Moeldoko Membekingi Ponpes Al Zaytun? Pihak yang Memainkan Isu Siap-siap Saja

Senin, 03 Juli 2023 – 21:28 WIB
Ilustrasi - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko angkat bicara soal tudingan membekingi Ponpes Al Zaytun. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko bersuara lantang terhadap pihak yang memainkan isu menuding dirinya membekingi Pondok Pesantren Al Zaytun.

Moeldoko menegaskan dirinya seorang mantan Panglima TNI, bukan seorang preman yang kerap terlibat aksi beking membeking.

BACA JUGA: Moeldoko Bantah jadi Beking Ponpes Al Zaytun: Saya Juga Bisa Marah

"Jangan mantan Panglima dibilang beking, memang gue preman apa? Enggak benar nih."

"Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Gedung Bina Graha Jakarta, Senin (3/7).

BACA JUGA: Begini Kata Brigjen Djuhandhani soal Pemeriksaan Panji Gumilang

Moeldoko mengatakan dirinya sudah mengetahui siapa pihak yang memainkan isu tersebut.

"Saya sudah tahu siapa yang 'goreng' itu, saya sudah tahu. Tujuannya apa saya tahu," ucap Moeldoko tanpa menyebutkan nama atau pihak tertentu.

BACA JUGA: Al Zaytun Picu Fitnah, TGB Minta Pemerintah Segera Bertindak Tegas

Moeldoko tidak menampik mengenal pengasuh Ponpes Al Zaytun yakni Panji Gumilang.

Berkaitan dengan pemeriksaan yang dilakukan Bareskrim Polri terhadap Panji Gumilang atas dugaan penistaan agama, Moeldoko mempersilakan hal tersebut.

"Ya, periksa saja, kenapa? Sebagai warga negara enggak ada kekebalan, siapa saja, periksa saja."

"Saya sering menegaskan, saya sudah bicara ke Pak Panji Gumilang, 'hey macam-macam gue orang pertama yang akan beresin', itu. Jadi, saya mulai (masih menjabat) Pangdam itu sudah datang ke Al Zaytun, untuk melihat secara pasti apa yang dilakukan di sana," katanya.

Dia menekankan apabila dulu melihat ada penyimpangan, maka dirinya yang akan bertindak saat itu juga.

Adapun Moeldoko mengaku tidak berkomunikasi dengan Panji Gumilang selama polemik terkait Al Zaytun belakangan muncul, karena tidak ingin dianggap mengintervensi.

"Enggak, entar (nanti) komunikasi dibilang intervensi. Biar saja berjalan, prinsip sebagai warga negara, (kalau) salah, (ya) tindak."

"Namun, jangan karena persepsi yang berkembang, mengadili seseorang, itu yang saya tekankan."

"Di sana ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri. Ambil langkah-langkah, apakah itu persuasif bersifat mendidik, apakah itu law enforcement, ada instrumennya, kenapa mesti berspekulasi," kata Moeldoko. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh soal Ponpes Al Zaytun, TGB Zainul Majdi Sampaikan Pesan Begini


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler