Mubaligh Tak Perlu Takut Aparat

Kamis, 12 Mei 2011 – 18:30 WIB
JAKARTA—Berbagai aksi teror bom dan gerakan radikal keagamaan, akhir-akhir ini sering sekali dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di mesjid-mesjid ataupun di pesantren-pesantrenBahkan tak jarang, aktifitas para mubaligh hingga sampai isi ceramah agama juga turut mendapat perhatian

BACA JUGA: Hadapi Radikalisme, SBY Ingin Berdakwah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Syuhada Bahri mengatakan, wajar saja bila aparat keamanan meningkatkan pengawasan
Namun pengawasan yang berlebihan pada para mubaligh justru dinilai akan berdampak buruk.

‘’Dakwah itu kalau benar, dia akan mengawasi dirinya sendiri, jadi tidak perlu diawasi

BACA JUGA: Demokrat Minta Politisasi Gedung Baru DPR Disudahi

Jangan sampai pengawasan menimbulkan rasa takut di kalangan mubaligh,’’ kata Syuhada usai bertemu dengan Presiden SBY di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/5).

Dakwah dibawah pengawasan aparat keamanan kata Syuhada, pernah menjadi bagian sejarah juru dakwah di Indonesia
Justru akibat rasa takut ketika berdakwah, pemahaman yang disampaikan menjadi tidak benar karena pengawasan yang begitu ketat.

DDII pun saat ini sudah siap melakukan metode-metode dakwah baru, seperti akan melakukan kaderisasi ulama agar benar-benar bisa memahami Islam sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw dan sahabat

BACA JUGA: Dobel Bujet, 560 Anggota Dewan Dapat Pulsa Rp 151 Miliar

‘’Yang paling luarbiasa, Bapak presiden juga akan ikut menuangkan pemikirannya dalam kegiatan-kegiatan dewan dakwah untuk menjadi pedoman juru dakwah,’’ kata Syuhada.

Syuhada juga sempat menyinggung soal kian banyaknya ulama ikut berpolitikKatanya, hal tersebut menjadi sah-sah saja sepanjang tidak melupakan jati dirinya sebagai seorang ulama‘’Jangan sampai tanggungjawabnya pada umat ditinggalkanSelagi masih bisa membedakan tugas politik dan tugas ulama, saya kira sah-sah saja,’’ kata Syuhada.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panwaslu Endus Indikasi Pelanggaran DPT


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler