JAKARTA - Tertangkapnya kapal nelayan Malaysia, beberapa hari lalu, tak lepas dari persoalan perbatasanMereka ditangkap karena dinilai melanggar perbatasan Indonesia
BACA JUGA: Izin Impor Gula Tak Diperpanjang
"Ada kecenderungan untuk mengulur-ulur waktu untuk bicara masalah wilayah dan perbatasanBACA JUGA: Hubungan Pertamina-BP Migas Memanas
Kasus demi kasus akan terus terjadi, dan Kemenlu minta untuk Cooling down agar diselesaikan secara diplomatis,"ujar Hassan Wirajuda, mantan menteri luar negeri RI di sela-sela penandatanganan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Kadin di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (14/4)Dijelaskan, masalah yang terjadi di lapangan karena tidak adanya ketegasan perbatasan."Pemerintah harus segera mempertegas perbatasan, jangan memberikan toleransi kapal asing masuk," tuturnya.
Persoalan lain yang belum juga kelar adalah ikan impor
BACA JUGA: Laba Anjlok, Penjualan Naik Tipis
Peraturan pemerintah dengan tegas mengatakan ikan impor dilarang keras masuk ke pasar dalam negeriArtinya produsen dalam negeri harus terus meningkatakan hasil produksinya untuk memenuhi pasar dalam negeri"Mungkin produksi olahan dalam waktu dekat akan mengalami kekurangan, hal itu dapat diatasi dengan memaksa sentra Makassar dan Surabaya untuk meningkatkan produksi," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.Saat ini terdapat 116 balai budidaya di Indonesia yang perlu didorong untuk produksi benih bibit dan pakanSehingga, dengan meningkatkan produksi dalam negeri bisa menjadi solusi kelangkaan sesaat ikan
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan, motivasi pengusaha untuk peningkatan produksi bisnis perikanan saat ini masih 20 persen dari 60 ribu pengusaha yang ada."Keamanan untuk pengusaha perikanan belum tegas, berbeda dengan di negara tetangga seperti MalaysiaBunga untuk nelayan misalnya hanya 1 persenBegitu juga dengan kemudahan investasi, dibutuhkan adanya ketegasan batasan dan sebisa mungkin jangan mempersulit pengusaha untuk mengembangkan usahanyaKalau enggak, diambil oleh negara lain," ujarnya.
Langkah selanjutnya, pengusaha nasional yang memiliki produk-produk yang kuat dalam negeri harus didorong"Pada dasarnya kita jangan terpancing oleh free trade, kita memiliki produk unggulan seperti salmon, ekor kuning, dan banyak lagi yang bisa kita ekspor ke luar untuk meningkatakan kesejahteraan nelayanSebaliknya, untuk kebutuhan nasional masih banyak yang bisa kita maksimalkanHanya, produksi nelayan masih sedikit dan belum bisa memenuhi pasar, sehingga mengandalkan impor yang harganya lebih murah," jelas Yugi(nel)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Bisnis Kuliner Nusantara
Redaktur : Tim Redaksi