jpnn.com - JAKARTA – Situasi nasional pasca aksi 4 November mulai mendingin.
Tidak hanya di dunia nyata, namun tensi di dunia maya juga ikut turun.
BACA JUGA: Penegakan Hukum Kasus Penodaan Agama Tergantung Selera Massa
Pesan-pesan damai perlahan mulai menggantikan dominasi pesan bernada kebencian dan hujatan.
Situasi tenang itu diharapkan bisa berlangung terus menerus.
BACA JUGA: Sori, 8 Juta Keping e-KTP Tak Bisa Dicetak Tahun Ini
Hal itu disampaikan Menkominfo Rudiantara di kantor Presiden kemarin (15/11), usai mendampingi Presiden Joko Widodo menemui Chairman Plug And Play.
Dia menunjukkan grafik penggunaan kata di media sosial. ’’Kami catat ada 516 ribu postingan,’’ ujarnya sembari menunjukkan grafik aktivitas media sosial.
BACA JUGA: Ssttt... Inilah Area-Area Rawan Pungli di Kemendagri
Postingan itu diominasi Twitter, disusul Facebook dan media sosial lain
Per 14 November lalu, kata atau frasa yang paling dominan digunakan di media sosial adalah ’’damai’’ dan ’’aktor politik’’.
Disusul ’’Jakarta’’, ’’dengan’’, ’’untuk’’, ’’tidak’’, dan ’’dalam’’.
’’Tebal tipisnya, besar kecilnya, itu menunjukkan frekuensi,’’ lanjutnya.
Frasa seperti ’’almaidah 51’’, ’’ presiden jokowi’’, dan ’’habib rizieq’’ juga masih ada dengan frekuensi yang lebih kecil.
Kata ’’ahok’’ justru tidak muncul, tenggelam oleh kata lainnya yang lebih sering digunakan.
Rudi menjelaskan, sejak 1 November lalu, aktivitas di media sosial meningkat.
Sempat turun sedikit pada 3 November, kemudian meningkat tajam pada 4 November.
Pasca 4 November, grafiknya makin menurun. ’’Dari sisi konten juga makin sejuk. Sebelumnya kan medeni (menakutkan),’’ tambahnya.
Sementara itu, Apapun hasil gelar perkara terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama tidak boleh sampai membuat situasi negara menjadi tidak aman. (byu/mia/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Harus Antisipasi Tantangan Global
Redaktur : Tim Redaksi