Minta Kasus Novel Baswedan Diungkap, ICW Surati Presiden Jokowi

Senin, 31 Juli 2017 – 10:46 WIB
Presiden Jokowi. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch Tama S. Langkun menuliskan surat untuk Presiden Joko Widodo.

Lewat surat itu, Tama meminta Presiden untuk mengungkap kasus teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan. Pada 11 April 2017, Novel disiram dengan air keras.

BACA JUGA: Kombes Argo Ingatkan Novel Baswedan Tak Rendahkan Kepolisian

Penyiraman tersebut berdampak pada bagian mata Novel. Dia kini masih menjalani perawatan di Singapura.

"Saya ingin Bapak Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk menuntaskan kasus teror terhadap Novel Baswedan dan juga KPK," kata Tama, Senin (31/7).

BACA JUGA: Penjelasan Pak Jokowi Soal PT 20-25 Persen Dinilai Menggelikan

Dia mengatakan, pembentukan TGPF karena diyakini aktor utama pelaku penyerangan punya posisi kuat, bahkan tidak tersentuh. Sehingga, perlu langkah luar biasa dan pengawasan langsung dari Presiden.

"Kedua, mengingatkan kembali janji Bapak Presiden Joko Widodo untuk memperkuat KPK," ucap Tama.(gil/jpnn)

BACA JUGA: Pak Jokowi, Ini Ada Saran dari Ekonom Dradjad Wibowo soal Dana Haji


Berikut isi lengkap surat dari Tama untuk Presiden Jokowi:

Kepada Yth.
Bapak Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia

Dengan Hormat,
Perkenalkan, saya adalah Tama Satrya Langkun, Aktivis antikorupsi dan bekerja di Indonesia Corruption Watch (ICW). Semoga Bapak Presiden Joko Widodo dalam keadaan sehat dan dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Saya mendengar Bapak Presiden hari ini memanggil Jend. Pol. Tito Karnavian untuk meminta penjelasan tentang perkembangan penyelidikan kasus teror terhadap Novel Baswedan, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak Novel disiram air keras oleh orang yang tidak kenal pada 11 April 2017 lalu dan menjalani perawatan medis di Singapura, hingga saat ini pelaku belum juga ditemukan. Teror terhadap Novel diyakini karena berkaitan dengan penanganan kasus korupsi yang ia atau KPK tangani.

Bapak Presiden, teror serupa Novel Baswedan juga pernah saya alami pada tahun 2010 silam. Pada 8 juli 2010 lalu, saya diserang orang tidak dikenal dan berakibat pada 29 jahitan di kepala serta menjalani perawatan selama 5 hari. Teror terhadap saya diduga terkait dengan penelusuran ICW atas dugaan korupsi yang terjadi di negeri ini.

Pasca teror itu terjadi, simpati dan kecaman muncul dari Presiden, Kapolri dan Kapolda Metro Jaya. Presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono bahkan sempat membesuk saya dirumah sakit. Tapi hingga 7 tahun berlalu, pelaku teror terhadap saya juga belum ditemukan hingga hari ini. Janji penuntasan kasus teror akhirnya hanyalah janji semata. Saya berupaya melupakan hal ini meskipun terasa menyakitkan. Namun demikian hal ini tidak menyurutkan semangat saya untuk berjuang memberantas korupsi.

Belajar dari pengalaman diatas, saya berharap Bapak Presiden Joko Widodo, dapat mengambil langkah tegas dalam mendorong pengungkapan kasus teror terhadap Novel Baswedan. Saya ingin Bapak Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk menuntaskan kasus teror terhadap Novel Baswedan dan juga KPK. Saran pembentukan TGPF ini didasarkan dua alasan. Pertama, diyakini bahwa aktor utamanya sementara ini punya posisi yang kuat bahkan tidak tersentuh. Sehingga perlu langkah luar biasa dan pengawasan langsung dari Presiden. Kedua, mengingatkan kembali janji Bapak Presiden Joko Widodo untuk memperkuat KPK.

Demi NKRI dan Indonesia Bersih dari korupsi, biarlah kasus teror terhadap saya tidak terungkap, namun saya punya keinginan kuat agar pelaku teror terhadap Novel Baswedan bisa ditemukan dan selanjutnya diproses secara hukum. Penuntasan kasus teror ini sekaligus menjadi bentuk komitmen Pemerintahan Bapak Joko Widodo dalam mendukung upaya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

Demikian yang bisa saya sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Salam Antikorupsi
Jakarta, 31 Juli 2017


Tama Satrya Langkun
Aktivis Antikorupsi
Koordinator Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Dorong SMK dan Pesantren Ikut Mewujudkan Kemandirian Industri


Redaktur & Reporter : Gilang Sonar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler