Moral Manajerial BI Dinilai Masih Rendah

Kamis, 11 Maret 2010 – 21:08 WIB
JAKARTA - Beberapa tahun terakhir, pengawasan bank yang menjadi tanggungjawab dan tugas utama Bank Indonesia (BI), dinilai masih lemah dan tidak signifikan menunjukkan perbaikanSalah satunya terbukti dari pengungkapan yang dilakukan Pansus Century di DPR RI.

Kepada wartawan, Kamis (11/3), ekonom Danareksa Research, Purbaya Yudhi Sadewa, di kantor Kementrrian Keuangan, mengatakan bahwa lemahnya pengawasan yang dilakukan BI bukan karena sistemnya, melainkan karena masih rendahnya moral perilaku orang-orang yang duduk di manajerial BI

BACA JUGA: Dana Stimulus untuk Industri Kreatif

"Kalau melihat kapasitas orang-orang yang di BI itu, secara otak, mereka itu bukan orang bodoh
Mereka itu semuanya pintar-pintar

BACA JUGA: Penyerapan Dana Stimulus Rendah

Tapi secara moral mereka masih kurang, dan itulah yang perlu dibenahi
Agar nantinya ketika melakukan pengawasan bisa lebih baik lagi," kata Purbaya.

Bertahun-tahun, pengawasan yang dilakukan BI, kata Purbaya, tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan

BACA JUGA: Perluas Pasar Afrika, Indonesia Ikut Pameran di Kairo

Meski penyelamatan pada bank-bank yang berdampak krisis berhasil dilakukan, namun kasus Century kembali menjadi salah satu contoh kinerja buruk moralitas orang-orang di BI.

"Agar pengawasan di BI itu baik, orang-orang yang dinilai tidak baik harusnya dirotasiSebelum ditempatkan di BI, kalau perlu disekolahkan agama duluYang Islam, ya, masuk pesantren dululahBegitu juga dengan yang Kristen, Budha atau HinduJadi biar ada pondasi moralnya dalam melakukan pengawasanKarena sudah bertahun-tahun, pengawasan BI masih saja lemah," kritik Purbaya.

Purbaya mengatakan bahwa sebenarnya bila bicara sistem, BI telah memiliki sistem yang bagus"Sudah cukup lumayanlah menghadapi serangan dan tantangan, namun tetap memiliki kelemahanKelemahan sistem inilah yang harus diperbaikiSalah satunya yaitu dari moral orang-orang yang duduk di sanaKalau memilih orang untuk duduk di BI, ya, kalau bisa publik harus tahuHarus transparan," usulnya.

Sementara itu, ekonom dari Standard Chartered, Fauzi Ikhsan, kepada wartawan di tempat yang sama, mengatakan bahwa sebenarnya pengawasan bank yang dilakukan BI telah menunjukkan hasil kerja yang positifPaling tidak katanya, hasil kerja BI lebih baik dibandingkan saat Indonesia menghadapi krisis tahun 1997-1998 lalu.

"Buktinya di tahun 2007, saat Indonesia dihadapkan pada tantangan krisis, bank yang tutup cuma ada satu dan satu bank lainnya diselamatkanJadi sebenarnya sudah lebih baikJadi kalau dibilang gagal itu, ya, tahun 1997-1998Karena saat itu banyak bank yang melanggar(Sementara) terbukti sistem keuangan Indonesia bisa dibilang lebih sehat dan kuat, jauh dibandingkan Amerika dan Eropa," kata Fauzi pula(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Politik Jangan Ganggu APBN-P


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler