Mengamankan!
Redaktur : Tim Redaksi