Mubarok Tuding JK Tak Dukung Kerja SBY

Selasa, 21 April 2009 – 16:37 WIB
JAKARTA – Wakil Ketua Umum  Partai Demokrat Achmad Mubarok kembali bikin kejutanSetelah sebelumnya memprediksi Partai Golkar hanya akan mengantongi 2,5 persen suara pada pemilu legislatif,  hari ini ia menuding Jusuf Kalla (JK), sebagai wakil presiden tidak mendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam melaksanakan tugas-tugas kenegaraan.

“Dulu JK itu diharapkan SBY untuk mendukung tugas-tugas presiden

BACA JUGA: Pengacara Kelompok Palembang Kecewa

Tapi dalam prakteknya tidak,” kata Achmad Mubarok, dalam diskusi bertema 'Hubungan Presiden dan Wakil Presiden' di press room DPR, Jakarta, Selasa (21/4)
Bersama Achmad Mubarok, juga tampil sebagai pembicara Pakar Hukum Tata Negara DR Margaretho Kamis dan Pelaksana Ketua PKN Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Roy BB Janis.

Achmad Mubarok mengungkap salah satu sikap Wapres JK yang dinilainya tidak mendukung bahkan menentang Presiden SBY

BACA JUGA: Divonis 5 Tahun Karena Bantu Kelompok Palembang

“Soal pembentukan Unit Kerja Presiden Untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R), misalnya
Meski presiden telah memutuskan UKP3R itu perlu, tapi wakil presiden secara tegas menyatakan itu tidak perlu,” tegas Achmad Mubarok.

Secara konstitusi, lanjutnya, memang tidak ada keharusan presiden untuk memintakan pendapat wakil presiden

BACA JUGA: BPK Ungkap Borok Otda

Tapi saat itu ada sebuah arus kuat yang meminta presiden untuk memberdayakan wakilnyaTapi, dalam prakteknya, ketika posisi wapres itu mulai diberdayakan yang terjadi justru kontra produktif.

Dia juga membantah bahwa peranan wapres dalam membangun perdamaian di Nanggroe Aceh Darrusalam (NAD) sepenuhnya inisiatif Wapres Jusuf Kalla“Itu adalah inisiatif Presiden SBYSementara Wapres JK diberi tugas oleh presiden untuk mengelola perdamaian di sanaKendali tetap di tangan presiden,” kata Achmad Mubarok.

Menjawab pertanyaan pers tentang kesan sebagai seorang peragu yang dimiliki oleh SBY,  Achmad Mubarok pun membantah“SBY itu bukan sosok peraguTapi beliau lebih bersikap hati-hati dalam menyikapi banyak halBeda peragu dengan hati-hati sangat tipisDemikian juga halnya antara cepat dan keliru, juga sangat tipis,” ujarnya, menyindir sikap JK, yang mengusung tema lebih cepat lebih baik.

Namun dia memastikan bahwa Ketua Dewan Pembina dan DPP Partai Demokrat saat ini tidak dalam posisi akan meninggalkan Partai Golkar“Tapi juga tidak ada jaminan dari Partai Demokrat untuk membangun koalisi dengan Golkar, karena soal rencana koalisi dengan siapa pun, kecuali Partai PDIP dan Gerindra, sudah diserahkan ke Tim 9 DPP Partai Demokrat,” imbuh Achmad Mubarok(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Haji 2007, Penyelenggaraan Terburuk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler